Alat Panggang Tenaga Surya Wilson, Bisa Digunakan Sepanjang Hari!

Reading time: 2 menit
Foto: Derek Ham/Inhabitat.com

Jika kita di sini gemar menyantap sate setelah terlebih dulu memasaknya di atas bara api, warga di Amerika Serikat pada umumnya menghabiskan waktu di akhir pekan dengan acara barbekyu. Ternyata acara yang sudah menjadi budaya kuliner tersebut termasuk kegiatan yang memberikan dampak buruk untuk lingkungan.

Saat kita menggunakan alat untuk membakar makanan, maka apapun yang kita gunakan mulai dari arang, serpihan kayu ataupun gas propan, proses pembakaran tersebut melepaskan emisi gas yang akan menurunkan kualitas udara di sekitarnya.

Dengan alat pembakaran bertenaga surya, emisi gas dapat ditekan, namun kita masih mengalami keterbatasan karena alatnya hanya bisa digunakan pada siang hari. Jika kita membakar sate atau sosis pada malam hari, mau tidak mau kita kembali ke pilihan lama: arang atau bahan bakar lain.

Foto: Derek Ham/Inhabitat.com

Foto: Derek Ham/Inhabitat.com

Sekarang tersedia solusi untuk membakar makanan di malam hari. Seorang profesor dari MIT bernama David Wilson, menciptakan sebuah alat pembakaran bertenaga surya yang bisa digunakan di malam hari. Alat ini tidak lama lagi akan beredar di pasaran. Pembakaran bertenaga surya ini merupakan solusi untuk masyarakat di negara berkembang yang biasanya tidak punya pilihan lain selain menggunakan kayu bakar dalam kesehariannya.

Teknologi yang digunakan David Wilson dalam alat pembakaran ini mampu mengumpulkan energi dari sinar matahari dan menyimpannya dalam bentuk energi panas laten sehingga alat ini bisa digunakan memasak selama 25 jam pada temperatur 230 derajat Celcius.

Alat ini menggunakan lensa Fresnel untuk mengumpulkan energi matahari. Energi tersebut akan memanaskan bahan Lithium Nitrat yang berada di bagian bawah. Lithium nitrat inilah yang berfungsi seperti baterai , menyimpan energi panas dan melepas energinya dengan proses konveksi.

Alat Panggang Tenaga Surya Wilson. Foto: Derek Ham/Inhabitat.com

Alat Panggang Tenaga Surya Wilson. Foto: Derek Ham/Inhabitat.com

Seperti dikutip dalam laman Inhabitat, David Wilson menjelaskan “saat ini banyak alat masak bertenaga surya, namun tidak banyak yang menggunakan teknologi penyimpanan panas-laten”.

David mengembangkan ide alat masak ini setelah pulang dari Nigeria. Di negara tersebut ia mengamati warga yang menggunakan kayu bakar untuk memasak yang menimbulkan beberapa permasalahan baru. Asap pembakaran yang dihasilkan kayu bakar biasanya berujung pada penyakit pernafasan dan terlebih lagi berpengaruh besar pada penggundulan hutan, termasuk kasus pemerkosaan di hutan terhadap para wanita yang mencari kayu bakar di sana.

Penulis: NW/G15

Top