EcoTouch ID Buat Alat Peredam dari Limbah Tekstil

Reading time: 2 menit
EcoTouch memanfaatkan sampah tekstil menjadi peredam suara. Sumber: EcoTouch
EcoTouch memanfaatkan sampah tekstil menjadi peredam suara. Sumber: EcoTouch

Limbah tekstil yang kian menumpuk bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan yang serius. Perusahaan daur ulang asal Bandung, EcoTouch ID telah menangkal hal itu dengan memanfaatkan sampah tekstil menjadi peredam suara.

EcoTouch merupakan sebuah perusahaan daur ulang limbah tekstil. Perusahaan tersebut menghasilkan alat peredam suara. Tak hanya itu, sisa dari bahan tekstil yang ada juga dijadikan benang daur ulang.

Brand Communications and Sustainability Manager EcoTouch, Agnes Kiki mengatakan inisiasi ini sudah ada sejak tahun 2021. Hal itu merupakan sebuah tanggung jawab dari salah satu perusahaan garmen di Bandung. Sisa dari olahan pabrik mereka akan akan didaur ulang sebagai peredam.

Limbah dari sisa produksi banyak banget dan itu di-upcyle. Oleh sebab itu, kami cacah untuk dibuat lagi. Tahun 2021 kami melihat tren sampah tekstil dari masyarakat. Kami lalu eksplor ke komunitas dan bank sampah,” kata Agnes kepada Greeners baru-baru ini. 

Menurut Agnes, sampah tekstil siklusnya terus naik setiap tahun. Oleh sebab itu, EcoTouch terus memperluas kerja sama dengan masyarakat. Khususnya melibatkan bank sampah dan komunitas dalam mengumpulkan sampah tekstil atau pakaian bekas untuk daur ulang.

BACA JUGA: FaBRICK, Batu Bata Dekoratif dari Limbah Tekstil

EcoTouch memiliki prinsip dalam menjalankan usahanya. Pertama, mendidik. EcoTouch mencoba mengedukasi masyarakat dari berbagai latar belakang mengenai dampak limbah tekstil terhadap lingkungan.

Kemudian, EcoTouch berkomitmen memberikan proses yang transparan dan bertanggung jawab kepada seluruh pemangku kepentingan dalam setiap proses. Mulai dari pengumpulan, pemilahan, dan daur ulang limbah tekstil.

Sampai saat ini, alat peredam dari EcoTouch bermanfaat sebagai isolasi ruang mesin, isolasi ruang audio visual, dan isolasi ballroom hotel. Pengirimannya pun sudah mencakup seluruh wilayah Indonesia.

Lewati Proses Panjang

Dalam memproduksi alat peredam berbahan limbah tekstil tidak bisa sembarangan. Butuh melewati proses panjang. EcoTouch hanya menggunakan bahan berjenis denim.

Pertama-tama, EcoTouch mengumpulkan sampah tekstil di Jakarta. Selanjutnya, EcoTouch memilah sampah tekstil berdasarkan jenis kain dan memisahkan semua aksesorisnya.

Eco Touch memanfaatkan sampah tekstil menjadi peredam suara. Sumber: Eco Touch

EcoTouch memanfaatkan sampah tekstil menjadi peredam suara. Sumber: EcoTouch

Langkah selanjutnya, pakaian yang sudah tersortir akan dipotong menjadi potongan-potongan serta merobek bukaan serat dengan menggunakan mesin sobek. Tahap terakhir, seluruh potongan tersebut akan didaur ulang
menjadi produk baru (bahan insulasi bangunan dan benang daur ulang).

“Bagi pakaian yang tidak terpilih untuk dibuat menjadi peredam akan didonasikan ke berbagai mitra. Misalnya, disumbangkan ke panti asuhan, lanjut Agnes.

BACA JUGA: Industri Tekstil Harus Hentikan Kerusakan Lingkungan

Dukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Sementara itu, inisiatif yang EcoTouch ciptakan telah mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan secara global atau Sustainable Development Goals (SDGs).

“Dari segi SDGs global sudah ada goals untuk keberlanjutan. Kami sudah mendukung beberapa poin di dalam tujuan tersebut,” tambah Agnes.

Misalnya, poin nomor lima tentang gender equality. EcoTouch telah melibatkan para penenun tradisional untuk  menenun dengan menggunakan benang daur ulang yang EcoTouch hasilkan. Sehingga, dari pemberdayaan tersebut, EcoTouch telah memberikan sebuah pekerjaan baru dan membantu menambah penghasilan para penenun.

Kemudian, sisa limbah tekstil yang tidak bisa digunakan untuk produksi alat peredam, EcoTouch juga memanfaatkannya dengan membuat merchandise seperti tas, sarung tangan, dan apron. Hal itu telah membangun sirkular ekonomi yang sekaligus mendukung poin SDGs nomor 8 (decent work dan economic growth).

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top