FaBRICK, Batu Bata Dekoratif dari Limbah Tekstil

Reading time: 2 menit
Siapa sangka, batu bata ini berasal dari limbah tekstil. Foto: Treehugger

Jumlah limbah tekstil selalu meningkat di setiap tahunnya. Pada tahun 2020 saja, terdapat sekitar 18.6 juta ton limbah tekstil yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Jika permasalahan ini terus dibiarkan, para ahli memperkirakan sebanyak 150 juta ton limbah tekstil akan mencemari lingkungan pada tahun 2050.

Prihatin akan kondisi tersebut, seorang mahasiswa asal Prancis, Clarisse Merlet, berinisiatif untuk mengolah limbah tekstil menjadi sesuatu yang tidak biasa. Pada tahun 2018 silam, ia berhasil mengolah kembali limbah pakaian menjadi batu bata dekoratif yang unik dan menarik. FaBRICK merupakan nama dari batu bata dekoratif tersebut.

“Kami menemukan bahwa hanya sedikit orang atau perusahaan yang berkeinginan untuk mendaur ulang kembali limbah tekstil. Padahal, limbah tekstil memiliki banyak potensi dan cocok untuk konstruksi,” tulis FaBRICK dalam situs resmi mereka. “Tak banyak yang tahu bahwa kandungan kapas dalam limbah tekstil dapat berfungsi sebagai isolator yang sangat baik.”

Untuk menciptakan batu bata dekoratif FaBRICK, Clarisse beserta tim lainnya memanfaatkan limbah tekstil berupa pakaian robek yang berasal dari Normandia. Mereka membuat batu bata unik tersebut dengan menggunakan segala jenis kain katun, poliester, spandex, hingga PVC.

Kain-kain bekas tersebut selanjutnya Clarisse olah kembali dengan menggunakan alat kompresi mekanis hingga membentuk balok layaknya batu bata. Sebelum melewati proses pembentukan, limbah tekstil dicampurkan dengan lem organik terlebih dahulu. Pada tahapan akhir, batu bata FaBRICK harus melewati proses pengeringan selama dua minggu sebelum dapat diedarkan dan digunakan.

FaBRICK Telah Mendaur Ulang 12 Ton Limbah Tekstil

Dalam situs resminya, FaBRICK menjelaskan bahwa mereka telah membuat lebih dari 40.000 batu bata sejak tahun 2018. Dibutuhkan limbah tekstil sebanyak 12 ton untuk menghasilkan batu bata dengan jumlah tersebut.  Kebanyakan dari batu bata tersebut Clarisse salurkan pada pusat perbelanjaan dan toko pakaian.

Meskipun memiliki penampilan yang menarik, Clarisse mengakui bahwa batu bata FaBRICK belum bisa kita gunakan untuk pekerjaan struktural. Walau demikian, ia tetap berusaha untuk terus meningkatkan kualitas dari batu bata ciptaannya agar lebih kokoh dan lebih kuat lagi.

“Batu bata FaBRICK tahan akan api, kelembapan dan juga dapat kita jadikan isolator termal dan akustik yang sangat baik. Untuk saat ini, batu bata tersebut lebih cocok untuk dijadikan sebagai partisi ruangan atau sebagai dekorasi,” tulis mereka.

Sebagai informasi, batu bata dekoratif FaBRICK sendiri terdiri dari empat ukuran yang berbeda. Setiap batu bata terbuat dari limbah tekstil yang berbeda-beda, sehingga tidak ada satupun bata yang terlihat sama persis atau identik.

Penulis: Anggi R. Firdhani

Sumber:

Situs Resmi FaBRICK

Treehugger

Top