Ilmuwan Asal Jerman Berhasil Memanen Sayuran di Antartika

Reading time: 3 menit
antartika
Foto: DLR via Inhabitat.com

Apa yang terlintas dipikiran Anda ketika membayangkan kondisi lingkungan yang berada di daerah Kutub Utara atau Selatan? Dengan suhu rata-rata yang berada jauh di bawah nol derajat, sudah pasti daerah ini identik dengan suhu yang ekstrim, bersalju, memiliki suhu udara yang sangat dingin dan minim tanaman hijau. Namun harapan untuk bisa menanam tanaman hijau seperti di daerah kutub kini bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dilakukan. Sebuah rumah kaca di Antartika dikabarkan telah berhasil memanen berbagai sayuran hijau disana.

Seperti dilansir DW, sebuah greenhouse atau lebih dikenal dengan sebutan rumah kaca telah berhasil memanen sayuran untuk pertama kalinya di Antartika. Di rumah kaca yang bernama EDEN-ISS ini, seorang imuwan bernama Paul Zabel berhasil memanen berbagai jenis sayuran seperti salad, paprika, tomat, mentimun, dan lobak.

Proyek rumah kaca ini dipimpin oleh German Aerospace Center, Deutsches Zentrum für Luft- und Raumfahrt (DLR), sebuah lembaga yang menangani keteknikan penerbangan udara dan antariksa milik Jerman. Zebel dan para ilmuwan DLR awalnya mencoba eksperimen untuk menanam sayuran yang nantinya akan dijadikan pasokan makanan segar untuk astronot di Bulan dan Mars. Alasan mereka tertarik untuk melakukan percobaan di Antartika karena lokasi tersebut ideal menyesuaikan dengan proyek yang dirancang untuk mengatasi kekurangan makanan di iklim yang ekstrim.

antartika

Foto: DLR Germen Aerospace Center via Inhabitat.com

Dalam melakukan eksperimen rumah kaca di Antartika ini, Zebel juga dibantu oleh Alfred Wegener Institute, sebuah lembaga pusat penelitian kutub dan kelautan Jerman. Di rumah kaca yang terletak sekitar 400 meter (1.300 kaki) dari German Neumeyer-Station III Antartika, Zebel berhasil memanen sayuran tanpa tanah dan cahaya matahari sama sekali. Meskipun dalam percobaannya Zebel dan timnya yang terdiri dari 10 ilmuwan menghadapi banyak tantangan. Mulai dari kerusakan peralatan hingga turunnya suhu di bawah -20 derajat Celcius (-4 F).

“Setelah menabur benih pada pertengahan Februari, saya harus menghadapi beberapa masalah yang tidak terduga, seperti kegagalan sistem kecil dan badai terkuat dalam lebih dari satu tahun,” kata Zabel. “Untungnya, semua hal ini bisa diperbaiki dan diatasi.”

antartika

Foto: DLR Germen Aerospace Center via Inhabitat.com

Setelah tiga minggu pertama, Zebel dan timnya berhasil memanen 3,6 kilogram selada, 70 lobak dan 18 mentimun. Mereka menghabiskan sekitar tiga hingga empat jam sehari untuk merawat taman di dalam rumah kaca tersebut.

Untuk membuat tanaman tumbuh dan berkembang, para ilmuwan menggunakan siklus air loop tertutup dengan es yang dimurnikan dari dalam stasiun. Mereka menambahkan air ke larutan nutrisi yang nantinya disemprotkan ke tanaman setiap lima hingga 10 menit.

Rumah kaca EDEN-ISS ini juga dilengkapi dengan pencahayaan artifisial yang sesuai dengan sinar matahari. Dengan sistem LED khusus, lampu ini dapat dikendalikan secara individual dan dapat digunakan untuk menyinari tanaman selama 16 jam sehari. Adapun tangki karbon dioksida dalam rumah kaca digunakan untuk menjaga tingkat udara yang tepat untuk tanaman.

“Kami telah belajar banyak tentang cara budidaya tanaman dalam beberapa minggu terakhir,” ujar Daniel Schubert selaku manajer proyek kepada DW. “Sudah jelas bahwa Antartika adalah bidang uji yang ideal untuk penelitian kami.”

Sejauh ini, semua tanaman yang direncanakan telah berhasil tumbuh dengan baik di rumah kaca EDEN-ISS, termasuk lobak, salad, tomat, mentimun, paprika dan rempah-rempah termasuk kemangi, peterseli, bawang dan ketumbar. Namun, menurut Schubert para ilmuwan harus bersabar ketika menanam stroberi karena masih menunggu keberhasilan dari proses penaburan benihnya.

Proyek rumah kaca EDEN-ISS ini mengikuti jejak operasi AS yang sukses membudidayakan tanaman di iklim yang keras. Stasiun McMurdo dan Stasiun Kutub Selatan Amundsen-Scott milik AS sebelumnya telah berhasil menjalankan percobaan rumah kaca hidroponik pada tahun 1980-an.

Penulis: DS/G43

Top