Rubah Arktik, Si Kecil Berbulu Tebal yang Ternyata Tangguh

Reading time: 2 menit
Hewan ini memanfaatkan ekornya untuk menyelimuti tubuhnya di kala dingin. Foto: Shutterstock

Rubah Arktik dikenal juga dengan nama rubah putih, rubah kutub, atau rubah salju. Spesies ini memiliki ukuran tubuh kecil dan berbulu tebal sehingga sangat menggemaskan. Mereka merupakan penghuni asli Belahan Bumi Utara yang adaptif terhadap udara dingin.

Vulpes lagopus adalah nama ilmiah dari spesies rubah salju. Mereka pakar gabungkan dalam famili Canidae, sehingga masih berkerabat dekat dengan jenis rubah merah (Vulpes vulpes).

Secara klasifikasi, spesies rubah juga mempunyai kekerabatan khusus dengan spesies anjing. Keduanya merupakan mamalia karnivora, walau rubah arktik cenderung bersifat omnivora.

Di alam liar, spesies V. lagopus mengonsumsi leming, tikus, belibis dan hewan kecil lainnya. Mereka juga diburu oleh predator berukuran besar seperti elang emas, srigala dan beruang.

Morfologi dan Ciri-Ciri Rubah Arktik

Panjang tubuh rubah Arktik jantan rata-rata berkisar 55 cm, sedangkan betina hanya 52 cm. Mereka dapat dikenali dari bulunya yang tebal, berwarna putih serta berpostur agak buntal.

Di beberapa daerah, tidak ada perbedaan ukuran antara spesies jantan dan betina. Ekornya relatif panjang dan besar dengan ukuran 30 cm, sedangkan tinggi bahu mencapai 25–30 cm.

Seperti yang kita tahu, suhu di daerah Arktik bisa mencapai -70 Celsius. Untuk mendapatkan kehangatan, rubah V. lagopus menggunakan ekor tebalnya sebagai selimut saat beristirahat.

Rata-rata bobot tubuh pejantan bisa mencapai 3,2–9,4 kg, sedangkan betina sekitar 1,4–3,2 kg. Usia hewan ini sejatinya bisa mencapai 11 tahun, tapi harapan hidupnya cenderung kecil.

Banyak individu yang tidak mampu bertahan hidup melewati usia satu tahun. Ini disebabkan oleh banyak faktor; lingkungan yang terlalu ekstrem, perubahan iklim, hingga perburuan liar.

Habitat dan Distribusi Rubah Arktik

Rubah Arktik hidup di sekitar bioma tundra wilayah Artika. Peta persebarannyanya meliputi daerah sirkumpolar yakni mulai dari Eropa Utara, Asia Utara, sampai dengan Amerika Utara.

Bila dirunut satu per satu, hewan bermoncong panjang tersebut bisa kita jumpai di kawasan Greenland, Islandia, Fennoscandia, Svalbard, Jan Mayen, Rusia utara, Alaska, hingga Kanada.

Mereka hidup di dataran tinggi hingga ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut. Meski begitu, hewan ini juga dijumpai di hutan arboreal Kanada dan Semenanjung Kenai di Alaska.

Di Islandia, rubah Arktik dikenal sebagai satu-satunya spesies mamalia darat lokal. Ia datang ke Atlantik Utara yang terisolasi pada zaman es dengan berjalan di atas laut yang membeku.

Tidak cuma musim, warna bulu rubah salju dapat berubah menjadi cokelat atau biru keabu-abuan pada daerah tertentu. Ini merupakan bentuk adaptasi terhadap lingkungan hidupnya.

Pola Hidup dan Kebiasaan Rubah Arktik

Selama musim dingin 95 % rubah Arktik melakukan perjalanan migrasi selama 3 hari. Mereka mencari tempat baru untuk bertahan hidup, mencari sumber makanan, serta bereproduksi.

Ketika musim kawin tiba, kawanan rubah ini membangun sarang besar di bawah tanah yang bebas es. Sarangnya ini cukup unik, sebab berupa sistem terowongan besar seluas 1.000 m2.

Melansir berbagai sumber, sarang yang telah dibangun mungkin saja dimanfaatkan kembali oleh generasi muda. Sarangnya ini memiliki banyak pintu, bersih dari salju dan lebih hangat.

Uniknya, tingkat reproduksi rubah Arktik dipengaruhi oleh kelimpahan pangan. Jika mangsa melimpah, maka spesies tersebut bisa melahirkan 18 ekor anakan dalam sekali perkawinan.

Merujuk IUCN Red List, status konservasi V. lagopus berada pada level “least concern” atau risiko rendah. Meski begitu, keberadaannya cukup terancam akibat aktivitas perburuan liar.

Taksonomi Spesies Vulpes Lagopus

Penulis : Yuhan al Khairi

Top