“Mencintai makhluk hidup”. Istilah yang berarti biophilic dalam bahasa Yunani tersebut pertama kali dipopulerkan oleh ilmuwan asal Harvard, E.O. Wilson. Dia berargumen bahwa sejatinya manusia tidak bisa dilepaskan dari alam. Biophilic dalam desain kantor misalnya, tidak hanya mempromosikan energi berkelanjutan dengan jejak karbon minimal. Lebih dari itu, kantor harus menjadi tempat yang mendukung kesehatan fisik dan mental pekerjanya.
Dilansir New York Times, firma arsitek CookFox yang berbasis di Manhattan, AS, mulai mengaplikasikan desain biophilic untuk kantor mereka. Richard Cook, co-founder CookFox mengatakan jika firma mereka menggunakan cara-cara natural untuk meningkatkan kesehatan, baik di dalam maupun di luar kantor.
Cook pertama mendukung pekerjanya untuk bekerja di luar, khususnya dalam musim-musim yang baik. “Warga Amerika menghabiskan hampir 90% hidupnya di dalam ruangan, dan itu bisa berdampak bagi tubuh kita,” ujarnya.
Situasi terkurung di dalam kantor oleh kubikel-kubikel dengan pencahayaan buatan dan terhalang dari pemandangan luar, membuat cortisol, hormon yang memicu stres, dapat meningkat. Minimnya ventilasi juga dapat meningkatkan kadar karbon dioksida sehingga menumpulkan kemampuan kognitif dan memperburuk mood.
Untuk mengurangi dampak tersebut, kantor CookFox dibuat lebih terbuka; tidak bersekat-sekat, tersedia banyak jendela dan ventilasi, ruangan dipenuhi oleh tanaman yang diurus sendiri para pekerjanya, kantor juga menyediakan teras terbuka dimana para pekerja bisa beraktivitas dengan nyaman di luar ruangan.
Desain ruang biophilic mendorong para pekerjanya untuk terus bergerak. Hal ini bisa menjadi latihan sederhana ketimbang hanya berdiam diri di belakang meja. Banyaknya tanaman di dalam ruangan, menurut sebuah penelitian 2014 silam, dapat meningkatkan produktivitas pekerjanya sebesar 15%.
Alih-alih tembok dan hanya tembok, banyaknya ventilasi dan jendela dengan pemandangan alam diklaim lebih menyehatkan. Roger Ulrich, seorang arsitek, mengungkapkan jika pasien rumah sakit yang jendelanya menawarkan pemandangan alam membutuhkan waktu pengobatan lebih cepat dibanding yang tidak.
Penelitian lain yang dilakukan Heschong Mahone Group, mengungkapkan jika murid yang diterpa cahaya alami dari luar, mencetak skor lebih tinggi 20% dibanding murid-murid yang terpapar cahaya lampu.
Meski demikian, Cook memperingatkan jika segala hal alami ini tidak membuat kita melupakan hak dan kewajiban terkait perubahan iklim. Dia berujar, “kami tidak hanya mau membuat gedung yang indah dan kesehatan yang baik. Maksud utamanya adalah bagaimana gaya hidup sehat ini bisa berjalan beriringan dengan penghematan energi.”
Penulis: MFA/G41