Mahasiswa Yogyakarta Manfaatkan Limbah Kayu Palet untuk Hias Terarium

Reading time: 2 menit
Mahasiswa Yogyakarta Manfaatkan Limbah Kayu Palet untuk Hias Terarium
Mahasiswa Yogyakarta manfaatkan limbah kayu palet untuk hias terarium. (Foto: Kevin Didenta Bima Priambada).

Kesempatan untuk melestarikan lingkungan di kawasan perkotaan menjadi tantangan tersendiri. Keterbatasan waktu dan sulitnya menemukan ruang terbuka merupakan masalah yang harus dihadapi. Di tengah keterbatasan tersebut, muncul solusi bercocok tanam dari dalam rumah menggunakan terarium.

Terarium merupakan media tanam yang bisa digunakan tanpa memerlukan banyak ruang dan tenaga. Terarium bukanlah hal yang baru, namun masih cukup banyak orang yang belum mengenal media tanam ini. Terarium umumnya berukuran kecil dan terbuat dari bahan kaca tembus pandang yang memiliki lubang bukaan besar agar seluruh isi tanaman terlihat. Terarium pun mudah diakses dari luar wadah.

Awalnya, terarium hanya bisa diisi dengan tanaman sukulen yang mampu menyimpan air dalam jumlah banyak seperti kaktus, lidah buaya, dan anggrek. Seiring jamaknya inovasi, terarium kini bisa diisi beragam tanaman dengan memperhatikan cara perawatannya.

Berbeda dari biasanya, pembuatan terarium kali ini dikolaborasikan dengan limbah kayu. Ide tersebut muncul dari mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta, Kevin Didenta Bima Priambada pada 2017. Dalam “Pemanfaatan Limbah Kayu Palet dalam Penciptaan Hiasan Terarium”, dia menuliskan penggunaan limbah kayu pinus untuk terarium merupakan cara pengolahan limbah yang tepat. Terlebih, lanjutnya, limbah kayu pinus memiliki potensi untuk menghasilkan barang yang bernilai ekonomis dan estetis.

“Keunggulan dari kayu pinus ini bersifat kuat dan memiliki pori-pori yang rapat sehingga cocok bila digunakan sebagai bahan dasar hiasan terarium,” ungkap Kevin.

Terarium Limbah Kayu Bertema Retro, Terinspirasi dari Kenangan

Dalam penelitiannya, Kevin mengangkat tema retro. Tema ini didasari oleh beberapa tempat kenangan Kevin dan kegemarannya mengoleksi suvenir dari berbagai tempat.

“Tema hiasan terinspirasi dari tempat–tempat kenangan, seperti tempat wisata rumah kurcaci, pantai, hotel, stasiun kereta, toko kecil, rumah pohon, rumah tua, kincir angin, dan suasana kampung halaman,” jelasnya.

Terarium dengan Limbah Kayu Palet

Terarium bernuansa retro terinspirasi dari kenangan. (Foto: Kevin Didenta Bima Priambada).

Untuk mendapatkan bentuk terarium sesuai dengan konsep yang diinginkan, pembuatan terarium diawali dengan penghalusan tekstur kayu. Setelah tekstur sesuai, kayu tersebut dipotong menurut bentuk yang sudah didesain terlebih dahulu.

Selanjutnya, kayu dicat menggunakan cat acrylic dan cat fosfor. Kemudian diakhiri dengan penyemprotan spray paint clear doff. Dalam pembuatan terarium berbentuk rumah kurcaci, limbah kayu dibentuk seperti lentera dan dihubungkan dengan botol kaca  sebagai wadah tanaman menggunakan pengait.

Terarium rumah kurcaci diisi batu alam, serbuk kayu, pupuk kompos dan miniatur lainnya secara horizontal. (Foto: Kevin Didenta Bima Priambada).

Seperti terarium pada umumnya, terarium rumah kurcaci kemudian diisi sejumlah batu alam, serbuk kayu, pupuk kompos dan miniatur lainnya secara horizontal, kemudian tanaman yang sudah disiapkan bisa diletakkan pada bagian atas.

Merawat terarium tidaklah sulit. Tanaman hanya perlu disiram sebanyak satu hingga dua kali selama seminggu. Untuk tetap mendapatkan penyinaran dari matahari, terarium sebaiknya diletakkan dekat jendela pada waktu tertentu. Selain menjadi solusi bercocok tanam yang praktis, terarium juga bisa dikreasikan menjadi  alat dekorasi yang bisa menambah nilai keindahan di dalam rumah atau dijadikan hadiah cantik bagi orang terkasih.

Penulis: Krisda Tiofani

Editor: Ixora Devi

 

Top