Karya Seni Bernilai Tinggi dari Limbah Kayu

Reading time: 2 menit
Patung Kuda
Patung kuda. Ilustrasi: shutterstock

Selain dikenal sebagai kota pelajar, Yogyakarta juga dikenal sebagai kota yang memiliki banyak seni kerajinan tangan seperti batik, wayang kulit, hingga keris. Kreativitas tersebut muncul dari beragam industri rumah tangga skala kecil hingga besar dan mendorong produksi berbagai inovasi. Namun, keberadaan industri juga tak luput dari maslah limbah yang dihasilkan dari proses produksi mereka.

Dalam Jurnal Studi Kultural Volume V No. 1 Januari 2020, seorang seniman asal Selopamioro, Bantul, Yogyakarta, Timbul Heru Prasetyo, berhasil mengubah limbah kayu menjadi patung bernilai seni tinggi. Awalnya, Heru merasa prihatin akan banyaknya akar atau potongan kayu yang terbuang begitu saja. Kemudian ia mencoba mengeksplorasi limbah tersebut menjadi sebuah karya seni sehingga tercipta patung kuda.

Baca juga: Botol Hand Sanitizer Isi Ulang

Untuk mengolah limbah kayu menjadi patung kuda dibutuhkan keahlian khusus dari orang-orang yang sudah terlatih agar dapat menghasilkan karya terbaik. Proses pembuatannya diawali dengan memahat bentuk kaki dan kepala sesuai bentuk asli yang diinginkan. Berikutnya, proses dilanjutkan dengan menyusun kerangka dan volume tubuh dari akar kayu. Sebelumnya bahan dibelah dan dibentuk seperti kepingan lalu ditata menjadi kerangka yang diinginkan.

Limbah Kayu

Limbah kayu untuk bahan baku pembuatan karya seni. Ilustrasi: shutterstock

Untuk membuat satu patung kuda berbentuk sedang, Heru dan tim bisa menyelesaikannya dalam waktu satu hari. Namun, untuk patung berukuran 180 sentimeter ke atas diperlukan waktu hingga satu Minggu. Selain patung kuda, ia juga membuat patung dengan bentuk lain seperti jerapah, bison, gajah, dan berbagai perabot rumah tangga.

Patung dari limbah kayu ini tidak hanya dipasarkan di Yogyakarta atau Indonesia saja, tetapi sudah berhasil merambah pasar luar negeri, seperti Amerika dan Eropa. Patung dibanderol dengan harga mulai dari satu hingga puluhan juta tergantung tingkat kesulitannya. Karya seni ini pun berhasil terjual dalam jumlah yang besar setiap bulannya.

Baca juga: Potensi Serbuk Kayu Merbau dan Matoa sebagai Bahan Baterai

Sejak didirikan pada 2006, permintaan untuk membuat patung yang diterima Heru semakin meningkat. Meski begitu, ia tidak khawatir terhadap ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan. Hal ini dikarenakan ia bisa membeli potongan limbah kayu dari banyak industri dengan harga yang murah.

Selain berhasil mengurangi limbah kayu yang ada, pembuatan patung ini juga bisa menurunkan energi yang dikeluarkan. Sebab, dalam proses pembuatannya hanya menggunakan alat sejenis kapak dan pengerjaannya relatif singkat. Selain itu, produk ini juga tidak membahayakan konsumen karena tidak mengandung bahan kimia.

Penulis: Krisda Tiofani

Top