Peneliti di Swedia Buat Kain Viscose dari Daur Ulang Katun Bekas

Reading time: 2 menit
Ilustrasi viscose. Foto: Texplore
Ilustrasi viscose. Foto: Texplore

Viscose merupakan jenis kain rayon semi sintetis yang terbuat dari pulp atau bubur kayu. Orami melansir bahwa kain ini kerap untuk pengganti sutra karena memiliki bahan yang halus dan bernuansa mewah. Para Peneliti di Swedia pun berhasil membuat viscose baru dari lembaran katun bekas.

Daur ulang tekstil memang sangatlah penting. Melihat kondisi saat ini, tekstil-tekstil tua di seluruh dunia berakhir di tumpukan sampah dan masyarakat bakar. Khususnya di Swedia, pembakaran tekstil itu sebagian besar untuk menghasilkan pemanasan distrik.

Padahal, daur ulang tekstil bisa menyelamatkan bumi dari kerusakan. Sebab, dalam proses pembuatan tekstil terdapat banyak penggunaan energi, air, dan lahan untuk mengolah kapas serta membutuhkan sumber tanaman lain untuk material tekstil.

BACA JUGA: Peneliti Asal Prancis Daur Ulang Ban Bekas dengan Metode Kuno

“Rantai selulosa, komponen utama dalam serat tumbuhan, sangat rumit dan panjang. Pengolahan tekstil kapas intensif dengan pewarna, bahan pelindung, dan bahan kimia lainnya,” kata Mahasiswa Doktoral Teknik Kimia di Universitas Lund, Edvin Bågenholm-Ruuth.

Techxplore melansir bahwa Edvin bersama rekan-rekannya akhirnya berhasil menemukan cara untuk melonggarkan dan mengubah serat kapas kompleks menjadi serat viscose.

“Viscose atau sutra buatan adalah bahan umum pada pakaian seperti blus, rok, dan gaun. Bahan bakunya adalah selulosa, kebanyakan kayu,” tambah Edvin.

Sebuah teknik baru yang mereka kembangkan akan segera menjadi proposisi komersial yang menghasilkan viscose dari tekstil daur ulang. Sebab, proses daur ulang ini telah menghemat sumber daya hutan yang berharga.

Pemintalan Viscose Hasilnya Bagus

Akhir tahun lalu, para peneliti menerbitkan penelitian yang menunjukkan proses daur ulang ini. Pada tahun-tahun mendatang terdapat rencana untuk membangun pabrik percontohan di suatu tempat di Eropa. Metode ini juga telah teruji terkait pemintalan benang viscose dengan hasil yang sangat bagus.

Salah satu keuntungan dari daur ulang tekstil ini adalah prosesnya tidak mahal. Proses daur ulang hanya membutuhkan garam sederhana—seng klorida—yang larut dalam air.

BACA JUGA: Ilmuwan UI Buat Interior Otomotif dari Serat Rami, Inovatif!

Keuntungan lainnya adalah persentase zat beracun karbon disulfida yang dibutuhkan lebih kecil dibandingkan dengan proses standar. Menurut Edvin, proses daur ulang bisa menghasilkan serat viscose berkualitas baik, meski prosesnya perlu lebih optimal.

“Kami telah menggunakan tekstil berwarna putih, namun jika menggunakan pakaian lama yang telah diwarnai,  mungkin perlu menambahkan tahap yang menghilangkan warna pada pakaian tersebut,” tambah Edvin.

Proses Daur Ulang

Sementara itu, pada tahap daur ulang, tekstil tersebut mereka tempatkan dalam larutan seng klorida dan dalam waktu satu jam. Semuanya akan berubah menjadi massa yang lengket.

Kemudian, penambahan air akan menyebabkan pengendapan massa putih halus atau ‘dissolving pulp’, yang dapat disaring dari cairan. Pulp ini kemudian dapat menggantikan pulp kayu dalam proses viscose saat ini.

Pada tahap selanjutnya, pulp mereka olah dengan sejumlah bahan kimia, termasuk karbon disulfida agar larut dalam natrium hidroksida. Selanjutnya, larutkan, pintal, lalu potong menjadi serat viscose.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top