Pengeras Suara dari Limbah Gulungan Kertas

Reading time: 2 menit
Pengeras Suara
Tabung pengeras suara dari limbah kertas. Foto: www.polines.ac.id

Suatu pengeras suara umumnya memiliki tabung pelindung yang terbuat dari plastik atau kayu. Bahan baku tersebut dipilih karena dapat membuat kualitas audio yang dikeluarkan terdengar menjadi lebih baik. Namun, saat ini cukup banyak tabung speaker yang terbuat dari berbagai macam bahan bahan baku tak terkecuali limbah.

Sebuah ide ramah lingkungan dalam Jurnal Aktual Akuntansi Keuangan Bisnis Terapan Volume 2 (2019) mengkaji tentang limbah gulungan kertas menjadi pengeras suara. “SEPIK PANIK” akronim dari Speaker Musik dan Pajangan Unik merupakan sebuah inovasi yang diciptakan oleh lima mahasiswa asal Politeknik Negeri Semarang. Kelima anggota tim tersebut, yaitu  Saputri Rizki Ramadhanti, Joti Dina Kartikasari, Alfian Muttoqim, Umi Farida, dan Amanda Oktaviani. Mereka menciptakan tabung pengeras suara dari limbah gulungan kertas yang pertama kali diproduksi di Kecamatan Tembalang, Semarang, Jawa Tengah.

Baca juga: CupKita, Gelas Pakai Ulang Pertama di Indonesia

Bahan baku limbah gulungan kertas yang digunakan diperoleh dari sebuah pabrik kaos kaki di Jawa Tengah. Pabrik kaos kaki dipilih karena diketahui memiliki limbah gulungan kertas duplex dalam jumlah yang banyak. Gulungan tersebut diperoleh dari benang yang dipakai untuk memproduksi kaos kaki. Pemanfaatan yang terbatas pada benang dan kurang memerhatikan keberadaan kertas duplex, membuat limbah kertas ini jarang diolah menjadi produk bernilai guna.

Mahasiswa Politeknik Negeri Semarang

Para mahasiswa Politeknik Negeri Semarang yang menciptakan pengeras suara dari limbah kertas. Foto: www.polines.ac.id

Pembuatan pengeras suara sekaligus pajangan unik ini dimulai dengan menyortir kertas. Kertas yang dipilih merupakan bahan yang memiliki ketebalan sesuai dengan kebutuhan. Kemudian, kertas dibentuk secara manual dengan menggunakan gergaji untuk dibentuk menjadi tabung pengeras suara. Kertas yang sudah berbentuk tabung selanjutnya dilubangi pada bagian sampingnya.

Untuk mempercantik tampilan, tabung diwarnai memakai cat warna kayu. Selain itu untuk menambah fungsi pakainya, pada bagian atas tabung dibuat pajangan seperti vas bunga agar memperindah pengeras suara. Terakhir, seperti tujuan utamanya, komponen pengeras suara yang sudah dirangkai dimasukkan ke dalam tabung dan dipastikan sudah bisa dipakai untuk memutar suara.

Baca juga: Teh Celup dari Bunga Kopi

Hargal yang dibanderol untuk sebuah pengeras suara yakni mulai Rp80.000-Rp100.000. Produk Sepik Panik menyasar konsumen dari seluruh kalangan masyarakat dan secara khusus untuk mahasiswa maupun toko suvenir. Produk ini telah dicoba untuk dijual langsung ke masyarakat melalui penjualan daring di media sosial dan promosi langsung di sejumlah titik di kota Semarang.

Respons positif dari para pembeli membuat tabung pengeras suara yang berukuran sekitar 18 cm mampu bersaing di pasaran. Hal itu juga terlihat dari angka penjualan yang cukup signifikan selama empat bulan berturut-turut. Ke depannya, produsen akan meningkatkan jumlah produksi dan terus berinovasi untuk bisa membuat satu toko fisik tersendiri.

Penulis: Krisda Tiofani

Top