Perusaahaan Otomotif Luncurkan Koleksi Busana dari Limbah

Reading time: 2 menit
Perusaahaan Otomotif Luncurkan Koleksi Busana dari Limbah
Perusaahaan otomotif luncurkan koleksi busana dari limbah. Foto: Fast Company.

Industri otomotif merupakan salah satu biang kerok emisi gas rumah kaca. Di Eropa, moda transportasi bertanggung jawab menghasilkan seperempat dari total emisi gas rumah kaca. Perusahaan otomotif asal Korea Selatan, Hyundai menyadari hal tersebut. Sadar akan tanggung jawabnya kepada lingkungan, Hyundai berusaha mengurangi limbah mereka.

Hyundai memanfaatkan bahan dari mobil bekas yang cenderung tidak dapat didaur ulang. Seperti kulit jok, kaca, dan kantung udara sebagai produk fesyen bernilai tinggi. Umumnya, limbah otomotif tersebut bertekstur keras, sepertinya mustahil diubah menjadi produk fesyen. Namun, para desainer yang didaulat oleh Hyundai berhasil membuatnya.

Perusahaan mobil ternama ini bermitra dengan enam merek mode terkemuka dari seluruh dunia, termasuk Rosie Assoulin dan Public School, untuk meluncurkan koleksi fesyen. Produk edisi terbatas ini akan dijual di swalayan London Selfridges dan dibanderol mulai dari US$250 sampai US$ 1450. Nantinya, semua hasil yang diterima akan diberikan kepada Institute of Positive Fashion, sebuah organisasi berbasis penelitian yang didedikasikan untuk membantu label mode menjadi lebih berkelanjutan.

Baca juga: Wadah Makanan Sekali Pakai dari Pelepah Pinang

Desainer Mode Sulap Limbah Otomotif Kaku Menjadi Adibusana

Para perancang busana dilibatkan untuk menunjukkan bagaimana bahan tak terpakai ini dapat diubah menjadi barang-barang yang tidak hanya fungsional tetapi juga cantik dan mewah. Setiap kreasi dari produk fesyen yang dibuat mengekspresikan kepekaan eklektik para desainer dengan menggabungkan berbagai bahan daur ulang. Merek denim E.L.V., misalnya, menggabungkan potongan kulit dengan jeans upcycled untuk membuat jumpsuit. Label Streetwear Public School menciptakan rompi teknis dari bahan anyaman sabuk pengaman dan kantong udara bekas. PushButton, merek Korea kegemaran bintang K-pop, menciptakan rompi dari kantung udara yang menampilkan banyak detail aslinya.

Contoh lain dari produk fesyen yang dibuat adalah korset cantik Richard Quinn yang dibuat dari kain kantong udara bekas dan kalung mutiara Alighieri yang dibuat dari sabuk pengaman bekas.

Ketika Hyundai mendekati Rosie Assoulin, dia mengatakan tertarik dengan tantangan menggunakan bahan yang sama sekali baru baginya. Rosie menciptakan tote bag hitam bermotif geometris di bagian depan yang terbuat dari anyaman sabuk pengaman, kain karpet, dan busa.

“Bekerja dengan mobil, mesin berat, dan bahan-bahan otomotif sangat di luar kebiasaan kami,” ungkap Rosie.

Mengubah limbah sisa perlengkapaan mobil menjadi sebuah mode bukanlah solusi jangka panjang yang dapat diskalakan baik untuk industri otomotif maupun mode karena keduanya memiliki jejak lingkungan yang sangat besar. Namun, Hyundai mampu membuktikannya.

Proyek ini merupakan kedua kalinya Hyundai mengeluarkan koleksi busana berkelanjutan. Hyundai bertujuan membantu konsumen dan desainer membayangkan masa depan yang lebih lebih baik dimana perusahaan tidak perlu mengekstraksi sumber daya alam untuk memproduksi produk, tetapi dapat mengolah atau mendaur ulang bahan yang sudah ada.

“Pasca pandemi, kami memiliki peluang besar untuk mengatur ulang industri mode daripada kembali ke bisnis seperti biasa. Upcyling harus menjadi bagian dari masa depan,” kata Caroline Rush, CEO British Fashion Council.

Penulis: Krisda Tiofani

Editor: Ixora Devi

Top