PoreBlock, Paving Block Penyelamat Banjir dan Kekeringan

Reading time: 4 menit
poreblock
PoreBlock, Paving Block Penyelamat Banjir dan Kekeringan. Foto: PoreBlock.

Keresahan atas daerah yang tidak dapat meresapkan air dan menimbulkan banjir melatarbelakangi temuan beton berpori, PoreBlock. Air yang meresap melalui lubang-lubang kecilnya pun mampu mencegah kekeringan tanah. Simak selengkapnya berikut ini.

Sudah berapa banyak berita banjir yang Anda lihat dalam seminggu terakhir? Mungkin tidak terhitung lagi. Tenggelamnya rumah dan jalanan semakin mengkhawatirkan, sehingga tak henti-hentinya kita menghadapi perasaan cemas, mulai dari pandemi covid-19, sampai dampak banjir yang merusak barang atau fasilitas di lingkungan kita.

Lalu apa yang bisa kita perbuat?

Masalah ini tentu tak akan selesai hanya dengan peran satu atau dua pihak saja. Semua lapisan profesi perlu bahu-membahu, supaya persoalan banjir dapat terselesaikan. Misalnya, kita bisa turut ambil bagian dengan menggunakan produk hasil riset dari para peneliti yang bisa mencegah banjir.

Salah satunya adalah PoreBlock dari Tech Prom Lab, paving block berpori yang bisa menjadi solusi banjir di daerah perumahan, sekolah, rumah sakit, dan kantor.

Inovasi PoreBlock dari Tech Prom Lab

Tech Prom Lab (PT. Teknologi Kanggo Nusantara Bagja) adalah perusahaan yang fokus pada penyelesaian masalah berdasarkan implementasi riset dan inovasi teknologi untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

Teknologi beton berpori dalam proses pembuatan PoreBlock merupakan hasil riset dari Laboratorium Pemrosesan Material Maju Teknik Fisika ITB di bawah bimbingan Professor Bambang Sunendar.

Mereka menciptakan PoreBlock karena permasalahan lingkungan yang terjadi di Indonesia.

“Keresahan yang melatarbelakangi penelitian ini adalah isu impervious area (area yang tidak dapat meresapkan air) yang menyebabkan air menggenang dan menyebabkan banjir,” kata Anisa Azizah, Co-Founder sekaligus CEO dari Tech Prom Lab.

Air seharusnya bermanfaat. Namun, ia juga dapat menjadi bencana ketika pembangunan kota tidak memerhatikan siklus alami air; yang seharusnya dapat meresap ke dalam tanah.

“Mengingat pembangunan yang tidak dapat dicegah, bagaimana kalau material pembangunannya saja yang kita inovasikan agar bisa meresapkan air,” tutur Anisa pada Greeners.co (24/02/2021).

PoreBlock

Pori-pori dari beton alternatif ini menyerap air lebih cepat ketimbang paving block konvensional. Foto: PoreBlock.

Mengatasi Masalah Banjir dan Kekeringan

Banjir dan kekeringan –yang sayangnya sangat akrab dengan kita– dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, pengungsian, kerugian ekonomi bahkan kematian.

Salah satu penyebabnya adalah berkurangnya luas daerah resapan air akibat pembangunan yang menggunakan bahan bangunan konvensional. Bahan bangunan konvensional menggunakan material tahan air sehingga membuat permukaannya kedap air. Penggunaan bahan ini mengakibatkan air hujan tidak bisa terserap ke dalam tanah, menyebabkan limpasan, dan akhirnya menjadi banjir.

Selain banjir, kekeringan pun terjadi akibat daerah resapan air yang tidak bekerja secara optimal. Daerah resapan tanah tertutup oleh konstruksi semen atau beton untuk pembangunan jalan. Di sinilah keuntungan penggunaan beton alternatif ini. PoreBlock dapat meresapkan air sehingga dapat mengurangi limpasan air permukaan yang menyebabkan banjir.

“Agar optimum, PoreBlock perlu diintegrasikan dengan sistem drainase lain seperti sumur resapan, atau dapat juga dibuat sistem rainwater harvesting system sehingga air yang diresapkan dapat dimanfaatkan kembali,” Anisa menambahkan.

Air yang meresap ke tanah (setelah melalui PoreBlock) dapat mengisi kembali cadangan air tanah. Sehingga PoreBlock juga membantu mencegah kekeringan.

“Kawasan urban yang dikenal dengan ‘hutan beton’ tidak dapat melakukan proses evapotranspirasi layaknya hutan biasa. Beton berpori, memungkinkan proses evaporasi ini, baik sisa air di sela-sela beton maupun dari akses yang terbuka dengan tanah di bawahnya,” ucap Anisa.

PoreBlock

Air yang meresap ke tanah (setelah melalui PoreBlock) dapat mengisi kembali cadangan air tanah. Sehingga PoreBlock juga membantu mencegah kekeringan. Foto: PoreBlock.

Daya Serap Air dan Kekuatan Tekan

PoreBlock bisa menyerap air sampai 1.000 mm per hari. Kemampuan ini 100x lebih cepat daripada paving block konvensional. Anisa menyatakan, PoreBlock dapat meresapkan air hingga 10,000 mm/jam, sebagai bandingan paving block konvensional memiliki laju infiltrasi <10 mm/jam.

Pori-pori PoreBlock akan membuka jalan bagi air dan mengalir ke tanah sehingga menjaga cadangan air di bawah tanah.

Tak hanya memiliki laju infiltrasi yang jauh lebih cepat, PoreBlock juga memiliki kekuatan 225-350kg/cm2 yang dapat berguna untuk tempat parkir dan jalan raya.

Meskipun dapat meresapkan air dengan baik, PoreBlock tetap kuat menahan beban hingga 8 ton (truk 8 ton dapat melewati jalan yang terbuat dari PoreBlock).

“Biasanya terdapat trade-off antara kemampuan meresapkan air dengan kekuatan tekan,” jelas Anisa.

Material Pembuatan PoreBlock

Dalam pembuatannya mereka menggunakan kerikil (agregat), semen, air, dan bahan kemikal. Proses produksinya pun sama dengan paving block biasa yaitu: mencampur bahan-bahan, mencetak, dan mengeringkannya.

“Selain itu, kami juga berusaha memanfaatkan limbah batu bara sebagai pengganti semen,” ucap Anisa.

poreblock

Produk alternatif ini tersedia dalam bentuk persegi panjang dan heksagon. Dari sisi jenis permukaan, terdapat permukaan halus dan permukaan standar. Foto: PoreBlock.

Baca juga: Jakarta Kota Air: Realita Banjir Ibu Kota

Macam-macam PoreBlock

Seiring bergulirnya waktu, kini PoreBlock pun menawarkan berbagai variasi.

“Dari segi jenis, teknologi beton berpori ini kami implementasikan dalam bentuk paving block yang dicetak dan juga dalam bentuk ready-mix (cor di tempat)” terang Anisa.

Selain itu, produknya ini juga tersedia dalam bentuk persegi panjang dan heksagon. Dari sisi jenis permukaan, terdapat permukaan halus dan permukaan standar.

Dari sisi kuat tekan, terdapat PoreBlock kelas A yang dapat menahan beban hingga 8 ton, dan kelas B yang menahan beban hingga 5 ton. Warnanya dapat menyesuaikan permintaan, sehingga dapat menjadi nilai tambah untuk estetika jalan dan area sekitar bangunan.

Harga paving block ini mulai dari Rp 135.000 per meter persegi. Untuk Anda yang berlokasi di Bandung, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Sumedang, atau Cimahi dapat membelinya melalui nomor whatsapp pada Website Tech Prom Lab.

Penulis: Agnes Marpaung

Sumber:

Website Tech Prom Lab

Top