BNPB Catat Ada 277 Kejadian Bencana Alam hingga Februari

Reading time: 2 menit
Sebanyak 277 kejadian bencana alam melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Foto: BNPB
Sebanyak 277 kejadian bencana alam melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Foto: BNPB

Jakarta (Greeners) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada sebanyak 277 kejadian bencana alam yang melanda sejumlah wilayah Indonesia. Kejadian itu didominasi oleh bencana banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem pada Januari hingga pertengahan Februari 2024.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan data tersebut tercatat per 12 Februari 2024. Namun, kalkulasi data masih belum mencakup semua kejadian bencana alam yang terjadi di Indonesia.

“Jadi, biasanya setiap tiga bulan kami verifikasi lagi setidaknya 30 persen dari total yang sudah tercatat menjadi tambahan pada kondisi yang aktualnya,” ungkap Abdul pada Disaster Briefing, Selasa (13/2).

BACA JUGA: 2.564 Kejadian Bencana Alam Terjadi di Indonesia Sepanjang Tahun 2018

BNPB juga melaporkan ada 11. 295 rumah yang rusak imbas bencana alam. Dominasi kejadian bencana alam adalah bencana hidrometeorologi sebesar 98,92% dan bencana geologi 1,08%. Bencana tersebut mencakup banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, dan gempa bumi.

Cukup banyak rumah yang rusak. Namun, kami harapkan tahun ini kami bisa mereduksi lebih banyak lagi dampak kejadian bencana seperti yang sudah kami lakukan secara konsisten pada tiga tahun terakhir,” tambah Abdul. 

Sementara, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Timur menjadi wilayah dengan bencana alam terbanyak. Oleh karena itu, BNPB fokus melakukan sejumlah antisipasi di wilayah tersebut.

Data kejadian bencana alam. Foto: BNPB

Data kejadian bencana alam. Foto: BNPB

7 Wilayah Berpotensi Terdampak Bencana saat Pemilu

BNPB mengungkapkan ada tujuh provinsi yang berpotensi terdampak bencana alam saat Pemilu 2024. Di antaranya Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Banten, dan DKI Jakarta.

“Wilayah yang paling dominan adalah Pulau Jawa. Sebab, bencana hidrometeorologi itu berkaitan dengan jumlah penduduk urbanisasi perkotaan dan alih fungsi lahan. Jadi, tekanan dari penambahan populasi terhadap lingkungan tetap menjadi faktor utama tingginya kejadian hidrometeorologi basah di Indonesia,” imbuh Abdul. 

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mencatat bahwa pemilih pada Pemilu 2024 ini sekitar 204 juta orang dengan total Tempat Pemungutan Suara (TPS) 823.220 titik. Sebaran TPS terbanyak ada di Jawa Barat dan paling sedikit di Papua Selatan.

Abdul menambahkan, ada beberapa bencana banjir yang merendam TPS. Misalnya, ada 123 TPS yang terendam banjir di Demak. Kemudian, ratusan TPS di Bandung juga terendam banjir.

Bencana Alam Dominasi Wilayah Jawa Barat

Berdasarkan catatan BNPB pada tahun 2021-2023, Provinsi Jawa Barat menjadi wilayah paling banyak terjadi bencana alam. Bahkan, dalam 12 tahun terakhir frekuensi bencana alam di sana sangat tinggi.

“TPS paling banyak di Indonesia yaitu di Provinsi Jawa Barat. TPS paling tinggi ada di Kabupaten Bogor yang juga sebagai penyumbang bencana paling tinggi di Indonesia. Ini harus jadi perhatian bersama. Jadi, di sana banyak bencana banjir tanah longsor dan cuaca ekstrem dalam 10 tahun terakhir,” ujar Abdul. 

BACA JUGA: Bencana Hidrometeorologi Masih Mengintai Indonesia

Kota dan kabupaten lain yang masih tergolong aman antara lain Kota Depok dan Kota Bandung. Kini, BNPB memfokuskan perhatiannya kepada pemerintah daerah untuk mengantisipasi wilayah di Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung, Kabupaten Karawang, Garut, Cirebon, dan Kabupaten Bekasi.

Selain itu, daerah lain seperti Jawa Timur menduduki peringkat kedua dalam jumlah TPS dan ketiga dalam jumlah terjadinya bencana alam. Kemudian, Jawa Tengah merupakan wilayah kedua yang paling banyak mengalami bencana alam. Disusul Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Banten, dan DKI Jakarta.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top