Sekolah Tahan Gempa dari Peti Kemas Bekas

Reading time: 2 menit
sekolah
Foto: inhabitat.com

Saat ini penggunaan peti kemas bekas menjadi tren yang semakin berkembang di bidang arsitektur dan konstruksi dengan berbagai alasan. Kotak logam yang menjadi bahan pembentuk peti kemas sangatlah kuat. Ketahanan materialnya juga dapat memangkas ongkos konstruksi dan mempersingkat waktu pembangunan. Selain itu, peti kemas ini bisa diubah menjadi bangunan yang sama sekali berbeda, tak terlihat seperti peti kemas.

Alasan-alasan ini menjadi latar belakang penggunaan peti kemas sebagai “bangunan” untuk sekolah taman kanak-kanak di Jepang.

Foto: inhabitat.com

Foto: inhabitat.com

Bangunan Taman Kanak-Kanak OA di Prefektur Saitama sudah terlalu tua. Umur bangunan TK tersebut mencapai 50 tahun. Para arsitek yang menangani bangunan tersebut memutuskan bahwa bangunan lama tidak akan bertahan bila terjadi gempa besar. Karena berkaitan dengan keselamatan anak-anak yang bersekolah di tempat itu, dibutuhkan sebuah struktur bangunan baru yang tahan gempa.

Arsitek dibalik peti kemas yang menjadi bangunan sekolah tersebut adalah Hibino Sekkei dan Youji no Shiro. Mereka menumpuk peti kemas bekas dalam posisi yang sama dengan struktur bangunan lama.

Mereka berdua telah memiliki catatan kerjasama dalam merancang ruang-ruang terbuka yang dipenuhi cahaya untuk fasilitas anak-anak di Jepang. Karya mereka di Taman Kanak-Kanak OA adalah salah satu karya terkini mereka. Dalam karya ini, ruang-ruang yang dirancang memberi kenyamanan yang diperlukan untuk proses pendidikan dan juga proses bermain anak-anak.

Foto: inhabitat.com

Foto: inhabitat.com

Sebagai tambahan terhadap kekuatan strukturnya, bagian dalam peti kemas didesain untuk hemat energi dan mengurangi jejak karbon. Dengan bangunan ini, para arsiteknya berharap anak-anak yang belajar di tempat ini bisa terhubung kepada alam dengan belajar pentingnya mengurangi emisi karbon dioksida.

Bangunan TK ini dirancang dengan tidak mengganggu pohon-pohon yang sudah ada di lokasi tersebut. Uniknya lagi, para arsitek menyertakan keberadaan pepohonan itu ke dalam desain mereka sehingga menjadi titik perhatian bagi anak-anak. Diharapkan cara ini bisa mendorong anak-anak agar semangat melindungi lingkungan hingga mereka dewasa nanti.

Penulis: NW/G15

Top