Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2021 mengambil tema “Sampah Bahan Baku Ekonomi di Masa Pandemi”. Tema ini mengenalkan perspektif pengelolaan sampah yang baru. Yakni dengan paradigma sampah sebagai sumber daya melalui pendekatan ekonomi sirkular.
Produk ramah lingkungan satu ini sangat dekat dengan Anda yang suka membeli barang secara daring, yaitu bubble wrap. Tetapi, ini bukan bubble wrap biasa. Ia pembungkus paket yang lebih akrab dengan bumi kita. Ucapkan halo pada Papel wrap!
Indonesian Center for Environmental Law (ICEL) menerbitkan kajian Indonesia Environmental Law Outlook 2021. Kajian ini semacam proyeksi keberlanjutan lingkungan hdup di tengah upaya pemulihan ekonomi terdampat pandemi Covid-19. Berdasarkan kajian tersebut, banyak hal yang berpotensi memperlemah perlindungan lingkungan hidup.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Doddy Rahadi, meminta industri memenuhi kualitas limbah produksi agar tetap sesuai ketentuan pemerintah yakni di bawah baku mutu limbah.
Mulai bermunculan solusi dari Pemerintah yang melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai. Tetapi, solusi ini tak bisa mengatasi persoalan kemasan produk yang berbahan plastik. Sampai akhirnya hadir produk Qyos di Indonesia.
Ekonomi sirkular menjadi salah satu opsi menggerakan ekonomi tanpa membebani lingkungan. Dalam perpektif ini sampah memiliki nilai ekonomi melalui serangkaian proses pengelolaan. Indonesia bisa jadi telah menerapkan konsep yang sama sejak lama. Hanya saja proses dan bentuknya berbeda dari negara maju khususnya di Eropa.
Empat belas pemimpin dunia menyepakati komitmen agenda aksi laut baru untuk mewujudkan ekonomi laut berkelanjutan. Keempat belas pemimpin tersebut merupakan kepala negara yang mengelola hampir 30 juta km persegi perairan nasional mereka pada 2025.
Vokalis Grup Musik Fourtwnty, Ari Lesmana, memiliki kesan tersendiri terhadap alam. Alam kerap memberi kelancaran tiap dirinya bermusik.
Microfiber merupakan salah satu zat pencemar air dunia yang ada di dalam pakaian. Satu pakaian dapat melepaskan hingga tujuh ratus ribu microfiber dalam satu kali cuci. Banyak dari mereka yang mencapai pantai dan lautan. Di sana, microfiber bisa bertahan selama ratusan tahun. Bahkan, serat ini dapat tertelan ikan dan makhluk laut lainnya. Serat ini lalu bergerak naik di dalam rantai makanan, dan dapat berakhir di piring kita.
Sebuah perusahaan rintisan asal Inggris, Notpla, menciptakan plastik alternatif yang dapat terurai dalam waktu cepat. Plastik ini terbuat dari rumput laut. Selain dapat terurai dengan cepat, plastik ini juga dapat dimakan langsung oleh manusia, mengingat bahan bakunya yang alami sehingga tidak berbahaya.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya menekankan pengelolaan sampah menjadi tanggung jawab semua pihak. Siti pun mengapresiasi setiap pihak yang telah mengurangi sampah menjadi salah satu mata rantai dari konsep ekonomis sirkular.
Di masa pandemi, perempuan kelahiran Washington D.C, Amerika Serikat ini mengaku memiliki kebiasaan berbelanja yang menghasilkan banyak tumpukan plastik. Dari meningkatnya kebiasaan belanja, dia berinisiatif untuk berkomitmen dalam mengelola sampah yang dihasilkannya sendiri.
Menuju Indonesia Circular Economy Forum (ICEF) keempat yang dijadwalkan pada 21 Juli-23 Juli 2021, ICEF mengadakan diskusi virtual pengantar dengan tema “Menuju Kota Cerdas dan Berkelanjutan Melalui Ekonomi Sirkular” (06/10/2020).










































