Aksi Kresek Man, Pahlawan Sampah di Kota Blitar

Reading time: 3 menit
Komunitas yang melahirkan tokoh Kresek Man meraih penghargaan dari Pemkot Blitar. Foto: Ramadani Wahyu/Greeners

Blitar (Greeners) – Berbagai cara dilakukan untuk mengkampanyekan aksi pengurangan sampah. Salah satunya melalui pembuatan tokoh Kresek Man sebagai ikon untuk memerangi sampah di Blitar, Jawa Timur.

Kresek Man merupakan komunitas sekaligus tokoh yang concern pada isu-isu pengurangan sampah plastik di Blitar. Selain mengedukasi melalui aksi dan kampanye, hadirnya tokoh Kresek Man menjadi ikon perubahan perilaku masyarakat terhadap sampah.

Rekan Kresek Man, Uky Tantra menyatakan awalnya yakni tahun 2000-an, wadah ini lebih concern pada kegiatan pecinta alam dengan misi aksi mengurangi sampah plastik. Berbeda dengan kegiatan pecinta alam kekinian yang misi utamanya mencapai puncak atau sekadar berburu konten.

“Jadi di awal-awal, kami misalnya ke gunung bawa kantong untuk mengambil sampah. Kegiatan pecinta alam memang untuk menyelamatkan alam, bukan sekadar cari spot foto,” katanya kepada Greeners, baru-baru ini.

Selain beraksi mengurangi sampah di gunung, komunitas ini bergerak mengurangi sampah di sungai dan event-event keramaian yang berpotensi menghasilkan sampah. Seperti dalam agenda karnaval, bazaar yang ada di Blitar.

Akan tetapi, lambat laun aksi komunitas ini semakin menurun. Terutama banyaknya anggota komunitas yang tak lagi aktif. “Kita akhirnya merasa penting untuk melibatkan semua masyarakat sebagai bagian aksi Kresek Man, tak lagi terikat anggota secara resmi tapi kita bikin tokoh,” ucapnya.

Citra dan Aksi Kresek Man sebagai Pahlawan Sampah

Alhasil, Uky bersama dua kawannya membentuk tokoh Kresek Man yang dicitrakan sebagai pahlawan sampah yang anak-anak dan orang dewasa sukai. Di awal-awal kemunculannya, Kresek Man memakai make up hitam-hitam yang mencerminkan bahaya sampah bisa menimbulkan sesuatu yang kotor.

Tak hanya itu, aksi-aksi bersih-bersih Kresek Man baik di fasilitas umum seperti pasar, event yang berpotensi menghasilkan sampah, serta bersih sungai selalu meninggalkan jejak ke masyarakat. Uky menyatakan, setiap orang yang terlibat aktif dalam upaya pengurangan sampah bersama Kresek Man akan mendapat stiker aksi Kresek Man.

“Jadi kita tak perlu merekrut anggota Kresek Man. Mereka mau peduli dengan sampah, mau terlibat dengan kita, secara langsung mereka masuk menjadi bagian kami,” papar dia.

Langkah aksi Kresek Man selalu masyarakat tunggu-tunggu. Hingga puncaknya yakni pada tahun 2017-2018, Kresek Man viral. Saat itu, tepatnya dalam acara Blitar Jadoel, sambung Uky ada netizen yang merasa resah dengan banyaknya sampah dan ia mengharapkan hadirnya Kresek Man yang mampu melawan sampah. Akhirnya, di hari esoknya Kresek Man hadir beraksi memerangi sampah.

Aksi Kresek Man mengumpulkan sampah. Foto: Ramadani Wahyu/Greeners

Aksi Peduli Sampah Ini Raih Penghargaan Pemkot Blitar

Aksi-aksi Kresek Man selalu menjadi pusat perhatian masyarakat selalu luas. Tak ayal jika komunitas ini juga kerap mendapatkan banyak penghargaan, misalnya dari Pemerintah Kota Blitar.

Uky menyebut, alasan di balik penamaan Kresek Man lebih kepada fungsi kresek itu sendiri sebagai penyelamat lingkungan. Ia sepakat ancaman bahaya dari sampah plastik atau kresek yang ada di lingkungan. Akan tetapi, ia juga melihat fungsi utama kresek sebagai penyelamat lingkungan pengganti kertas.

“Banyak orang memakai paper bag, padahal dengan memakai kertas maka artinya kan merusak keberlanjutan pohon. Penebangan pohon di mana-mana. Itulah kenapa ada kresek, tapi kita harus bijak menggunakannya. Misal dengan mengurangi penggunaan kresek,” ungkapnya.

Beberapa program lain yang Kresek Man lakukan yaitu berkolaborasi dengan banyak komunitas untuk aksi pengurangan sampah. Selanjutnya bekerja sama dengan sekolah-sekolah untuk melakukan pemilahan sampah, hingga mengedukasi anak-anak terkait bahaya sampah.

Uky berharap, hadirnya tokoh Kresek Man mampu menyuarakan aksi pengurangan sampah. “Anak-anak tak bisa kita dekati dengan bahasa yang lugas, mereka perlu tokoh, perlu role model,” pungkasnya.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top