KeMANGTEER Jakarta, Pembangun Benteng Alam Kawasan Pesisir Jakarta

Reading time: 2 menit
Foto : KeMANGTEER Jakarta

Jakarta (Greeners) – Menyandang status sebagai ibu kota membuat Jakarta memiliki segudang masalah yang berkaitan erat dengan lingkungan hidup.

Di kawasan pesisir Jakarta, keberadaan vegetasi mangrove merupakan satu-satunya ‘benteng alam’ yang dapat menyelamatkan Jakarta dari bencana seperti abrasi, banjir rob, intrusi air laut, dan terancamnya habitat biota laut di sekitar teluk dari kepunahan.

Sadar akan pentingnya konservasi mangrove, sebuah komunitas yang bernama KeMANGTEER Jakarta, aktif mengkampanyekan dan membuka kesempatan untuk siapa saja yang peduli dan ingin berpartisipasi dalam melestarikan lingkungan dengan menanam mangrove.

KeMANGTEER Jakarta merupakan suatu komunitas anak muda di bidang lingkungan yang fokusnya adalah konservasi mangrove khusus untuk wilayah pesisir Jakarta.

KeMANGTEER berasal dari KeSEMat, yaitu Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur yang berada di Jepara. Sedangkan KeSEMaT itu sendiri adalah UKM dari fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan di Universitas Diponegoro (UNDIP).

“Setelah para alumni KeSEMat lulus kuliah, mereka tertarik untuk mendirikan komunitas ini di tempat tinggalnya masing-masing yang kemudian diberi nama KeMANGTEER (KeSEMaT Mangrove Volunteer) dan di Indonesia ini sudah ada 13 regional” ujar Nathasi, ketua KeMANGTEER Jakarta kepada Greeners.Co beberapa waktu lalu.

Cabang komunitas yang secara resmi didirikan di Jakarta pada 17 September 2011 ini, merupakan cabang KeMANGTEER yang tertua di Indonesia. Saat ini KeMANGTEER Jakarta mempunyai 3 divisi yaitu Divisi Pendidikan & Keilmuan, Divisi Penanaman & Rehabilitasi Mangrove, serta Divisi Komunikasi & Informasi.

Foto : KeMANGTEER Jakarta

Hal yang membedakan KeMANGTEER Jakarta dari region lain yaitu memiliki program unggulan yang diberi nama KETAPEL. KETAPEL (Kegiatan Tanam dan Pelihara) merupakan kegiatan rutin menanam mangrove dan bersih-bersih sampah botol plastik di pantai bersama para volunteer yang dilaksanakan oleh dalam 3-4 kali dalam setahun.

Selain itu, KeMANGTEER Jakarta mempunyai program lainnya yang disebut Mangrove Camp, KGTS (KeMANGTEER Goes To School) dan SEPTEMBER (Seru-seruan, Peduli dan Tanam Mangrove Bersama KeMANGTEER Jakarta) yang menjadi salah satu agenda tahunan untuk memperingati hari jadi mereka setiap 17 September.

Kegiatan SEPTEMBER ini biasanya dimeriahkan dengan mengajak para volunteer belajar tentang eco trip di pulau seribu, penangkaran penyu dan tempat wisata lainnya.

“Sejauh ini, mungkin ada puluhan ribu mangrove yang sudah kita tanam, karena kita sering berkolaborasi dengan berbagai pihak dan hampir setiap minggu ada kegiatan. Banyak juga yang menitipkan donasi pohon ke kita, adapun bentuk dukungan lainnya seperti donasi dana, nantinya akan digunakan untuk membeli bibit yang akan mereka tanam sendiri,” lanjut Nathasi.

Berkat kecintaannya terhadap mangrove, komunitas ini dinobatkan menjadi Juara 1 pada kategori Greenitiative sebagai komunitas lingkungan terbaik pada Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) Day 2018 yang diselenggarakan oleh ICCTF dan Kementerian PPN/Bappenas pada bulan Juli 2018.

KeMANGTEER Jakarta berharap kedepannya bisa memasyarakatkan mangrove lebih jauh lagi kepada anak muda dan ingin membuat kebiasaan-kebiasaan positif, terutama dalam hal menanam pohon dan memberikan edukasi cara mengolah mangrove menjadi makanan seperti dendeng bakau, kerupuk bakau dll.

“Mudah-mudahan sih, dengan banyaknya gerakan-gerakan seperti ini kita bisa menginspirasi anak muda, memberdayakan masyarakat yang memiiki hutan mangrove agar mereka bisa lebih menghargai mangrove dan aware untuk tidak merusak hutan mangrove karena memiliki banyak manfaat.” pungkas Nathasi.

Penulis : Diki Suherlan

Top