GeoAdvenTour, Wisata Menjaga Taman Bumi dengan Ilmu Kebumian

Reading time: 3 menit
GeoAdvenTour, Wisata Taman Bumi dengan Ilmu Kebumian
Foto : GeoAdvenTour

Selain kaya akan keanekaragaman hayati, Indonesia dikenal sebagai surga dunia bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara karena memiliki berbagai jenis wisata alam yang menakjubkan. Khususnya objek wisata taman bumi atau geopark, salah satu taman bumi Indonesia yaitu Geopark Ciletuh-Palabuhanratu yang baru-baru ini telah mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai UNESCO Global Geopark lewat sidang badan eksekutif UNESCO ke-204 pada 12 April tahun lalu.

Sadar akan pentingnya konservasi taman bumi di Indonesia, sebuah forum komunikasi Alumni Geologi Unpad membentuk sebuah komunitas yang bernama GeoAdvenTour. Komunitas GeoAdvenTour (Geological Adventure and Tourism) secara resmi didirikan pada tanggal 14 April 2019 di Bandung.

“Nama GeoAdvenTour memiliki arti Geo melambangkan founder dari komunitas ini yaitu dari Geologi Unpad, selain itu geo yang dalam bahasa latin ‘geos’ sendiri berarti bumi yang melambangkan kegiatan kita yang selain jalan-jalan kita juga menyisipkan ilmu geologi seperti informasi batuan, fenomena geologi dan mitigasi bencana di lokasi yang kita kunjungi.” ujar Yulie Purwanti, selaku Executive Coordinator GeoAdvenTour kepada Greeners.

Yulie juga mengatakan bahwa nama AdvenTour sendiri digunakan karena komunitasnya tidak hanya menjadi wadah untuk melakukan kegiatan ekstrem di alam bebas tapi juga sebagai bentuk dukungan terhadap Fakultas Geologi Unpad yang turut menjadi pionir terbentuknya geopark di beberapa daerah di Indonesia, terutama Geopark Ciletuh-Pelabuhan Ratu.

“Pengetahuan geologi haruslah dapat tersosialisasikan secara baik kepada masyarakat, dengan mengenalkan dan memberikan pengetahuan geologi pada tempat-tempat yang selama ini sering dijadikan tempat wisata alam atau geowisata.”tambah Yulie.

GeoAdvenTour, Wisata Menjaga Taman Bumi dengan Ilmu Kebumian

GeoAdvenTour bersama International Student Peserta Summer Camp ITB 2019 di Curug Sodong Ciletuh Palabuhanratu. Foto : GeoAdvenTour

Ilmu Kebumian

GeoAdvenTour didirikan dengan visi membumikan ilmu kebumian. Selain memberikan edukasi mengenai aspek geologi di taman bumi, komunitas ini juga memiliki misi untuk mengajak masyarakat dan travel enthusiast untuk hidup rendah sampah ketika berpetualang atau melakukan trip di lokasi wisata. Adapun salah satu bentuk upayanya dalam mengurangi sampah botol plastik yaitu dengan cara memberikan botol minum isi ulang.

“Dalam beberapa pameran dan open trip yang kami jalankan, respon masyarakat sangat positif karena program yang kami jalankan tidak hanya soal jalan-jalan tapi juga mengedukasi baik peserta open trip maupun masyarakat sekitar khususnya informasi geologi dan mitigasi bencana.” kata Yulie.

Sejauh ini, ada beberapa program yang dilakukan oleh GeoAdvenTour diantaranya seperti open trip dengan Geologi 86, family gathering lintas angkatan Geologi, ITB Summer Camp 2019, mengikuti pameran komunitas seperti Outfest, mengadakan diskusi terbuka mengenai geologi dan geopark di FGD Forum Komunikasi Alumni Geologi Unpad, diskusi terbuka Geopark Ciletuh di Evening Talk ISPG (Indonesian Society of Petroleum Geologist) dan Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition 2019 (IPA Convex 2019).

Saat ini anggota GeoAdvenTour berjumlah kurang lebih 500 orang yang merupakan anggota Forum Komunikasi Alumni Geologi Unpad, namun tidak menutup masyarakat umum untuk bergabung, karena kami juga mempunyai jejaring pada ahli ilmu kebumian, penggiat alam terbuka, penggiat lingkungan dan penggiat budaya selain alumni Geologi Unpad.

Perubahan Terhadap Lingkungan

Dengan adanya GeoAdvenTour, komunitas ini diharapkan dapat membuat masyarakat lebih mengenal, memahami , mencintai dan memelihara alam dan ikut serta dalam mempromosikan objek wisata geopark di Indonesia sekaligus menggerakkan roda perekonomian masyarakat di sekitar kawasan tersebut.

Selain itu komunitas ini berpesan bahwa perubahan yang besar di lingkungan itu dimulai dari hal-hal kecil yang tampaknya sepele seperti mengurangi penggunaan sedotan plastik atau air minum dalam kemasan botol plastik. Jika hal tersebut terus dilakukan kita dapat memperbaiki kondisi lingkungan saat ini.

“Perubahan besar itu dapat terjadi karena tindakan kecil dari masing-masing individu. Kenali, pahami dan cintai alam sekitarmu, sebab alam dan manusia tidak ada antaranya, bila ada antaranya manusia akan hidup dimana.” pungkas Yulie.

Penulis: Diki Suherlan

Top