Bandung (Greeners) – NuArt Sculpture Park dan Indonesian Society of Botanical Artist (IDSBA) kembali menggelar Pameran Ragam Flora Indonesia (RFI) yang keempat. Sebanyak 32 seniman botani memamerkan 60 karya di NuArt Sculpture Park, Bandung.
Pada pameran ini, tumbuhan menjadi subjek utama. Para seniman mencitrakan tumbuhan tersebut ke dalam lukisan untuk mengungkap keberadaan, kompleksitas, fungsi, dan keindahan yang ada pada setiap tumbuhan.
Selain aspek kecakapan teknis dan kepiawaian mengolah komposisi pada bidang karya, akurasi dalam menggambarkan serta melukiskan tumbuh-tumbuhan merupakan aspek utama yang menjadi landasan seniman botani dalam berkarya. Hal inilah yang membedakan praktik kesenian oleh seniman botani dengan praktik kesenian lainnya.
Founder IDSBA, Eunike Nugroho mengatakan seni botani yang dipamerkan memiliki makna seperti pesan konservasi yang lebih kuat ke hati.
“Sayangnya, seni dan kepaduan sains ini tidak dikenal meski sudah panjang, termasuk di Indonesia. Namun, ada makna seperti pesan konservasi yang lebih kuat ke hati. Ragam flora keempat ini pertanda baik bagi saya buat dapat tempat di sini,” kata Eunike saat pembukaan Pameran Seni Botani Ragam Flora Indonesia 4, Sabtu, (19/8).
Karya-karya yang digubah menggunakan berbagai media pada pameran ini juga telah melalui proses seleksi yang teliti. Sebanyak tiga juri turut dilibatkan dengan pendekatan disiplin ilmu berbeda, yakni seni botani, ilmu botani, dan seni rupa. Parameter utama dalam penilaian meliputi akurasi, keterampilan, komposisi, dan kekayaan informasi botani.
BACA JUGA: Perpaduan Sains dan Seni di Pameran Seni Botani Pertama di Indonesia
Seniman Botani Tunjukkan Relasi Emosi
Kurator Fahmy Al Ghiffari Siregar mengatakan, sejumlah karya yang tampil pada pameran ini menunjukkan relasi emosi para seniman botani dengan tumbuhan. Karya-karya tersebut dapat mengungkap secara subtil keindahan yang tersembunyi pada tumbuhan.
Misalnya, karya yang menampilkan citra belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L), tumbuhan asli Sulawesi dan Maluku. Dengan menjalin relasi emosi dengan tumbuhan tersebut, ketakjuban atas keindahan yang tersembunyi menjadi mungkin untuk dilihat.
Keseluruhan karya pada pameran ini dapat memberi pengalaman atas keindahan tumbuhan yang diungkap oleh seniman botani melalui perjalanan oleh rasa dan relasi emosi. Kedua rasa itu telah dibangun dengan tumbuhan yang dipilih.
Selain itu, pameran ini dapat menggugah kontemplasi batin tentang kesadaran untuk melestarikan kekayaan hayati, khususnya dalam menelusuri relasi sejati manusia dengan alam.
BACA JUGA: Mulyakarya Kurangi Penderitaan Bumi Melalui Karya Seni
Butuh Proses Panjang untuk Hasilkan Lukisan
Demi menghasilkan sebuah lukisan flora, butuh sebuah proses yang panjang. Karya seni yang memanjakan mata ini perlu banyak perhatian khusus.
Botanical Artist, Prima Milawati mengemukakan ada banyak tahapan dalam melukis tumbuhan. Seniman perlu mencari asal-usul tumbuhannya terlebih dahulu sebelum melukis.
“Sebenarnya, proses yang oke itu kita mencari tahu sendiri tumbuhannya. Kita lihat sendiri tumbuhannya, spesimennya kita bawa pulang untuk kita lukis. Kita butuh bantuan foto juga karena melukis tumbuhan itu bukan pekerjaan yang instan, tapi perlu banyak gabungan,” ungkap Prima kepada Greeners disela-sela melukis.
Menurut Prima, seluruh seniman juga perlu mempelajari terlebih dahulu tumbuhan yang akan dilukis. Misalnya, karakteristik, morfologi, dan tekstur tumbuhan dari para ilmuwan taksonomi. Selain itu, seniman harus bisa menerjemahkannya ke dalam lukisan.
Penulis: Dini Jembar Wardani