Bogor (Greeners) – Indonesia mengambil bagian dalam pameran kolaborasi dunia bernama Botanical Art Worldwide yang bertajuk “Linking People With Plants Through Botanical Arts”. Pameran ini diikuti oleh 25 negara dari 6 benua untuk merayakan Hari Seni Botani Sedunia sekaligus Hari jadi Kebun Raya Bogor – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tanggal 18 Mei 2018.
Pameran dengan tema “Ragam Flora Indonesia” ini adalah hasil kerjasama antara Indonesia Society of Botanical Artists (IDSBA) dengan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya – LIPI dan merupakan pameran seni botani pertama di Indonesia. Acara berlangsung di Gedung Samida, Kebun Raya Bogor pada tanggal 18-20 Mei 2018.
Ketua IDSBA Andiriana Wisnu mengatakan, Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, Indonesia butuh banyak seniman dan ilustrator botani untuk mengabadikan kekayaan floranya.
“Diharapkan melalui rangkaian acara ini, praktik seni botani makin berkembang di Indonesia dan mendatangkan kemaslahatan bagi manusia dan alam Indonesia,” ujar Andiriana di Bogor, Jumat (18/05/2018).
BACA JUGA: Wajah Baru Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia
Andiriana melanjutkan, Pameran Ragam Flora Indonesia ini menampilkan kurang lebih ada 60 lukisan tumbuhan liar asli Indonesia. Beberapa diantaranya merupakan lukisan spesies endemik, langka atau sempit sebaran alaminya.
Melalui lukisan-lukisan tersebut Andiriana berharap masyarakat dapat menyaksikan karya seni yang memberi pengetahuan, menggugah kesadaran dan membangkitkan apresiasi atas seni botani maupun keanekaragaman hayati Indonesia.
“Selain itu, wawasan mereka akan diperluas dengan menyaksikan kompilasi Botanical Art Worldwide, slideshow 1.000 lukisan karya seni dan ilustrasi dari 25 negara dengan subjek flora asli setempat,” ujarnya menambahkan.
Wakil Kepala LIPI, Bambang Subiyanto mengatakan bahwa pameran seni botani ini sangat bagus terutama untuk memperkenalkan kekayaan biodiversitas Indonesia khususnya daerah tropis.
“Kalau menurut saya lukisan-lukisan ini jauh lebih bagus daripada foto aslinya, karena ketika waktu melukis pasti pelukisnya memasukan perasaannya ke dalam proses melukis,” ujar Bambang saat ditemui usai acara.
BACA JUGA: Cegah Kepunahan TSL, LIPI Latih Para Pengendali Ekosistem Hutan
Sementara itu, seni dan sains sering kali dianggap sebagai dua kutub yang terpisah. Seni botani membuktikan sebaliknya. Seni botani merupakan perpaduan tak terpisahkan antara sains (kajian botani) dan seni (rupa) sehingga lukisan yang dipamerkan dalam Ragam Flora Indonesia ini diseleksi dengan cara yang unik, yaitu kolaborasi antara kurator seni, ahli botani atau botaniwan dan seniman botani senior.
“Pengertian bahwa kita hidup di tengah keragaman yang luar biasa itu fakta dan kenyataan tidak bisa ditolak. Karya yang ada menyodorkan saya pesona visual, serta kemungkinan makna yang lebih luas bagi dunia ilmu pengetahuan atau sains dan dapat dilihat sebagai salah satu bukti, bahwa seni sesungguhnya adalah sains,” ujar Suwarno Wisetrotomo, Kurator Galeri Nasional Indonesia.
Lebih jauh, Suwarno mengungkap bahwa karya-karya lukisan cermat ini semacam interupsi yang memberikan banyak kejutan di tengah riuhnya seni rupa kontemporer yang seolah tanpa tepi. “Lukisan-lukisan bertema keragaman hayati menyodorkan pengetahuan yang jelas dan pengalaman keindahan (artistik) yang berbeda,” katanya.
Sebagai informasi, negara-negara yang juga menyelenggarakan pameran seni botani ini, yaitu Afrika Selatan, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Bermuda, Brazil, Chili, China, Kosta Rika, Inggris, Irlandia, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Kolombia, Korea Selatan, Meksiko, Perancis, Rusia, Selandia Baru, Skotlandia, Thailand, dan Ukraina.
Penulis: Dewi Purningsih