Break Free From Plastic Tagih Komitmen Korporasi Penyumbang Polusi Sampah Plastik

Reading time: 2 menit
Our Ocean Conference
Peserta Aksi Bersih Pantai Memajang Instalasi Kampanye #Breakfreefromplastic. Foto: greeners.co/Sarah R. Megumi

Bali (Greeners) – Satu hari sebelum Our Ocean Conference 2018 (00C 2018) dan bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, gerakan global #breakfreefromplastic bekerja sama dengan Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) menggelar aksi bersih pantai dari sampah plastik, mulai pantai Segara Ayu hingga Pantai Werdhapura Sanur di Denpasar, Bali, Minggu (28/10/2018). Aksi bersih pantai ini kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang menghadirkan generasi muda dan pemerhati lingkungan yang fokus dalam mengurangi permasalahan sampah plastik.

Menurut World Economic Forum, sebanyak 12 miliar ton plastik yang sebagian besar adalah plastik sekali pakai dan bungkus produk berasal masuk ke lautan setiap tahunnya. Penanggulangan sampah plastik melalui skema pengelolaan dan daur ulang sampah dikhawatirkan tidak berjalan efektif mengingat adanya peningkatan produksi plastik sejumlah 40% dalam dekade mendatang.

BACA JUGA : Menteri Susi: OOC 2018 Akan Membawa Manfaat Ekonomi bagi Indonesia

Von Hernandez selaku Global Coordinator #breakfreefromplastic menyatakan bahwa untuk mengakhiri krisis sampah plastik, korporasi harus mengambil langkah nyata dalam mengurangi jejak plastik secara signifikan. Upaya ini dilakukan untuk melindungi masyarakat dari dampak bahaya plastik sekali pakai.

“Gerakan global #breakfreefromplastic menantang korporasi untuk menunjukkan komitmen nyata dalam menghadapi krisis sampah plastik. Jangan hanya membuat komitmen-komitmen kosong yang cenderung memperparah masalah. Jika kita terus berdiam diri membiarkan korporasi-korporasi ini untuk melanjutkan business as usual maka polusi plastik global akan terus meningkat,” ujar Von.

Dari laporan audit terbaru yang dilakukan oleh Greenpeace dan Break Free From Plastic mengungkapkan bahwa terdapat empat perusahaan yang dilaporkan memiliki penjualan tertinggi dalam produk plastik sekali pakai (Coca-Cola, PepsiCo, Nestlé, dan Danone). Data laporan tersebut didapatkan dari 239 kegiatan clean up polusi plastik di 42 negara.

Our Ocen Conference

Kiri ke kanan: Von Hernandes (#breakfreefromplastik), Jane Patton, Ahmad Ashov (Greenpeace Indonesia). Foto: greeners.co/Sarah R. Megumi

“Ironis bahwa perusahaan-perusahaan yang telah teridentifikasi oleh brand audit kami sebagai pencemar terbesar merupakan perusahaan-perusahaan yang ikut mensponsori beach clean up. Bumi akan dilayani lebih baik bila mereka melakukan aksi bersih terhadap aktivitas mereka,” ujar Jane Patton yang mengkoordinasikan beberapa aksi brand audit #breakfreefromplastic.

Salah satu peserta diskusi, Yuyun Isnawati dari sekertariat Azwi mengatakan bahwa pekerjaan rumah Indonesia tentang sampah masih panjang, daur ulang saja tidak cukup untuk menghadapi permasalahan polusi plastik. “Sudah lewat masanya, daur ulang itu mestinya 30 tahun yang lalu. The new green is reduce packaging, reduce single use, sistem delivery diubah,” kata Yuyun.

BACA JUGA : Susi Pudjiastuti dan Retno Masurdi Pimpin 1.000 Orang Bersihkan Pantai

Yuyun menjelaskan bahwa aksi bersih-bersih yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan penyumbang sampah plasatik diharapkan tidak hanya sekedar bagian dari acara atau seremonial. Menurut Yuyun aksi bersih-bersih yang sesungguhnya dimulai dari perusahaan mereka sendiri, nyata dan sungguh-sungguh. “Target yang paling gampang memang menggunakan produk yang bisa di daur ulang, tetapi mereka tidak bilang bahwa jumlah produk mereka itu dikurangi apa tidak,” ungkap Yuyun.

Sebagai informasi, kegiatan tahunan Our Ocean Conference mempertemukan perwakilan pemerintahan, organisasi masyarakat sipil, sains, keuangan, dan bisnis dari seluruh dunia untuk membahas perlindungan laut dan menetapkan komitmen seluruh pihak terhadap kelestarian laut beserta isinya. Dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober sampai dengan 30 Oktober di Nusa Dua Bali.

Penulis: Sarah R. Megumi

Top