Susi Pudjiastuti dan Retno Marsudi Pimpin 1.000 Orang Bersihkan Pantai

Reading time: 2 menit
susi pudjiastuti
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memimpin aksi bersih-bersih pantai di Pantai Kuta, Bali pada Minggu (28/10/2018). Foto: greeners.co/Dewi Purningsih

Kuta (Greeners) – Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersama lebih dari 1.000 orang yang berasal dari komunitas, anak sekolah, desa adat, penggiat lingkungan dan masyarakat melakukan bersih-bersih pantai di Pantai Kuta, Bali. Susi Pudjiastuti mengatakan aksi bersih pantai diharapkan bisa dilakukan di semua tempat dan menjadi kebiasaan sehari-hari.

“Saya harap kebiasaan ini dilakukan di semua tempat yang menjadi kebiasaan di tempat kita masing-masing bukan hanya sekadar program pemerintah, karena kesadaran kita ini yang akan membuat hidup kita sehat. Menjaga kebersihan di Bali ini sangat penting sekali karena Bali merupakan tempat pariwisata. Ekonomi di Bali datang dari pariwisata jadi kenyamanan kebersihan menjadi keutamaan yang paling penting,” ujar Susi pada sambutannya di Beach Clean Up Day di Pantai Kuta, Bali, Minggu (28/10/2018).

Susi mengatakan Hari Sumpah Pemuda ini mengingatkan seluruh bangsa Indonesia akan satu kesatuan, satu bangsa, satu bahasa, dan satu tujuan untuk memajukan Indonesia yang mempunyai visi maritim dan menjadikan Indonesia poros maritim dunia dan laut masa depan bangsa.

“Semoga dengan persatuan bahasa, bangsa Indonesia akan menjadi lebih kuat lagi. Hari ini kita menatap laut dan menghadap laut sesuai dengan misi pemerintah menjadikan laut masa depan bangsa. Our ocean, our future, that is mission of our government (Laut kita, masa depan kita, itu misi pemerintah kita, Red.). Hari ini kita menatap persoalan, semua sampah, semua polusi yang ada di laut karena kita ingin menjadikan laut sebagai warisan bangsa kita,” jelas Susi.

BACA JUGA: KKP Akan Definisikan Ulang Tata Kelola Laut Lepas di OOC 2018 

Ia kembali mengingatkan bahwa Indonesia saat ini menjadi penyumbang sampah terbesar kedua setelah Cina dan jika masyarakat tidak mengurangi plastik, nelayan yang mencari ikan hanya akan mendapatkan plastik pada tahun 2030 nanti.

“Kita sudah menjaga laut kita dari Illegal Unreported Unregulated Fishing (IUU), sekarang kita jaga dari polusi yang dibuat oleh kita semua. Oleh karenanya saya menganjurkan kepada semua orang yang ada di sini dan masyarakat Indonesia untuk menghentikan penggunaan plastik di kehidupan kita sehari-hari. Kita harapkan dengan gerakan kampanye pembersihan pantai ini plastik akan berkurang,” kata Susi.

Susi juga mengapresiasi pemerintah Bali yang akan menghentikan penggunaan plastik pada tahun 2019 nanti. Hal ini merupakan langkah besar untuk mengurangi sampah plastik di Indonesia dan memajukan pembangunan Bali yang bersih dari sampah. “Saya tidak mau ada video sampah plastik di Bali lagi, supaya turis mengenal Bali sebagai daerah yang bersih dari sampah plastik,” katanya menambahkan.

BACA JUGA: Our Ocean Conference 2018, Menagih Komitmen Dunia atas Keberlanjutan Laut 

Senada dengan Susi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa menjaga laut dari sampah adalah hal yang penting karena masa depan generasi muda akan bergantung pada laut nantinya.

“Laut bukanlah tong sampah yang besar, laut adalah hidup kita. Our ocean is our life, oleh karena itu cintailah laut ini sebagaimana kita mencintai hidup kita. Hari ini kita merayakan Hari Sumpah Pemuda. Indonesia lahir karena semangat persatuan dan kerjasama akan kita bawa di dalam Our Ocean Conference yang akan diselenggarakan besok,” kata Retno.

Sebagai informasi, Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan internasional Our Ocean Conference (OOC 2018) yang akan dilaksanakan di Bali pada 29-30 Oktober besok. Penyelenggaraan OOC 2018 ini merupakan yang kelima kalinya sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2014 lalu di Washington DC, Amerika Serikat.

Dalam konferensi tersebut, para pemangku kepentingan dan pemerhati kelautan dunia akan bertemu untuk membahas dan mencari solusi terhadap masalah-masalah kelautan. Acara ini akan dihadiri oleh 1.500 peserta dari berbagai negara, organisasi internasional, lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, figur publik hingga influencer dunia dari 143 negara.

Penulis: Dewi Purningsih

Top