ECOTON Bentuk Sakenah, Generasi Peduli Sampah

Reading time: 3 menit
Ecoton menginisiasi program Keluarga Sakenah. Foto: Ecoton
Ecoton menginisiasi program Keluarga Sakenah. Foto: Ecoton

Jakarta (Greeners) – Ecological Observation and Wetland Conservation (Ecoton) menginisiasi program Keluarga Sakenah (Sadar Kelola, Kurangi Sampah). Inisiasi ini adalah gerakan penanggulangan sampah berbasis keluarga yang terwujud bersama Tim SICI (Spritual Initiative Change Makers Indonesia) Jawa Timur untuk membentuk generasi lebih peduli sampah.

Kegiatan terlaksana selama tiga hari, tepatnya pada tanggal 18 hingga 20 Desember 2023. Melalui inisiasi ini, anak-anak di dalam keluarga akan menjadi anak yang bisa membuat perubahan baik di rumah dan sekitarnya.

BACA JUGA: Riset Ecoton : Masyarakat Anggap 94,9 % Sungai Tercemar

Di samping itu, program Keluarga Sakenah awalnya terbentuk dari banyaknya kasus diabetes pada anak yang meningkat 70 kali lipat. Hal ini akibat makanan yang sering anak-anak konsumsi adalah makanan dalam kemasan sachet, yang banyak penambahan garam, gula, lemak dan zat adiktif lainnya, sementara nutrisinya sedikit.

Padahal, anak-anak adalah calon orang-orang yang produktif di masa depan dan memiliki peran besar menjadi penggerak perubahan. Maka, kasus ini perlu dihentikan dan salah satu upayanya adalah melalui Keluarga Sakenah. Lewat program ini, anak akan menjadi penggerak perubahan dengan melibatkan sekolah yang akan membatasi jajan sachet dan keluarga yang mendukung kegiatan-kegiatan positif sang anak.

Ecoton menginisiasi program Keluarga Sakenah. Foto: Ecoton

Ecoton menginisiasi program Keluarga Sakenah. Foto: Ecoton

Libatkan Guru dan Wali Murid saat FGD

Dalam menginisiasi program Keluarga Sakenah, kegiatan mencakup Forum Group Discussion (FGD) selama tiga hari. Kegiatan ini melibatkan guru dan wali murid dari sekolah-sekolah lintas agama, yakni SD Muhammadiyah 1 Wringinanom, SDIT Yaa Bunayya, dan Pasraman Satya Dharma Menganti.

FGD hari pertama bersama guru sekolah membahas mengenai peran sekolah sebagai ruang pengetahuan diproduksi dan disebarkan. Sehingga, anak-anak dapat mengimplementasikan pengetahuannya di rumah.

Tak sekadar itu, dalam FGD tersebut juga membahas mengenai tahapan-tahapan membuat sekolah bebas sachet. Hal itu sebagai upaya membentuk kebiasaan anak menerapkan gaya hidup pengurangan sampah.

“Acara FGD ini merupakan pertemuan awal dari program Keluarga Sakenah. Kami melakukan acara ini untuk mengajak sekolah, guru ,dan orang tua untuk mendukung anak-anak mereka menjadi generasi pembuat perubahan. Fokus Program Keluarga Sakenah adalah pembelajaran kepada anak-anak, namun tidak menutup kemungkinan pembelajaran juga oleh guru dan orang tua. Sebab, mereka adalah aktor penting yang dekat dengan anak,” ujar Koordinator Program Keluarga Sakenah, Firly Mas’ulatul Jannah.

Ecoton menginisiasi program Keluarga Sakenah. Foto: Ecoton

Ecoton menginisiasi program Keluarga Sakenah. Foto: Ecoton

Peserta Belajar Pengelolaan Sampah Organik

Selain itu, peserta FGD Keluarga Sakenah juga berkeliling bersama ECOTON untuk mengetahui beberapa metode pengelolaan sampah organik. Misalnya, metode pengomposan bata terawang, eco-enzyme dan bank daun. Hal ini untuk memotivasi orang tua membuat pengomposan di rumah.

Bahkan, orang tua pun ada yang tertarik dengan metode pengomposan ini. Beberapa dari mereka ada yang berencana membuat bata terawang untuk menampung sampah dapurnya.

“Pembelajaran yang akan anak-anak lakukan adalah pembelajaran sesuai konteks situasi di sekitar mereka. Anak-anak akan mengidentifikasi dan menganalisis kondisi di sekitar untuk melatih kepekaan terhadap masalah. Bila kepekaan ini sudah muncul dalam diri anak-anak, mereka akan tergerak mencari solusi atas masalah tersebut,” imbuh Firly.

BACA JUGA: Riset: Kualitas Air Sungai di Trenggalek Masih Layak Minum

Kesan baik juga telah disampaikan oleh Wali Murid SD Muhammadiyah 1 Wringinanom, Kusmiati. Ia mengatakan, bahwa saat pertama kali mendapat penjelasan mengenai program Keluarga Sakenah, dirinya merasa senang dengan program ini.

“Karena akan memperoleh banyak manfaat, terutama pada anak-anak. Anak saya memang untuk berbicara di depan umum sudah ada perkembangan. Namun, dia juga masih perlu belajar untuk menambah pengetahuan lagi. Makanya, program ini saya sambut dengan antusias bersama orang tua lainnya, agar anak saya dan lain juga bisa menjadi anak-anak yang kritis dan peka terhadap masalah di sekitar,” ujar Kusmiati.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top