70 % Penduduk Indonesia Gantungkan Hidupnya pada Laut

Reading time: 2 menit
Aktivis Sektor Perikanan Suarakan Penolakan UU Cipta Kerja
Sebagian besar masyarakat pesisir melaut. Foto: Shutterstock.

Jakarta (Greeners) – Sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, Indonesia berkesempatan mengoptimalkan potensi ekonomi laut Indonesia untuk pemulihan dan transformasi ekonomi bangsa.

“Utamanya untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja, produktivitas, dan nilai tambah bagi perekonomian,” kata Wakil Menteri Bidang Ekonomi Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti di Belitung, baru-baru ini.

Perkiraannya sebanyak 70 % penduduk Indonesia tinggal di wilayah pesisir. Itu artinya, mata pencaharian jutaan penduduk Indonesia bergantung pada laut.

Bank Dunia mendefinisikan ekonomi biru sebagai pemanfaatan berkelanjutan sumber daya laut untuk pertumbuhan ekonomi. Di samping itu juga peningkatan mata pencaharian, dan pekerjaan sambil menjaga kesehatan ekosistem laut.

Stok Karbon Biru dari Laut Indonesia

Dalam kesempatan itu, organisasi akar rumput CarbonEthics menerima kehormatan untuk memamerkan karya di sektor ekonomi biru. Co-founder sekaligus Chief Marketing Officer CarbonEthics Jessica Novia menyatakan, pentingnya tindakan aksi untuk merespon perubahan iklim.

“Perubahan iklim adalah krisis kemanusiaan terbesar dunia modern. Kita perlu mengambil tindakan segera sekarang,” ucapnya.

CarbonEthics bertujuan untuk memulihkan keseimbangan iklim melalui solusi berbasis alam, dengan pionir dalam ekosistem karbon biru. Ekosistem karbon biru adalah ekosistem di wilayah pesisir dan laut yang menyerap karbon seperti mangrove, rumput laut, lamun, dan terumbu karang.

“Indonesia memiliki stok karbon biru tertinggi secara global dari mangrove kita. Tetapi kita juga memiliki salah satu tingkat deforestasi tertinggi di dunia. Jadi penting bagi kita untuk melindungi dan melestarikannya,” kata dia.

Lebih jauh ia menyebut, pentingnya kerja sama bersama dengan masyarakat lokal sebagai jantung konservasi. CarbonEthics menerapkan model konservasi berbasis masyarakat untuk memberdayakan dan mengembangkan masyarakat pesisir.

“Sehingga mereka dapat menjadi yang terdepan dalam melindungi wilayah pesisir mereka. Memastikan ekonomi biru untuk generasi yang akan datang sekaligus memulihkan keseimbangan iklim bagi dunia,” tuturnya.

Laut Indonesia perlu dijaga dari dampak perubahan iklim. Foto: Shutterstock

Adopsi Gaya Hidup Rendah Karbon

Mereka pun mendorong individu dan institusi untuk mengadopsi gaya hidup rendah karbon dengan mengurangi dan menetralkan jejak karbon.

Ekosistem karbon biru memiliki kekuatan untuk memulihkan keseimbangan iklim dan memberdayakan masyarakat lokal. Hingga tahun 2022, CarbonEthics telah berhasil menanam lebih dari 70.000 bibit karbon biru, menyerap 5.316.785 kg CO2. Mereka pun dapat meningkatkan pendapatan petani lokal di Jakarta dan Kepulauan Riau sebesar 22 %.

Berdiri pada tahun 2019, CarbonEthics telah mencapai berbagai tonggak penting selama tiga tahun perjalanan mereka. Dapat kepercayaan sebagai kolaborator dalam KTT G20, pada tahun 2021. Saat itu Jessica membawa delegasi Uni Eropa di Indonesia dalam perjalanan konservasi mangrove sebagai bagian dari rangkaian kegiatan mereka untuk mengakhiri Pekan Diplomasi Iklim.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top