Hapus Timbal Berbahaya Pada Mainan Anak dan Produk Cat

Reading time: 2 menit
Waspada mainan bertimbal
Masyarakat perlu jeli memilih mainan anak. Waspada memilih, agar terhindar dari mainan bertimbal. Foto: Shutterstock

Jakarta (Greeners)- Yayasan Nexus3 mendesak penghapusan timbal pada mainan anak dan produk cat. Selain berbahaya bagi lingkungan, keracunan timbal juga membahayakan kesehatan manusia. Apalagi jika mainan anak yang mengandung timbal masih banyak beredar, anak-anak sebagai generasi penerus bangsa terancam kesehatannya.

Untuk itulah, Yayasan Nexus3 berpartisipasi dalam Pekan International Pencegahan Keracunan Timbal 2021. Peringatan tahun ini fokus pencegahan paparan timbal pada anak-anak dan mempercepat upaya untuk menghapus penggunaan timbal dalam cat.

Penasihat Senior Yayasan Nexus3 Yuyun Ismawati mengatakan, keracunan timbal jauh lebih berbahaya bagi anak-anak daripada orang dewasa. Hal itu dapat memengaruhi saraf dan otak anak-anak yang sedang berkembang. Semakin muda usia anak semakin berbahaya keracunan timbal bagi dirinya.

“Timbal adalah logam berat yang berbahaya dan beracun terhadap kesehatan dan lingkungan. Selain itu, timbal memiliki sifat yang tidak bisa teruraikan, sehingga mudah terakumulasi di lingkungan dan menyebabkan keracunan,” katanya di Jakarta, Minggu (24/10).

Sejak tahun 2013 setiap pekan ke empat bulan Oktober, Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan United Nations Environment Programme (UNEP) mengajak publik untuk merayakan Pekan Aksi Pencegahan Keracunan Timbal Internasional.

Waspada Timbal Berbahaya pada Cat

Selain ancaman timbal pada mainan anak, masyarakat juga harus waspada pada produk cat yang masih mengandung timbal. Cat mengandung timbal juga berbahaya bagi anak-anak.

“Cat yang mengandung timbal bisa ditimpa dengan 4 lapisan (layer) bahan cat tak bertimbal. Tetapi selesai ditimpa tidak bisa ditinggal begitu saja. Tetap harus diperiksa selama 3 bulan” ucap Yuyun.

Sementara itu, jika anak-anak tanpa sengaja mengerok cat bertimbal yang berbahaya itu, segera semprot dengan air supaya debu yang keluar dan berkategori limbah timbal itu tidak menyebar kemana-mana.

Bahkan untuk membersihkannya harus menggunakan water gel, water spray yang harus beralaskan terpal dan baju tertutup (baju seperti asronot) dengan masker khusus.

Yuyun menjelaskan, keracunan timbal terjadi ketika seseorang mengalami pengendapan timbal di dalam tubuh. Sedangkan titik timbal merupakan logam berat beracun yang terdapat di lingkungan. Logam yang satu ini tidak boleh dipandang sebelah mata. Karena sedikit saja timbal masuk ke dalam tubuh anak maka dampaknya bisa menyebabkan kerusakan serius pada tubuh.

Logam berat ini bisa masuk ke tubuh anak lewat berbagai cara. Mulai dari udara yang terhirup dan makanan minuman yang terkontaminasi timbal. Selain itu, kulit yang berkontak dengan timbal bisa menciptakan radikal reaktif yang merusak struktur sel termasuk DNA dan membran sel.

Yuyun kembali mengingatkan, masyarakat perlu waspada karena mainan anak – anak, keramik, makanan kaleng, tanah, hingga debu pada peralatan rumah tangga masih ada yang bertimbal.

“Tanah yang bertimbal akan berdampak bagi kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan. Timbal dapat ikut terkonsumsi oleh makhluk hidup,” imbuhnya.

Rantai ekosistem bisa terdampak timbal berbahaya. Dalam ekosistem antarmahkluk saling berhubungan. Saat tanaman terkontaminasi timbal, maka manusia dan hewan yang mengkonsumsi tanaman itu pun ikut tercemar logam berbahaya itu.

Penulis : Ihya Afayat

Top