Jakarta (Greeners) – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kebun Raya Bogor ke-208, Kebun Raya Bogor melakukan rehabilitasi tumbuhan koleksi dan peresmian Rumah Kaca Hoya. Kegiatan ini juga sekaligus memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia pada 22 Mei.
Pembangunan Rumah Kaca Hoya merupakan upaya dalam meningkatkan jumlah dan kualitas tumbuhan koleksi Kebun Raya. Rumah Kaca Hoya merupakan fasilitas khusus untuk konservasi dan edukasi tanaman dari genus Hoya.
Tanaman hoya terkenal karena bentuk dan keindahan bunganya serta nilai ilmiahnya sebagai tanaman epifit tropis. Rumah Kaca Hoya dapat menjadi pusat konservasi unggulan untuk spesies Hoya dari berbagai wilayah di Indonesia.
Direktur Pengelolaan Koleksi Ilmiah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Sasa Sofyan Munawar mengatakan bahwa rehabilitasi tumbuhan koleksi juga menjadi bagian penting dari pengelolaan tumbuhan koleksi. Apalagi, kebun raya menjadi pusat konservasi tumbuhan.
BACA JUGA: HUT ke-206, Kebun Raya Bogor Tingkatkan Pengelolaan Kebun Raya
Kegiatan rehabilitasi (penanaman) tumbuhan koleksi berfokus pada dua kelompok tumbuhan penting, yakni suku Arecaceae (palem-paleman) dan Annonaceae (sirsak-sirsakan).
“Kegiatan ini bukan sekadar menanam, namun juga memastikan tumbuhan koleksi yang kami tanam mengganti tumbuhan koleksi yang mati sebelumnya. Sehingga, tumbuhan koleksi terjaga jumlah dan kondisinya sesuai masterplan kebun raya,” kata Sasa dalam keterangan tertulisnya, Minggu (18/5).
Tingginya Keragaman Palem Indonesia
Di tahun 2024, terdapat 299 koleksi spesimen yang mati, sementara penanaman koleksi yang baru mencapai 102 spesimen. Sasa juga menguraikan, terdapat 9 spesimen tumbuhan koleksi suku Arecaceae (palem-paleman) yang mati dan harus rehabilitasi. Data Registrasi Kebun Raya Bogor pada Februari 2025 mencatat, ragam suku Arecaceae di Kebun Raya Bogor sekitar 73 marga, 237 jenis, 1.008 spesimen.
Selain itu, keragaman palem Indonesia sangat tinggi. Dari sekitar 576 jenis (46 marga) palem yang ada di Indonesia, 216 jenis (29 marga) di antaranya merupakan jenis-jenis endemik.
BACA JUGA: Landasi Pengembangan KRB dengan Kaidah Ilmiah dan Konservasi
Sementara itu, terdapat 12 spesimen tumbuhan koleksi suku Annonaceae yang mati dan harus direhabilitasi. Data Registrasi Kebun Raya Bogor pada Februari 2025 mencatat, ragam suku Annonaceae di Kebun Raya Bogor sekitar 31 marga, 77 jenis, 287 spesimen.
Suku Annonaceae merupakan salah satu suku terbesar dari Angiospermae dan memiliki keragaman yang tinggi di daerah hutan hujan dataran rendah di kawasan Malesia, termasuk Indonesia.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia











































