Wisata Malam Glow Perkuat Variasi Edukasi di Kebun Raya Bogor

Reading time: 4 menit
Glow di malam hari
Wisata malam Glow menjadi bagian edukasi berbagai koleksi tumbuhan di Kebun Raya Bogor. Foto: Greeners

Bogor (Greeners) – Program wisata malam Glow di Kebun Raya Bogor (KRB) akan menjadi bagian dari zona penelitian. Kehadiran Glow juga untuk memperkuat variasi fungsi edukasi kebun raya yang tidak sekadar menjadi tempat berfoto tanpa pengunjung mengetahui kekayaan flora dan fauna di KRB.

Saat ini wisata malam Glow masuk tahap finalisasi, dalam waktu dekat akan terbuka untuk umum. Operator pengelola memastikan Glow menjadi konsep inovasi komunikasi KRB dalam mengembalikan fungsi edukasi bagi para pengunjung.

Direktur Sales dan Marketing PT Mitra Natura Raya (MNR) Michael Bayu A. Sumarijanto mengatakan, pihaknya sempat melakukan survei terhadap pengunjung di empat kebun raya, yakni Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi dan Kebun Raya Eka Karya Bali pada tahun 2020 lalu.

PT MNR selaku operator pengelola KRB menyebut, hasil survei mendapati bahwa 90% pengunjung mengaku hanya menjadikan kebun raya sebagai tempat berfoto dan berolahraga. Sementara itu hanya sedikit sekali yang mengambil manfaat edukasi dari kunjungannya ke kebun raya.

“Padahal misi utama dari kebun raya ini adalah untuk mengedukasi. Nah ini yang ingin kita support, bagaimana kita menginformasikan apa yang sudah ditemukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan kerja kerasnya. Itu kita display, untuk memotivasi dan menginspirasi. Jadi ini adalah mimpi dari Glow itu sendiri. Glow ini hanya kemasan saja, intinya adalah itu, edukasi dan menginformasikan hasil kerja keras BRIN,” kata Michael Bayu dalam media trip di KRB, Kamis (30/9) malam.

Bayu optimistis dan dalam waktu dekat wisata malam Glow akan segera dibuka untuk umum. Saat ini, pihaknya masih dalam tahap finalisasi di beberapa hal.

“Kalau soal harga, saya rasa itu sangat terjangkau. Karena kalau di luar negeri itu kita sudah bicara di atas US$ 40, dengan barang yang sama, nilai investasi yang sama. Kami di sini, intinya lebih mengutamakan kepentingan edukasinya dalam batas-batas yang sewajarnya,” ucap Bayu.

Konferensi pers Glow

Pihak PT MNR, BRIN dan KRB memberi penjelasan seputar Glow kepada media. Foto: Greeners

KRB Tetap Jalankan Lima Fungsi Utama

Plt Direktur Kemitraan Riset dan Inovasi Hendrian menegaskan, KRB tetap menjalankan lima fungsi utamanya yakni konservasi, penelitian, edukasi, wisata dan jasa lingkungan. Fungsi ini pun akan beriringan pelaksanaannya. Ia menegaskan, tidak ada upaya menghilangkan salah satu fungsi dari KRB.
Ia memastikan setiap fungsi tidak saling mengalahkan. Kelimanya harus berjalan secara seimbang, proporsional dan berjalan beriringan.

“Jadi tidak benar kalau misalnya, fungsi wisata akan mengalahkan konservasi, atau wisata akan meniadakan riset dan seterusnya. Kelimanya akan kita pegang teguh dan bersama-sama untuk optimalisasi,” kata Hendrian di lokasi yang sama.

Ia menegaskan, BRIN akan berupaya keras agar lima fungsi kebun raya berjalan optimal dan lebih baik.

“Yang ingin saya sampaikan semuanya, tentu BRIN akan berusaha keras untuk pemanfaatan lima fungsi itu agar lebih optimal, semakin baik dari kemarin. Itu sebabnya tadi disebutkan optimalisasi infrastruktur di beberapa fasilitas riset dan seterusnya. Itu tidak lain agar pemanfaatannya bisa dirasakan lebih baik oleh periset,” tuturnya.

Pengunjung saksikan Glow

Awak media menyaksikan Glow secara lebih dekat. Foto: Greeners

Wisata Malam Glow Berpotensi Jadi Zona Penelitian

Kepala Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya Sukma Surya Kusumah mengungkapkan, untuk awalnya Glow akan beroperasi hanya untuk kepentingan penelitian sebelum untuk umum. Hal ini untuk mengetahui dampak Glow bagi tanaman sekitarnya.

Menurutnya, Glow Kebun Raya Bogor akan menjadi zona penelitian terkait dampaknya terhadap tumbuhan. Sebab KRB pun berada di tengah kota Bogor. Sebagai informasi, banyak negara juga sudah memiliki konsep wisata malam seperti Glow.

“Tentu saja ada perbedaan ya (ketika Glow beroperasi). Yang tadinya di sini, biasanya gelap, redup atau tidak ada lampu sekarang menjadi terang. Kami di sini sedang melakukan meriset faktor-faktor apa saja yang memengaruhi perbedaan tadi, tetapi mungkin dari polusi di sekitar juga akan memengaruhi ya,” papar Sukma.

Hasil kajian ilmiah itu tambahnya, akan KRB buat dalam jurnal internasional yang terindeks secara global.

“Kami tidak hanya meriset Glow ya. Tapi full riset kami lakukan baik itu dampak dari lampu yang ada di taman kota, maupun yang ada di Kebun Raya Bogor dan kami akan melakukan perbandingan ya,” katanya.

Glow Hadir di Enam Zona Taman 

Dalam kesempatan itu, awak media juga mengelilingi Glow. Media mengunjungi enam zona yakni zona Taman Pandan, Taman Meksiko, Taman Aquatik, Taman Astrid dan Ecodome. Di setiap zona, berisi tanaman-tanaman khusus sesuai dengan nama dari zona tersebut.

Di setiap zona, nampak layar dengan video bentuk tumbuhan-tumbuhan, ada pula narasi berupa suara yang menjelaskan tentang sejarah, jenis hingga tanaman yang ada di dalam video. Permainan lampu di setiap zona membawa pengunjung seakan merasa berada di dalam dunia fiksi tumbuh-tumbuhan.

Media menelusuri Glow sejauh 1,2 kilometer. Selama berkeliling, petugas menemani pengunjung dengan terus memberikan informasi tumbuhan yang ada di setiap zona.

Bayu mengungkapkan, lebih dari 100 personel keamanan bersiaga di Glow yang terdiri dari 30 pengamanan organik dan sisanya TNI, Polri. Pengelola juga memasang 25 kamera CCTV di seluruh area Glow.

“Selain itu kita juga siapkan tim medis, baik pengobatan termasuk tim medis spiritual,” imbuhnya.

Penulis : Sol

Top