Jalur Sepeda di Jakarta Perlu Evaluasi

Reading time: 2 menit
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat menghadiri gelaran nonton bareng "Cars vs Bike" di Balai Kota, Rabu, 27 November 2019.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat menghadiri nonton bareng "Cars vs Bike" di Balai Kota, Rabu, 27 November 2019. Foto: www.greeners.co/Ridho Pambudi

Jakarta (Greeners) – Kendaraan bermotor di Jakarta semakin bertambah setiap tahunnya. Maraknya kendaraan murah dan promosi ramah lingkungan menyebabkan kepemilikan kendaraan makin meningkat. Motor, salah satunya, merupakan kendaraan yang dianggap efisien sebagai moda transportasi.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta mencatat, kepemilikan mobil di tahun lalu sebanyak 3,99 juta unit. Sedangkan di tahun 2017 jumlahnya sekitar 3,75 juta unit. Sementara untuk kendaraan bermotor jumlahnya lebih dominan yakni, 14,74 juta unit pada tahun 2018.

Jumlah kendaraan yang meningkat berbanding lurus dengan emisi karbon yang dihasilkan. Dilansir dari databoks.co, gas buang kendaraan bermotor di Jakarta sebesar 206 juta ton per tahun. Penyumbangnya terdiri dari sektor transportasi, rumah tangga, dan industri.

Baca juga: Cina Membangun Jalur Sepeda Terpanjang di Dunia

Melalui Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 128 Tahun 2019, pemerintah ibu kota mempersiapkan lajur untuk pesepeda di beberapa titik. Sebelumnya wacana infrastruktur khusus sepeda sudah digarap di tahun 2011. Namun karena beberapa faktor pembuatan jalur tersebut tidak berfungsi.

Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Nirwono Yoga mengatakan efektivitas jalur sepeda hanya berfungsi jika jalur sepeda dibangun sesuai rute yang digunakan oleh komunitas pesepeda. “Jalur sepeda yang dibangun sekarang ini belum semuanya sesuai dengan jalur pesepeda sehingga perlu dievaluasi kembali efektivitas pembangunan jalur sepeda,” kata Nirwono, di Jakarta, (27/11).

Ia menjelaskan infrastruktur sepeda sebaiknya dibagi menjadi tiga jenis. Pertama bike path yang lebarnya 1,5 meter dibuat terpisah, bike line yang sedang dibangun sekarang, dan bike road atau rute sepeda yang berada di persimpangan dilengkapi dengan marka serta lampu.

Baca juga: Lebih Cepat Sepeda dari pada Motor

Putut Soedarjanto, Ketua Bike to Work Indonesia mendorong agar kebijakan Jakarta ramah sepeda dapat menjadi fokus kebijakan transportasi. Ia berharap penggunaan kendaraan bermotor pribadi juga turun. “Kita ingin menyadarkan masyarakat karena polusi sudah cukup parah sekali. Mari ciptakan Jakarta dan kota-kota lain sebagai kota yang ramah manusia bukan mesin, sehingga semua akan happy menghirup udara segar,” ujar Putut.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan untuk menjalankan kebijakan jalur sepeda di Jakarta bukan sesuatu yang mudah. “Karena Jakarta kotanya sudah jadi, infrastrukturnya sudah jadi, ada seni tersendiri,” ucap Anies, di Balai Kota, Jakarta Pusat.

Penulis: Ridho Pambudi

Top