Lestarikan Kali Surabaya, Ecoton dan Tim Tiga Hari Susur Sungai

Reading time: 2 menit
Susur sungai Kali Surabaya oleh Ecoton dan tim lainnya. Sampah sachet menjadi temuan yang mendominasi. Foto: Ecoton

Jakarta (Greeners) – Ecological Observation and Wetland Conservations (Ecoton) melakukan susur sungai sebagai upaya pelestarian lingkungan dan menjaga kebersihan Kali Surabaya. Kegiatan yang berlangsung tiga hari, (29/8) hingga (31/8) ini sebagai wujud kampanye memerdekakan sungai dari sampah dan berbagai jenis limbah industri dan rumah tangga.

Susur sungai ini juga melibatkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik, Perum Jasa Tirta 1 dan masyarakat umum.

“Kegiatan ini adalah bentuk kampanye kami kepada seluruh masyarakat, pelaku industri dan pemerintah untuk bersama-sama menjaga Kali Surabaya yang merupakan Das Brantas dari berbagai aktivitas sumber pencemaran,” kata Koordinator Kegiatan Susur Sungai Surabaya, Kholid Basyaiban dalam keterangannya, Selasa (30/8).

Apalagi Kali Surabaya sebagai bahan utama air baku PDAM di Kota Surabaya, Gresik dan Sidoarjo. Hari pertama susur sungai mereka mulai dari Wringinanom sampai Desa Bambe Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik. Lalu di Kelurahan Gunungsari pada hari kedua dan Mlirip Mojokerto sampai Wringinanom Gresik pada hari ketiga.

Selain itu, ada pula kegiatan bersih-bersih (clean up) di titik timbulan sampah bantaran sungai. Kegiatan brand audit bertujuan untuk mengetahui siapa saja produsen sampah plastik yang paling banyak memberikan kontribusi sampahnya.

Susur Sungai Sambil Tanam Pohon di Sepanjang Kali Surabaya

Dalam kesempatan itu, Ecoton juga menanam puluhan bibit pohon. Selain itu juga memasang papan imbauan larangan membuang sampah di sepanjang aliran Kali Surabaya.

Nanda Pramudya, salah satu peserta susur sungai dari mahasiswa Program Studi Sejarah Universitas Negeri Malang mengungkapkan, sampah plastik jenis sachet mendominasi clean up. Satu truk mengangkut sampah hasil clean up dari Desa Cangkir, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik ini.

“Seharusnya bantaran sungai steril dari timbulan sampah supaya tidak terjadi kebocoran sampah yang masuk ke badan air sungai. Oleh karena itu, kami memasang papan imbauan supaya masyarakat tidak membuang sampah ke sungai,” ungkap Firly Mas’ulatul Jannah Koordinator Zero Waste Cities Ecoton.

Berdasarkan hasil brand audit, Ecoton mengidentifikasi 3 perusahaan yang berkontribusi menyumbangkan sampahnya di antaranya (Wings 44 %, Indofood 21 %, Forisa 15 % dan sisanya adalah produsen lainnya.

Selain melakukan clean up, tim susur sungai juga mengedukasi warga di bantaran sungai. Foto: Ecoton

Sampah Plastik Berubah Jadi Mikroplastik

Manager Riset dan Kepala Lab Ecoton Rafika Aprilianti menyatakan, banyak jenis sampah plastik yang dibuang ke sungai. Jenisnya seperti sachet, tas kresek, botol plastik, styrofoam dan bungkus plastik yang dapat terdegradasi menjadi partikel mikroplastik.

Imbasnya, dapat mengancam kelangsungan makhluk hidup di sungai dan mengkontaminasi tubuh manusia seperti mengganggu sistem hormonal hingga kanker.

Temuan brand audit menunjukkan sekitar 70 % jenis sampah plastik sachet mendominasi di antara jenis plastik lainnya.

Lebih lanjut, kegiatan susur sungai yang Ecoton inisiasi ini merupakan bentuk kolaborasi pemulihan kualitas air Sungai Brantas melalui kampanye bersama yaitu #AKSIBRANTAS. Sementara Kali Surabaya adalah pecahan dari Sungai Brantas yang menjadi bahan baku air PDAM.

Hari pertama susur Sungai Surabaya tim relawan susur sungai berhasil mengidentifikasi sekitar 334 bangunan liar, 154 timbulan sampah liar dan 305 pohon terlilit plastik.

Tim susur sungai pun melakukan sosialisasi ke masyarakat sekitar bantaran kali terkait pentingnya menjaga dan melestarikan sungai.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top