IATI Dukung Pemerintah Menuju Transisi Energi Bersih

Reading time: 2 menit
Ketua Umum IATI Hammam Riza (kedua kanan) berfoto bersama usai acara yang IATI gelar untuk mendorong terwujudnya energi bersih di Indonesia. Foto: Greeners/Ramadani Wahyu

Jakarta (Greeners) – Ikatan Audit Teknologi Indonesia (IATI) mendukung transisi energi dari ketergantungan fosil menuju pemanfaatan energi bersih berkelanjutan.

Komitmen ini IATI bangun bersama Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (MASKEEI) dan Institut Evaluasi Energi Indonesia (IEEI).

Untuk itu, IATI berupaya mendorong pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang mampu melakukan evaluasi energi serta audit teknologi. Harapannya SDM ini dapat memenuhi standar pencapaian pengurangan emisi karbon maupun carbon foot print khususnya di sektor industri.

Dengan adanya kesepakatan global dalam Paris Agreement 2015 Pemerintah Indonesia menyiapkan target net zero emission (NZE) selambatnya tahun 2060 atau lebih cepat.

Salah satu langkah menuju pencapaian sasaran tersebut Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 % dengan kemampuan sendiri. Kemudian 41 % dengan dukungan internasional pada tahun 2030.

Dukungan IATI untuk Audit Teknologi

Ketua Umum IATI Hammam Riza mengatakan, ada tantangan penarikan investasi ke Indonesia. Ia menyebut, pada saatnya nanti persaingan untuk menarik investasi asing masuk ke Indonesia akan terkendala dengan ketersediaan pembangkit listrik bersih yang ada di Indonesia.

“Banyak industri yang mempersyaratkan ketersediaan pembangkit yang ramah lingkungan ini dalam proses produksinya,” katanya dalam Diskusi Nasional tentang peran Audit Teknologi dan Evaluasi Energi di Jakarta, baru-baru ini.

Hal ini karena komitmen mereka terhadap dunia untuk memenuhi pengurangan emisi karbon di udara. Bahkan, hal ini sudah menjadi syarat mutlak bagi produksi yang akan masuk ke Eropa. Pasalnya, negara-negara maju mulai mewajibkan setiap produksi memiliki sertifikat bebas karbon atau carbon footprint dalam setiap produksi yang dipasarkan di negara mereka.

Energi terbarukan ini salah satunya pembangkit listrik tenaga surya. Foto: Shutterstock

Butuh SDM Unggul

Oleh karena itu, IATI bersama- sama dengan MASKEEI dan IEEI, melihat pentingnya melakukan pengembangan kapasitas SDM. Nantinya SDM ini harus yang mampu melakukan evaluasi energi serta audit teknologi.

“Kami berharap bahwa kami dapat bekerja sama dengan kementerian terkait untuk dapat mewujudkan target pemerintah ini. Khususnya dalam melakukan transisi energi menuju net zero emission tahun 2060,” kata Hammam.

IATI merupakan sebuah organisasi profesi auditor teknologi yang independen. Organisasi ini memiliki peran strategis membina dan mengawasi auditor teknologi dengan berpedoman pada standar kualifikasi profesi dan kode etik auditor teknologi.

Perkumpulan IATI adalah organisasi profesi nonprofit yang beranggotakan para auditor teknologi, pemerhati audit teknologi. Selain itu juga pencinta teknologi serta anggota masyarakat yang berminat dan turut mengembangkan kegiatan audit teknologi di Indonesia.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top