Sungai di Lima Provinsi Ini Paling Tinggi Tercemar Mikroplastik

Reading time: 2 menit
Lingkungan tercemar ancam kehidupan manusia. Foto: Shutterstock

Jakarta (Greeners) – Ecological Observation and Wetland Conservation (Ecoton) menyebut, kondisi sejumlah sungai di Indonesia buruk tercemar mikroplastik. Lima provinsi terkontaminasi mikroplastik paling tinggi yaitu Provinsi Jawa Timur, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bangka Belitung, dan Sulawesi Tengah.

Founder Ecoton Prigi Arisandi menyatakan, pengelolaan sampah saat ini masih secara tradisional memakai pola landfill. Padahal hal ini berbahaya karena hanya membuang, angkut, dan timbun di tempat pembuangan akhir (TPA).

“Selain itu, pemanfaatan sampah saat ini masih sangat kecil, hanya sekitar 7,5 % dari total sampah yang menumpuk setiap hari,” katanya dalam keterangannya.

Masalah mikroplastik yang terus masif akan berbahaya dan mengancam keberlangsungan makhluk hidup.

Data Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) 2022 yang menguji kandungan mikroplastik di 68 sungai strategis nasional menunjukkan lima provinsi paling tinggi terkontaminasi partikel mikroplastik.

Pertama yaitu Provinsi Jawa Timur. ESN menemukan 6,3 partikel/liter mikroplastik. Provinsi Sumatra Utara 5,20 partikel/liter, Provinsi Sumatra Barat 5,08 partikel/liter. Selanjutnya, Provinsi Bangka Belitung yaitu 4,97 partikel/liter dan Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 4,17 partikel/liter.

Ia menyebut, semakin bertambahnya timbulan sampah menandakan banyak sampah plastik bocor ke lingkungan. Lalu TPA overload di setiap daerah, akibatnya terjadi kontaminasi mikroplastik di 68 sungai di 24 provinsi dan 9 pulau di Indonesia.

Ancaman Mikroplastik

Adapun mikroplastik merupakan partikel plastik berukuran kurang 5 mm. Komponen plastiknya adalah senyawa styrene, vinil klorida dan bisphenol A. Apabila tubuh terpapar senyawa tersebut maka menyebabkan iritasi atau gangguan pernapasan, mengganggu hormon endokrin hingga berpotensi kanker.

Senyawa tambahannya yaitu phthalate, penghalang api dan alkali phenol yang berdampak pada kesuburan.

Partikel mikroplastik juga ada dalam air, udara, ikan bahkan dalam darah, asi, dan paru-paru manusia. Prigi menyebut, permasalahan mikroplastik belum menghentikan kegiatan produksi plastik.

“Bahkan muncul masalah lain seperti waste to energy, mengubah sampah plastik menjadi energi. Tapi justru melepaskan mikroplastik dan bahan beracun ke lingkungan,” ucapnya.

Tim ESN mengambil sampel air Sungai Musi untuk mereka teliti. Foto: Tim ESN

Sebagai Besar Sungai Tercemar Mikroplastik

Peneliti Ecoton Rafika Aprilianti mengatakan, mikroplastik ada di semua sungai di Indonesia kecuali di Sumber Air Way Sekampung dan Hulu Air Bengkulu di Desa Rindu Hati. Mikroplastik mengancam kesehatan manusia.

“Karena 84 % bahan baku air minum penduduk Indonesia berasal dari air permukaan,” kata dia.

Dalam hal ini, Ecoton mendorong agar pemerintah pusat dan daerah segera membuat kebijakan dan strategi untuk menyelesaikan masalah persampahan dan tata kelola sampah agar tak bocor ke lingkungan.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top