Manusia Hasilkan Sampah Tiap Hari, Kolaborasi untuk Mengatasinya

Reading time: 2 menit
Tim AKSI Nusantara dan ESN kumpulkan sampah di pesisir. Foto: ESN

Jakarta (Greeners) – Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni 2023 bertema “Beat Plastic Pollution” menjadi perhatian dunia dalam mengatasi sampah plastik. Hingga saat ini hampir semua kegiatan manusia berpotensi menimbulkan sampah.

Sampah plastik hingga kini masih menjadi masalah bagi lingkungan. Mengutip data World Bank, total sampah plastik yang ada di Bumi sebanyak 242 juta ton. 

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyampaikan pada tahun 2021 total sampah di Indonesia mencapai 68,5 juta ton dan sebanyak 11,6 juta ton di antaranya merupakan sampah jenis plastik. Oleh karena itu, perlu penanganan serius sampah plastik. Sebab jenis sampah ini sulit terurai secara alami.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta juga terus menguatkan kolaborasi bersama masyarakat dan produsen guna mengurangi plastik dalam kehidupan sehari-hari.

Ketua Sub Kelompok Perencanaan Lingkungan DLH DKI Jakarta, Rita Ningsih mengatakan, kegiatan manusia berpotensi menimbulkan penumpukan sampah.

“Hampir semua kegiatan manusia berpotensi menimbulkan sampah. Makanya ada beberapa regulasi yang Jakarta miliki untuk diterapkan dalam pengelolaan sampah. Dengan adanya regulasi semua harus sepakat untuk berkolaborasi dari hulu sampai hilir,” kata Rita di Jakarta, Senin (5/6).

Saat ini, Jakarta sudah menerapkan penggunaan kantong belanja ramah lingkungan dan membangun bank sampah untuk mengurangi sampah di hulu. Kemudian DLH Jakarta juga melakukan proses pengolahan sampah dengan Refuse Derived Fuel (RDF).

Bank Sampah Salah Satu Solusi Terbaik

Mengatasi permasalahan plastik bukan lagi sekadar membuang sampah pada tempatnya. Namun, sudah semestinya masyarakat memilah dan mengolah sampah, khususnya plastik.

Menurut Rita, solusi terbaik dalam mengurangi sampah plastik saat ini yaitu dengan menciptakan bank sampah. Sebab, tempat ini dapat digunakan sebagai sarana dalam memberikan edukasi, sosialisasi kepada masyarakat tentang pemilahan sampah.

“Regulasi pendukung agar sampah di hulu berkurang yaitu adanya bank sampah. Ini adalah cara yang terbaik,” ungkap Rita.

Hingga saat ini, jumlah bank sampah di Jakarta sebanyak 2.000 yang tersebar di berbagai titik lokasi. Kini masyarakat Jakarta pun mudah mengumpulkan sampah plastik ke bank sampah terdekat hingga memberikan sirkular ekonomi yang menguntungkan.

Sirkular ekonomi pengumpulan sampah plastik mencapai Rp 1 triliun selama tahun 2019-2020. Foto: Shutterstock

Peran Besar Produsen

Dalam menciptakan ekonomi sirkular, produsen juga memegang peranan penting. Sebagai penghasil produk yang dikemas oleh plastik, pemerintah meminta agar produsen bisa tanggung jawab atas produk yang mereka hasilkan. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan KLHK P.75 Tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.

Head of Division Environment and Sustainability Unilever Indonesia, Maya Tamimi menerangkan plastik memiliki tempat tersendiri di dalam rantai ekonomi.

Unilever Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang memiliki komitmen kuat untuk membangun planet yang lebih lestari.

Tahun 2022, Unilever Indonesia telah berhasil mengumpulkan dan memproses sebanyak 62.360 ton sampah plastik. Pencapaian ini membantu pengumpulan dan pemrosesan kemasan plastik lebih banyak dari yang dijual.

Penulis : Dini Jembar Wardani

Editor : Ari Rikin

Top