Bank Sampah GESIT Tawarkan Produk Isi Ulang untuk Atasi Plastik

Reading time: 3 menit
Bank Sampah Induk GESIT menerapkan konsep guna ulang. Foto: Unilever
Bank Sampah Induk GESIT menerapkan konsep guna ulang. Foto: Unilever

Jakarta (Greeners) – Praktik guna ulang kini menjadi langkah efektif untuk mengatasi sampah plastik. Bank Sampah Induk GESIT Menteng Atas telah menerapkan upaya tersebut. Kini, mereka menawarkan konsep guna ulang untuk produk rumah tangga. Masyarakat pun dapat lebih mudah terlibat dalam praktik guna ulang ini.

Sejak tahun 2022, Bank Sampah GESIT menawarkan banyak produk rumah tangga isi ulang, seperti sabun mandi, sampo, sabun cuci piring, dan lain-lain. Dukungan terhadap praktik guna ulang ini juga datang dari salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG), yakni Unilever Indonesia. Mereka membuat program Unilever Refill atau U-Refill di beberapa bank sampah di Indonesia.

BACA JUGA: Bank Sampah Tekan Impor Sampah Plastik dan Kertas

Head of Division Environment & Sustainability Unilever Indonesia Foundation, Maya Tamimi mengatakan sistem guna ulang ini merupakan contoh penerapan ekonomi sirkuler. Penerapan tersebut mengedepankan pentingnya perilaku bijak sampah, khususnya penggunaan kembali dan daur ulang serta pengurangan penggunaan plastik.

“Di 817 titik gerai yang berpartisipasi, termasuk di bank sampah, konsumen dapat membeli beberapa produk tanpa kemasan. Mereka cukup membawa kemasan bekas atau kosong untuk mereka isi ulang dan membeli produk dengan harga yang lebih ekonomis,” ujar Maya di Jakarta, Senin (4/3).

Selama setahun beroperasi, U-Refill telah mengurangi penggunaan plastik sebanyak kurang lebih 6 ton atau lebih dari 91.000 liter produk yang terjual. U-Refill juga telah menjangkau kurang lebih 6.000 pelanggan. Sebanyak 30.000 masyarakat telah terpapar informasi tentang isi ulang dan berpotensi untuk berpartisipasi di masa depan.

Bank Sampah Induk GESIT menerapkan konsep guna ulang. Foto: Unilever

Bank Sampah Induk GESIT menerapkan konsep guna ulang. Foto: Unilever

Sampah Plastik Mendominasi

Saat ini, Bank Sampah Induk GESIT memiliki 250 bank sampah anggota. Setiap harinya, Bank Sampah GESIT menerima berbagai macam jenis sampah dari 10 kecamatan di wilayah Jakarta Selatan. Jenis sampah plastik masih mendominasi.

“Setiap bulannya sampah yang kami terima bisa berkisar mencapai 8 ton. Jika dikonversikan kurang lebih senilai Rp270 juta,” kata Direktur Bank Sampah Induk GESIK, Sri Endarwati.

Endar pun bercerita bahwa sampah telah mengubah hidup dirinya dan para pengurus bank sampah. Sebab, keuntungan yang mereka dapatkan sangat banyak.

“Kami bisa beramal, menjaga lingkungan, mempererat hubungan antar komunitas, hingga memperluas koneksi,” tambah Endar.

Bank Sampah Induk GESIT menerapkan konsep guna ulang. Foto: Unilever

Bank Sampah Induk GESIT menerapkan konsep guna ulang. Foto: Unilever

KLHK Bakal Galakkan Aktor Ekonomi Sirkuler

Secara global, jumlah sampah plastik yang mencemari ekosistem laut diprediksi meningkat hampir tiga kali lipat pada 2040 apabila tidak ada upaya pencegahan. Kondisi ini pun terjadi di Indonesia yang menghasilkan 12,87 juta ton sampah plastik selama 2023. Sebanyak 408.885 ton di antaranya berakhir di lautan setiap tahun.

Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Vinda Damayanti Ansjar menegaskan saat ini pihaknya telah menetapkan berbagai target pengurangan sampah. Salah satunya dengan menggalakkan aktor-aktor penerapan ekonomi sirkuler yang terbukti mampu memberikan dampak positif bagi ekonomi, sosial, maupun lingkungan.

BACA JUGA: Atasi Timbulan Sampah 2.800 Ton Per Hari, Bekasi Dorong GRADASI

“Misalnya, saat ini sudah banyak bermunculan komunitas anak-anak muda dalam sociopreneur dan juga start up. Terkait tema HPSN 2024, kami percaya salah satu upaya agar sistem ekonomi sirkuler yang efektif adalah melalui bank sampah,” ujar Vinda.

Di samping itu, Indonesia telah memiliki kebijakan untuk mengatasi permasalahan sampah plastik. Salah satunya adalah mewajibkan produsen untuk menyusun langkah-langkah untuk mengurangi sampah plastik.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top