Nikmati Akhir Pekan, Anak Muda Mendata Flora dan Fauna di Bogor

Reading time: 2 menit
Sejumlah anak muda dari berbagai wilayah mengisi akhir pekannya dengan mendata flora dan fauna di Taman Heulang, Kota Bogor. Foto: Belantara Foundation
Sejumlah anak muda dari berbagai wilayah mengisi akhir pekannya dengan mendata flora dan fauna di Taman Heulang, Kota Bogor. Foto: Belantara Foundation

Jakarta (Greeners) – Sejumlah anak muda dari berbagai wilayah mengisi akhir pekannya dengan mendata flora dan fauna di Taman Heulang, Kota Bogor, Sabtu (18/5). Belantara Foundation menggelar acara tersebut dalam rangka menyambut Hari Keanekaragaman Hayati sedunia pada 22 Mei mendatang.

Para anak muda yang terlibat pada kegiatan Belantara Biodiversity Class mendata beberapa jenis tumbuhan, kupu-kupu, dan burung di lingkungan urban atau tengah perkotaan. Belantara Biodiversity Class merupakan salah satu rangkaian kegiatan biodiversitas kini dan nanti. Kegiatan itu Belantara Foundation gelar dalam rangka mendukung pemerintah. Mereka juga ikut memeriahkan World Species Congress 2024 dari IUCN program Reverse the Red pada 15 Mei lalu.

Selain itu, kegiatan Belantara Foundation bertujuan untuk meningkatkan kesadaran (awareness) dan pemahaman masyarakat, khususnya generasi muda. Pelestarian biodiversitas yang ada di sekitar, khususnya di kawasan perkotaan penting anak muda lakukan.

BACA JUGA: Kolaborasi Multipihak Kunci Pelestarian Biodiversitas Indonesia

Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dolly Priatna mengatakan Taman Heulang terpilih sebagai tempat kegiatan karena merupakan taman terbesar di Kota Bogor. Luasnya sekitar 2,8 hektar. Awalnya, Taman Heulang hanya berfungsi sebagai lapangan sepak bola. Keaadannya pun tidak terawat.

“Oleh karena itu, Pemerintah Kota Bogor merevitalisasi lapangan tersebut menjadi sebuah taman pada 2015. Sehingga, pendataan potensi biodiversitas penting masyarakat lakukan. Seperti jenis-jenis tumbuhan, burung, dan kupu-kupu sebagai bahan monitoring dan evaluasi untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan di taman tersebut,” ujar Dolly di Bogor, Sabtu (18/5).

Sejumlah anak muda dari berbagai wilayah mengisi akhir pekannya dengan mendata flora dan fauna di Taman Heulang, Kota Bogor. Foto: Belantara Foundation

Sejumlah anak muda dari berbagai wilayah mengisi akhir pekannya dengan mendata flora dan fauna di Taman Heulang, Kota Bogor. Foto: Belantara Foundation

Taman Heulang sebagai Laboratorium Alam

Menurut Dolly, pelajar dapat memanfaatkan keberadaan ruang terbuka hijau pada kawasan perkotaan seperti Taman Heulang sebagai laboratorium alam. Bahkan, para pelajar bisa menimba ilmu, khususnya bidang biologi.

Satwa liar seperti kupu-kupu dan burung yang mereka identifikasi juga berperan penting bagi kelangsungan ekosistem. Misalnya, kupu-kupu berperan penting sebagai pollinator, yaitu agen penyerbuk alami bagi bunga.

BACA JUGA: Jangan Lupakan Peran Mikroorganisme di Alam

Burung dapat membantu penyebaran biji (seeds dispersal) dan pengendali hama (biokontrol). Selain itu, kupu-kupu dan burung dapat menjadi indikator baik atau tidaknya kualitas lingkungan (bioindikator).

“Seiring pesatnya pembangunan, kupu-kupu dan burung menghadapi ancaman. Misalnya, kehilangan habitat, perburuan dan perdagangan secara ilegal, pencemaran lingkungan, perubahan iklim global, serta kerusakan ekosistem yang berdampak pada produktivitas dan kesehatan habitat mereka,” tambah Dolly.

Generasi Muda Terlibat Mendata Kupu-Kupu

Komunitas KupuKita terus mengajak generasi muda terlibat mendata kupu-kupu yang ada di sekitarnya. Pendiri Komunitas KupuKita, Nurul L.Winarni mengatakan pihaknya akan terus mendorong gerakan science kupu-kupu.

“Gerakan itu sebuah kegiatan kerja ilmiah yang masyarakat lakukan secara menyenangkan dengan dampingan ilmuwan profesional atau lembaga ilmiah, ” kata Nurul.

Berdasarkan hasil pengamatan yang anak muda lakukan, mereka mendapatkan 15 jenis burung dan 16 jenis kupu-kupu. Selain itu, ada pula satu jenis burung yang termasuk kategori burung yang pemerintah lindungi. Burung itu ialah kipasan belang (Rhipidura javanica).

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top