Bike To School “Pupuk” Karakter Cinta Lingkungan Pelajar Kota Bandung

Reading time: 2 menit
Sejumlah pelajar kota Bandung bersepeda ke sekolah. Foto: Rahmat Suprihat

Jakarta (Greeners) – Bersepeda ke sekolah (bike to school) di kalangan pelajar tak sekadar menyehatkan. Akan tetapi juga mampu menumbuhkan nilai-nilai karakter seperti kesabaran, manajemen waktu, disiplin, solidaritas dan cinta lingkungan. Atas dasar ini, komunitas Bike To Work (B2W) Bandung mulai membumikan sosialisasi gerakan bersepeda di SMP Negeri 55 Kota Bandung, Rabu (3/7).

Guru asal Bandung Rahmat Suprihat mengatakan, gerakan bersepeda ke sekolah (bike to school) ini merupakan alternatif paling ideal. Apalagi seiring regulasi sistem zonasi penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang memprioritaskan kedekatan jarak rumah siswa ke sekolah.

Selain menyehatkan, ia menyebut gerakan bersepeda efektif untuk menanamkan nilai karakter seperti kesabaran, manajeman waktu, disiplin, solidaritas serta cinta lingkungan.

“Artinya bila tak bersepeda, anak-anak tidak akan menerima nilai-nilai kebaikan itu,” kata penggiat bike to school ini kepada Greeners, Rabu (3/8).

Menurutnya, bike to school juga memicu antusiasme pelajar untuk menggunakan sepeda ke sekolah.

Bersepeda ke sekolah tumbuhkan kecintaan pelajar pada lingkungan. Foto: Rahmat Suprihat

Pelajar Antusias Ikuti Gerakan Bike to School

Ketua Bike To Work Bandung Wildan Fachdiansyah mengungkapkan, antusiasme pelajar sekolah terhadap program ini cukup baik. Bahkan, tambahnya pelajar yang belum punya sepeda atau selama ini hanya menyimpan sepedanya kemudian tertarik bersepeda lagi.

“Bahkan ada anak berboncengan dengan temannya ke sekolah, padahal sepedanya kurang layak dipakai. Ini menjadi indikator bahwa anak-anak sudah mulai antusias memulai bersepeda lagi,” ungkap Wildan.

Tak hanya itu, gerakan bike to school ini juga menekankan pentingnya basic safety riding yang mencakup, baik sebelum, saat dan setelah bersepeda. “Ini perlu agar mereka lebih memperhatikan keamanan, kenyamanan dan ketertiban selama bersepeda,” imbuhnya.

Selain itu, Wildan juga menyebut pentingnya fasilitas pendukung yang harus tersedia, seperti penyediaan tempat parkir yang layak dan aman. Hal ini penting untuk memastikan pelajar tak kehilangan motivasinya selama bersepeda ke sekolah.

Terakhir, ia berharap agar program ini tak sekadar menjadi rutinitas bersepeda ke sekolah. Akan tetapi mampu mengubah mindset pelajar yang sedianya mengandalkan kendaraan bermotor beralih ke sepeda.

Dampak dari bersepeda pun harapannya dapat lingkungan sekitar rasakan. Misalnya, berkurangnya kemacetan di lingkungan sekolah, meningkatkan kualitas udara dan membuat lingkungan sekolah semakin asri dan hijau.

“Jadi kami berharap agar gaya hidup yang ramah lingkungan ini dapat pelajar mulai dari bersepeda ke sekolah,” ucapnya.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top