Tabur Sampah Plastik, Ikan di Barito Mengandung Mikroplastik

Reading time: 2 menit
Tim ESN mengambil sampel air dari Sungai Barito. Foto: Ecoton (Tim ESN)

Jakarta (Greeners) – Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) menemukan air sungai dan ikan di daerah aliran sungai (DAS) Barito tercemar mikroplastik. Kandungannya rata-rata 56 partikel mikroplastik (PM) dalam 100 liter air. Kandungan mikroplastik terbanyak diketahui ada pada lokasi Sungai Martapura tepat di depan Patung Bekantan yaitu 125 PM/100 liter.

Temuan ini hasil dari susur sungai yang Tim ESN lakukan berkolaborasi dengan Perkumpulan Telapak Badan Teritori Kalimantan Selatan. Susur sungai tim lakukan di tiga lokasi berbeda pada (26/8) hingga (1/9). Tiga lokasi sungai itu yakni di Sungai Kuin, Martapura dan Barito.

Dengan menggunakan perahu kelotok Tim ESN yang terdiri dari sembilan orang menyusuri sungai melakukan uji kualitas air, uji mikroplastik dan pemetaan timbulan sampah di sungai.

Peneliti ESN, Prigi Arisandi menyatakan, ketiga sungai ini adalah daerah aliran sungai Barito dan termasuk dalam sungai nasional. Pasalnya, bagian hulu berada di Kalimantan Tengah dan hilirnya ada di Kalimantan Selatan.

Sementera itu, mikroplastik adalah serpihan plastik berukuran kurang dari 5 mm. Mikroplastik ini berasal dari hasil pemecahan sampah plastik seperti tas kresek, gabus sintetis, botol plastik, sedotan, alat penangkap ikan, popok dan sampah plastik lainnya yang dibuang di aliran Sungai Barito.

“Karena ada paparan sinar matahari dan pengaruh fisik pasang surut, sampah plastik akan rapuh dan terpecah menjadi remah-remah kecil,” katanya dalam keterangannya, Sabtu (3/9).

Uji Sampel Ikan dari Barito

Selain itu, tim ESN juga mengambil 10 spesies ikan yang banyak masyarakat setempat konsumsi untuk kemudian tim uji kadar mikroplastiknya. Berdasarkan hasil penemuan tim ESN, kandungan mikroplastik terbanyak tim temukan dalam lambung ikan Lais (135 partikel mikroplastik dalam satu ekor).

Sedangkan kandungan mikroplastik paling sedikit ada pada ikan Seluang (18 partikel mikroplastik dalam satu ekor). Rata-rata kandungan mikroplastik dalam lambung ikan di DAS Barito adalah 53 partikel mikroplastik dalam satu ekor.

Sebelumnya Penelitian National Research and Innovation Agency pada tahun 2008 menyebutkan bahwa perairan Muara Sungai Barito terkontaminasi Logam berat Merkuri (Hg), Timbal (Pb), cadmium (Cd), dan Tembaga (Cu).

Prigi Arisandi mengambil sampel air dan ikan untuk tim ESN teliti di laboratorium. Foto: Ecoton (Tim ESN)

Bahaya dari Mikroplastik

Prigi menyebut, keberadaan mikroplastik dalam air DAS Barito sangat berbahaya bagi ekosistem sungai Barito. Mikroplastik termasuk senyawa pengganggu hormon sehingga apabila masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi sistem hormon reproduksi dan metabolisme.

“Salah satu dampak mikroplastik dalam tubuh manusia adalah diabetes melitus, penurunan kualitas dan kuantitas sperma serta menopause lebih awal,” ungkapnya.

Lebih jauh, ia menyebut bahwa mikroplastik di air akan mengikat polutan di air seperti logam berat, pestisida dan detergen dalam air.

“Jika dalam air terdapat mikroplastik maka mikroplastik akan menyerap polutan dalam air. Dalam sungai Barito saat ini tercemar logam berat Hg, Pb, Cd dan Cu maka adanya mikroplastik akan menyerap dan mengikat logam berat,” kata dia.

Selain itu, mikroplastik juga bisa menjadi media tubuh bakteri patogen. “Dengan ditemukannya mikroplastik dalam tubuh ikan akan menjadi ancaman baru. Racun mikroplastik akan berpindah dari tubuh ikan pada tubuh manusia yang mengkonsumsi ikan,” paparnya.

Prigi menyebut, keberadaan mikroplastik harus kita kendalikan dengan memastikan pengendalikan dan menghentikan penggunaan plastik sekali pakai. Selanjutnya, mengendalikan sampah plastik agar tidak masuk ke dalam sungai. Selain itu butuh memperkuat berbagai langkah lain untuk menekan penggunaan dan timbulan sampah plastik.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top