Saatnya Terapkan Green Ramadan dengan Praktik Guna Ulang!

Reading time: 2 menit
Green ramadan dapat menciptakan lingkungan lebih lestari selama bulan Ramadan. Foto: Freepik
Green ramadan dapat menciptakan lingkungan lebih lestari selama bulan Ramadan. Foto: Freepik

Jakarta (Greeners) – Klaster Filantropi Lingkungan Hidup dan Konservasi (KFLHK) serempak ikut menggaungkan gerakan “Green Ramadan” untuk menciptakan lingkungan lebih lestari selama bulan Ramadan. Praktik guna ulang salah satu bentuk yang mereka gaungkan dalam penerapan gerakan Green Ramadan ini untuk menekan angka laju sampah.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2023, terjadi peningkatan timbunan sampah sebesar 20% di bulan Ramadan. Komposisi sampah tertinggi di Indonesia didominasi oleh sampah organik berupa sisa makanan, yaitu mencapai 41,2%.

Kemudian, diikuti oleh sampah plastik 18,2%. Sementara, sampah rumah tangga menjadi sampah nasional terbesar menyumbang hingga 39,2%.

Green ramadan dapat menciptakan lingkungan lebih lestari selama bulan Ramadan. Foto: Belantara Foundation

Green ramadan dapat menciptakan lingkungan lebih lestari selama bulan Ramadan. Foto: Belantara Foundation

Green Ramadan dapat Kurangi Sampah selama Bulan Puasa

Kendati demikian, lewat Green Ramadan, KFLHK berharap agar masyarakat bisa ikut mengurangi sampah selama Ramadan. Green Ramadan juga bertujuan untuk mengajak masyarakat berpartisipasi aktif menerapkan gaya hidup berkelanjutan selama bulan Ramadan. Misalnya, membawa produk guna ulang seperti tas belanja dan botol minum serta alat makan ramah lingkungan.

Selanjutnya, masyarakat bisa menggunakan transportasi umum, menghemat air dan listrik, menanam pohon, dan mendukung produk lokal ramah lingkungan.

“Kami akan terus mengajak masyarakat untuk menerapkan gaya hidup berkelanjutan. Harapannya, melalui gerakan ini, kita dapat mendukung target tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals”, ujar Ketua KFLHK, Dolly Priatna, lewat keterangan tertulisnya, Selasa (26/3).

BACA JUGA: Green Ramadan, Aksi Nyata untuk Kelestarian Lingkungan

Hal ini, lanjut Dolly, membutuhkan langkah aktif kolaborasi agar mencapai solusi komprehensif dan berkelanjutan dalam mendorong penerapan gaya hidup berkelanjutan. Salah satunya, melalui KFLHK, sebagai wadah keterlibatan aktif lembaga filantropi untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup, serta menjadi forum diskusi bagi pemerhati lingkungan.

Sementara itu, rangkaian kegiatan Green Ramadan 2024 yang KFLHK lakukan juga beragam. Mulai dari instagram live series, kompetisi foto, webinar nasional dan konten edukasi tentang pentingnya menerapkan gaya hidup berkelanjutan di Instagram serta sedekah pohon dan eco takjil.

“Rangkaian kegiatan tersebut dilakukan lebih kurang selama 30 hari, pada periode 10 Maret 2024 hingga 10 April 2024,” tambah Dolly.

Dompet Dhuafa Bagikan Ribuan Eco Takjil

Dompet Dhuafa sebagai anggota KFLHK membagikan 3.150 paket eco takjil dengan menggunakan kemasan ramah lingkungan. Eco takjil itu mereka bagikan di 24 wilayah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Hal itu menjadi sebuah bentuk komitmen Dompet Dhuafa dalam mengurangi sampah plastik sekali pakai. Lembaga filantropi islam itu juga mendampingi para UMKM untuk memproduksi dagangan takjil yang ramah lingkungan dan mengelola sampah di pasar berdaya Dompet Dhuafa.

General Manager Dompet Dhuafa, Arif Rahmadi Haryono menyatakan esensi ramadan adalah menahan. Salah satu aspeknya adalah menahan diri dari sifat-sifat konsumtif yang berpotensi merusak lingkungan.

“Misalnya, seperti gerakan ‘Green Ramadan’ yang terinspirasi dari semangat puasa sembari mendorong pemulihan lingkungan di Indonesia,” kata Arif.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top