Tidak Lagi Botol Kaca, Coca-Cola Siapkan Kemasan Ramah Lingkungan

Reading time: 2 menit
Kemasan Coca-Cola yang masih menggunakan botol kaca. Foto: Shutterstock

Jakarta (Greeners) – PT Coca-Cola Indonesia tengah mempertimbangkan berbagai alternatif kemasan ramah lingkungan. Tak sekadar berkomitmen mengurangi kemasan tetapi, juga jejak karbon yang mereka hasilkan dari produksinya untuk melawan perubahan iklim.

Director of Public Affairs Communications and Sustainability PT Coca-Cola Indonesia Triyono Prijosoesilo mengatakan, komitmen tersebut merujuk  roadmap target 2030 nanti.

“Ada target global pada 2030 nanti. Kita terus optimalkan penanganan kemasan minuman yang kita hasilkan dengan berbagai cara secara bertahap. Seperti penggunaan jenis rPET, PET, hingga kemasan reusable,” katanya dalam diskusi Coca-Cola System Towards The Circular Economy in Indonesia, Rabu (5/10).

PT Coca-Cola Indonesia sendiri memiliki target dapat mengumpulkan semua botol dan kaleng untuk mereka jual dan daur ulang pada tahun 2030. Selain itu, dalam implementasinya akan terus menyesuaikan tipe konsumen di Indonesia sambil menekan jejak karbonnya.

“Misalnya di Eropa saat ini akan mengembangkan botol dari kertas karton. Ini akan sulit dilakukan di Indonesia mengingat perbedaan karakteristik pangsa kita,” ungkapnya.

Coca-Cola pun memasang target pengurangan jejak karbon, meski masih menggunakan plastik Polyethylene Terephthalate (PET) dibanding kemasan reusable. Plastik PET ini menghasilkan jejak karbon lebih rendah daripada botol kaca atau kertas.

“Di satu sisi reusable bagus karena tak menggunakan plastik PET. Tetapi untuk pembuatan botol refill misalnya juga membutuhkan energi yang lebih besar. Belum lagi energi untuk mobilisasi pengembalian kemasan menambah jejak karbon kita,” paparnya.

Diskusi mengupas komitmen Coca-Cola mengubah kemasan menjadi ramah lingkungan. Foto: Greeners/Ramadani Wahyu

Coca-Cola Godok Peluang Kemasan Reusable

Kendati demikian PT Coca- Cola Indonesia juga berkomitmen agar nantinya menggunakan kemasan reusable dengan menyesuaikan kebutuhan konsumen.

Dalam hal ini ada tiga pilar utama yakni desain, pengumpulan dan kerja sama untuk mewujudkan perubahan kemasan yang lebih ramah lingkungan.

Tri mengungkap, untuk desain akan mengoptimalkan penggunaan material yang dapat mereka daur ulang. “Target kami di akhir tahun 2022 ini di beberapa produk menggunakan jenis rPET,” imbuhnya.

Ia juga memastikan produk berbahan recycled polyethylene terephthalate (rPET) tersebut telah melalui serangkaian tes sehingga aman masyarakat gunakan.

“Kita sudah tes agar kemasan terjamin bila masuk ke pangsa pasar. Aman untuk kesehatan sebagai produk minuman dan kestabilan kemasannya,” tuturnya.

Tantangan terbesarnya ada di pengumpulan. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan ketimpangan aksesibilitas dan fasilitas yang besar. Cara yang paling cocok yakni dengan bekerja sama dan memberdayakan pemulung-pemulung agar memiliki semangat untuk mengumpulkan kemasan.

Kerja Sama Pengelolaan Kemasan Plastik

Langkah yang tak kalah penting yakni memastikan kerja sama dengan pihak waste management yang concern mengelola plastik. “Langkah ini sekaligus untuk menumbuhkan ekosistem pengelolaan kemasan plastik,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Public Affairs Communications and Sustainability Director for Indonesia and PNG Coca-Cola Europacific Partners Lucia Karina menyatakan, PT Coca-Cola memiliki komitmen mendukung sirkular ekonomi.

Hal itu tercermin dalam Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 Tentang Strategi dan Kebijakan Nasional (Jakstranas) dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenisnya.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top