YABI Kenalkan Keunikan Badak Jawa Lewat Buku Cerita Anak

Reading time: 3 menit
Yayasan Badak Indonesia (YABI) bersama penerbit buku Erlangga menerbitkan buku cerita anak "Baja si Badak Jawa". Foto: YABI
Yayasan Badak Indonesia (YABI) bersama penerbit buku Erlangga menerbitkan buku cerita anak "Baja si Badak Jawa". Foto: YABI

Jakarta (Greeners) – Yayasan Badak Indonesia (YABI) bersama penerbit buku Erlangga menerbitkan buku cerita anak “Baja si Badak Jawa” pada 5 Mei 2024 yang lalu. Buku itu merupakan salah satu upaya YABI untuk memberikan pengetahuan tentang kehidupan badak jawa kepada anak-anak.

Lewat buku ini, YABI berharap supaya badak jawa bisa dikenal oleh kalangan yang lebih luas, termasuk anak-anak. Sebab, generasi saat ini dan mendatang berperan penting untuk terlibat dalam melestarikan badak jawa yang kini statusnya terancam punah.

Information and Communication Specialist YABI, Linda Fitria mengatakan lewat buku cerita kisah si Baja atau badak jawa ini, YABI menyajikan informasi tentang keseharian badak jawa. Misalnya, tempat tinggal, perilaku, dan sifat badak jawa yang jarang anak-anak ketahui.

Dalam buku badak jawa ini, YABI ingin memperkenalkan terlebih dahulu gambaran umum tentang badak jawa supaya anak-anak bisa cinta dan peduli dengan badak.

BACA JUGA: Badak Jawa, Satwa Bercula Satu yang Pernah Dianggap Hama

“Kami ingin memperkenalkan badak jawa ini supaya anak-anak bisa lebih peduli dan cinta alam juga. Kami juga berpikir apabila anak-anak mengetahui pengetahuan tentang badak, otomatis kan generasi atau kelompok pada usia lain juga mengerti tentang ini,” kata Linda kepada Greeners, Rabu (29/5). 

Linda berharap, buku ini bukan hanya diketahui sebatas geografik, melainkan bisa menjadi media untuk transfer pengetahuan tentang badak jawa kepada semua anak-anak di seluruh wilayah Indonesia.

“Jadi enggak hanya untuk anak-anak di Ujung Kulon atau sekitar Jawa Barat saja, tetapi seluruh masyarakat bisa mengenalnya. Meskipun di lokasi-lokasi seperti Papua dan Maluku tidak ada badak jawa, kami berharap anak-anak di sana bisa mengetahui bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya, salah satunya badak,” ungkap Linda.

Yayasan Badak Indonesia (YABI) bersama penerbit buku Erlangga menerbitkan buku cerita anak "Baja si Badak Jawa". Foto: YABI

Yayasan Badak Indonesia (YABI) bersama penerbit buku Erlangga menerbitkan buku cerita anak “Baja si Badak Jawa”. Foto: YABI

Berencana Terbitkan Buku Cerita Badak Sumatra

Pembuatan serial buku cerita anak ini tidak hanya menceritakan tentang badak jawa, YABI bersama Erlangga nantinya juga akan membuat kisah badak sumatra. Ke depannya, mereka juga berencana untuk membuat buku tentang kedua badak tersebut untuk golongan usia anak-anak SMP dan SMA.

“Bentuk buku tersebut nantinya akan kami buat seperti ensiklopedia,” kata Linda.

Edukasi tentang badak jawa terus YABI lakukan lewat berbagai macam cara. Selain menerbitkan buku, YABI juga rutin mengedukasi anak-anak sekolah secara langsung tentang badak jawa.

“Tim edukasi juga pergi ke sekolah-sekolah dasar, pergi ke kawasan taman nasional, atau di Jabodetabek. Secara rutin kami menjelaskan konservasi badak kepada anak-anak. Namun, saat itu kami belum punya cerita tentang badak yang tertulis, jadi masih secara lisan saja. Akhirnya, tahun ini kami berinisiasi bekerja sama dengan Erlangga. Mereka pun merespons baik untuk rencana membuat buku serial ini,” imbuh Linda.

Badak Jawa Tersisa 82 Ekor

Badak jawa yang saat ini berada di Balai Taman Nasional Ujung Kulon tersisa 82 ekor. Namun, dari jumlah tersebut diprakirakan akan bertambah. Sebab, pada April 2024 adanya temuan induk badak telah melahirkan bayi badak yang tertangkap oleh kamera jebak.

Namun, sayangnya, saat ini badak jawa masih menghadapi berbagai ancaman. Seperti perburuan dan keberadaannya yang dekat dengan Gunung Krakatau yang masih aktif, badak jawa bisa punah apabila sewaktu-waktu gunung tersebut meletus. Oleh karena itu, secara status konservasi di International Union for Conservation of Nature (IUCN) badak jawa terancam punah.

“Jadi, memang kondisinya hanya 82 ekor ini sangat genting. KLHK melalui peraturan menteri juga memasukkan badak jawa ini ke kategori satwa yang dilindungi. Setiap orang yang mencelakai badak jawa juga bisa mendapatkan hukuman,” ungkapnya. 

BACA JUGA: Tak Hanya Perburuan, Perubahan Iklim juga Ancam Populasi Badak

Badak jawa dan badak sumatra merupakan satu-satunya jenis badak yang ada di Indonesia. Dahulu, badak jawa juga tersebar di India dan kawasan Asia Tenggara. Vietnam merupakan salah satu negara yang pernah memiliki badak jawa, tetapi saat ini sudah dinyatakan punah.

Selain itu, acara launching buku ini turut dihadiri oleh Letjen. TNI (Purn) Dodik Wijanarko, selaku anggota Dewan Pembina YABI. Direktur Eksekutif YABI, Jansen Manansang dan dewan pengurus YABI juga turut hadir.

Sedangkan dari PT Erlangga, telah hadir Direktur Utama PT Erlangga, Raja D.M. Hutauruk beserta tim direksi. Perwakilian dari Balai Taman Nasional Ujung Kulon selaku mitra YABI untuk program konservasi badak jawa, Puteri Indonesia Lingkungan 2019, Jolene Marie dan Peneliti Lingkungan Rheza Maulana juga turut hadir memeriahkan kegiatan launching buku.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top