500 Hektare Mangrove Akan Direhabilitasi Tahun Ini

Reading time: 2 menit
500 hektare mangrove
Ilustrasi. Foto: pixabay.com

Jakarta (Greeners) – Luas hutan mangrove di Indonesia saat ini tersisa 3,49 juta Ha yang tersebar di 257 kabupaten/kota. Namun, hanya 48 persen yang kondisinya masih dalam keadaan baik, sisanya dalam kondisi sedang atau rusak. Oleh karena itu, memperingati Hari Bumi tahun ini, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya bersama-sama dengan masyarakat melakukan penanaman mangrove di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Demak, Jawa Tengah, pada Sabtu, 22 April 2017.

Siti menjelaskan bahwa pemerintah tahun 2017 ini akan merehabilitasi mangrove pada areal seluas 500 hektare. Sebelumnya, pada tahun 2015 pemerintah telah melakukan rehabilitasi mangrove seluas 430 hektare, kemudian 497 hektare pada tahun 2016. Menurut Siti jumlah ini akan bertambah signifikan dengan adanya keterlibatan berbagai pihak.

BACA JUGA: Global Mangrove Alliance Targetkan Pemulihan 20 Persen Habitat Mangrove

Ia menjelaskan bahwa setiap tahunnya, sebanyak 200 ribu hektare mangrove di Indonesia mengalami penurunan kualitas. Penyebabnya antara lain adalah deforestasi ekosistem pesisir, reklamasi, penurunan kualitas air, polusi, praktik budidaya yang tidak berkelanjutan serta eksploitasi kehidupan laut.

“Pemerintah terus berupaya mengatasi kerusakan mangrove dengan merehabilitasi mangrove dan pantai,” katanya seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima oleh Greeners, Jakarta, Minggu (23/04).

Ia meyakini bahwa ekosistem mangrove sangat penting untuk dijaga kelestariannya karena mangrove adalah ekosistem pesisir yang memiliki peran paling produktif di dunia. Mangrove dapat mendukung sektor perikanan, mengurangi erosi dan banjir, menjaga dan mengkonservasi keanekaragaman hayati.

Mangrove juga menyimpan karbon sehingga tidak merusak struktur atmosfer. Ini berarti mangrove turut berperan dalam mencegah kenaikan suhu cuaca dan abrasi pantai.

BACA JUGA: Setiap Tahun Indonesia Kehilangan 52 Ribu Hektar Ekosistem Mangrove

Menteri Siti turut prihatin terkait abrasi pantai yang terjadi di desa Bedono. Desa Bedono dahulu adalah daerah persawahan, tambak, dan kehidupan nelayan. Namun, sejak abrasi pantai, warga tidak dapat lagi hidup dari pertanian, tambak, dan nelayan.

Sampai saat ini, empat dukuh (dusun) telah menghilang di Desa Bedono akibat abrasi. “Saya sangat prihatin dengan kondisi abrasi di pantai dan itu terjadi hampir di seluruh Indonesia,” ujar Siti.

Sebagai informasi, tanggal 18-21 April 2017 lalu, Bali menjadi tuan rumah Konferensi Mangrove Internasional. Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah dikarenakan luas mangrove di Indonesia adalah yang terbesar di dunia. Konferensi ini bertujuan untuk menghasilkan suatu protokol atau peraturan mengenai pelestarian hutan mangrove yang dapat diimplementasikan di seluruh dunia.

Penulis: Danny Kosasih

Top