Jakarta (Greeners) – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memastikan bahwa seluruh obat injeksi Buvanest Spinal produksi PT Kalbe Farma sudah ditarik dari pasaran pasca dilakukannya investigasi akibat meninggalnya dua pasien RS Siloam Karawaci, Tangerang setelah mendapat injeksi dari obat anestesi berlabel Buvanest Spinal beberapa waktu lalu.
Atas ditariknya obat anestesi tersebut, Kepala BPOM, Roy Sparringa meminta kepada masyarakat untuk melapor kepada BPOM jika melihat atau masih menemukan obat bermasalah tersebut (Buvanest Spinal 0,5) di pasaran, baik di apotek, rumah sakit maupun lokasi lainnya.
“Penarikan obat ini adalah tindak lanjut setelah sebelumnya BPOM mencabut izin edar produk Buvanest Spinal,” terangnya saat dikonfirmasi oleh Greeners,” Jakarta, Selasa (24/03).
PT Kalbe Farma sendiri secara resmi mengaku sudah tidak lagi memproduksi obat bius injeksi Buvanest Spinal sesuai dengan keputusan BPOM. External Communication PT Kalbe Farma, Hari Nugroho kepada Greeners mengungkapkan, pihaknya sudah menghentikan produksi obat anestesi tersebut sejak tanggal 12 Februari 2015 lalu.
“Iya, semuanya sudah ditarik dan produksinya sudah berhenti. Jadi kalau ada yang masih menemukan obat itu tolong diberitahukan saja,” jelasnya.
Sebagai informasi, sebelumnya, Humas RS Siloam Karawaci, Heppi Nurfianto, membenarkan adanya dua pasien rumah sakit tersebut yang meninggal pertengahan Februari lalu. Satu berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Dijelaskan Heppi, untuk pasien laki-laki merupakan pasien urologi, sementara pasien perempuan merupakan pasien yang melahirkan dengan tindakan caesar.
Penulis: Danny Kosasih