Kearifan Bali Sejalan dengan Semangat World Water Forum ke-10

Reading time: 2 menit
Pidato Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dalam World Water Forum di Bali. Foto: Humas Kemenko Marves
Pidato Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dalam World Water Forum di Bali. Foto: Humas Kemenko Marves

Jakarta (Greeners) – Bagi masyarakat Bali, air bukan sekadar sumber daya, melainkan bagian dari komponen spiritualitas dan kebudayaan. Filosofi ini sejalan dengan semangat dari tema “Water for Shared Prosperity” yang World Water Forum ke-10 usung di Bali, pada 18 hingga 25 Mei 2024.

“Air berperan penting dalam upacara keagamaan yang kerap mereka ambil dari sumber tertentu untuk kegiatan ibadah,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan di Bali, Sabtu (18/5).

Filosofi air juga tampak saat ritual Segara Kerthi. Upacara tersebut sebagai bentuk wujud rasa syukur umat manusia dalam menjaga harmonisasi alam. Segara Kerthi merupakan bagian dari ajaran Sad Kerthi yang memuat enam perilaku mulia untuk menjaga alam semesta. Ritual ini menunjukkan kearifan asli masyarakat Bali, baik secara fisik maupun spiritual.

BACA JUGA: Indonesia Kenalkan Citarum Harum di World Water Forum ke-10

Bertepatan dengan perayaan Hari Suci Tumpek Uye yang dirayakan setiap enam bulan sekali, umat Hindu biasanya melaksanakan upacara. Mereka memohon agar semua hewan diberikan keselamatan.

“Laut selain sebagai sumber air juga merupakan habitat terbesar bagi makhluk hidup. Begitulah upacara dijadwalkan bertepatan dengan Hari Suci Tumpek Uye, yaitu hari yang tepat untuk menghormati hewan,” jelasnya.

Luhut Apresiasi World Water Forum

Dalam kesempatan itu, Menko Marves Luhut pun mengapresiasi dukungan dan kerja sama seluruh pihak mewujudkan suksesnya World Water Forum ke-10. Hal terpenting yang harus dunia wujudkan melalui ajang tersebut adalah seluruh pihak saling kerja sama ciptakan kesejahteraan air.

“Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan apresiasi yang tinggi atas dukungan dan kerja sama semua pihak. Khususnya ,Pemerintah Provinsi Bali, PT Bali Turtle Island Development (BTID), Moya Indonesia, dan Blue Water selaku pihak swasta yang mendukung acara ini,” tambahnya.

Luhut menambahkan, hal ini menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah yang unik dari penyelenggaraan-penyelenggaraan sebelumnya.

Indonesia Tuan Rumah Terbaik

Pada kesempatan itu, Presiden World Water Council (WWC) Loic Fauchon mengakui jika Indonesia mempersiapkan gelaran World Water Forum Ke-10 dengan sangat baik. Menurut dia, Bali selaku tuan rumah forum air terbesar di dunia itu paling profesional dan efisien daripada penyelenggaraan sebelumnya.

“Sejak awal 30 tahun lalu, ini yang paling profesional, yang paling efisien yang pernah saya lihat,” kata Loic.

BACA JUGA: Subak Jatiluwih, Sistem Distribusi Air yang Adil di Pulau Dewata

Ia menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat Bali dan Indonesia. Terutama, kepada seluruh tim yang telah menyiapkan forum pada tiga tahun sekali itu. World Water Forum ke-10 di Bali  menjadi yang paling sukses dan menjadi kejayaan diplomasi bagi Indonesia.

“Saya yakin kegiatan sore ini upacara yang luar biasa. Forum ini akan menjadi diplomatic victory untuk Indonesia” imbuhnya.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top