Indonesia Dukung Terbentuknya Global Water Fund di WWF ke-10

Reading time: 2 menit
Indonesia mendukung terbentuknya Global Water Fund di WWF. Foto: Aprillio Akbar
Indonesia mendukung terbentuknya Global Water Fund di WWF. Foto: Aprillio Akbar

Jakarta (Greeners) – Kebutuhan investasi menjadi tantangan tersendiri dalam pembenahan infrastruktur air dan sanitasi yang memadai. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia mendorong Global Water Fund atau platform pembiayaan air dunia.

Menurut Sri, air adalah aspek penting dalam kehidupan masyarakat sehingga pemerintah mengalokasikan sekitar 3,4 persen dari APBN untuk itu. Namun, Sri menilai jumlah tersebut masih tergolong kecil jika ia bandingkan dengan kebutuhan investasi tahunan di bidang air dan sanitasi.

“Dana yang berasal dari pemerintah saja tidak akan memadai. Oleh karena itu, banyak ikhtiar dilakukan, mulai dari level lokal, bahkan hingga desa, sampai ke level nasional dan dunia,” kata Sri Mulyani dalam High Level Panel (HLP) World Water Forum ke-10 di Bali, Selasa (21/5).

BACA JUGA: Indonesia Kenalkan Citarum Harum di World Water Forum ke-10

Sri mengatakan, pemerintah terus mengupayakan pendanaan global tersebut dengan membahasnya bersama para pemangku kepentingan dari berbagai negara dan organisasi. Menurutnya, perlu kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta untuk mewujudkan ketahanan air dan sanitasi yang layak. Sri berharap World Water Forum ke-10 dapat menjadi wadah untuk merumuskan skema pendanaan air yang efektif dan berkelanjutan.

“Banyak lembaga internasional yang memiliki perhatian terhadap air, seperti World Bank, ADB, African Development Bank, AIIB, European Investment Bank, dan lain-lain. Mereka pasti memiliki portofolio yang berhubungan dengan air dan sanitasi,” tuturnya.

Indonesia mendukung terbentuknya Global Water Fund di WWF. Foto: Mosista Pambudi

Indonesia mendukung terbentuknya Global Water Fund di WWF. Foto: Mosista Pambudi

WWF ke-10 Hasilkan Kesepakatan Proyek di IKN

Sementara itu, World Water Forum ke-10 telah menghasilkan aksi rencana konkret dengan penandatanganan kesepakatan pendanaan. Kesepakatan tersebut yakni Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Karian-Serpong dan nota kesepahaman mengenai Net-Zero Water Supply Infrastructure Project di Ibu Kota Nusantara (IKN).

SPAM Regional Karian-Serpong merupakan Proyek Strategis Nasional berkapasitas 4.600 liter per detik. SPAM ini harapannya dapat memberikan akses air minum kepada 1,84 juta penduduk yang tinggal di Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Banten, khususnya di Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Proyek SPAM Regional Karian-Serpong memiliki nilai investasi sebesar Rp2,4 triliun.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan kedua kesepakatan itu adalah hasil konkret sejak WWF ke-10 digelar. Forum ini juga akan menghasilkan kesepakatan-kesepakatan lainnya.

BACA JUGA: Kearifan Bali Sejalan dengan Semangat World Water Forum ke-10

Hasil nyata lain dari World Water Forum ke-10 adalah nota kesepahaman mengenai proyek Net-Zero Water Supply Infrastructure Project di IKN Nusantara. MoU itu ditandatangani oleh Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti dan Wakil Presiden K-Water Han Seong Yong. K-Water merupakan perusahaan milik Korea Selatan.

“Dua kesepakatan ini memperlihatkan bahwa pemerintah Indonesia selalu berupaya membuat pendanaan inovatif,” ujar Basuki. Basuki juga menegaskan bahwa dukungan pemerintah Korea akan mempercepat pembangunan SPAM lainnya di IKN tahun ini.

Sebelumnya, Kementerian PUPR telah membangun satu proyek SPAM berkapasitas 300 liter per detik di IKN yang rencananya akan beroperasi pada Juli 2024.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top