Kendaraan Listrik Dari UGM Untuk Difabel Dan Lansia

Reading time: 2 menit

Yogyakarta (Greeners) – eSemar Xperimental merupakan kendaraan listrik ramah lingkungan karya mahasiswa jurusan Teknik Mesin dan Teknik Industri Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogya. Kendaraan yang baru seminggu diluncurkan itu akan dipergunakan sebagai sarana transportasi lingkungan kampus.

Sebagai kendaraan listrik berkonsep ramah lingkungan, eSemar tidak mengeluarkan suara maupun asap saat pengoperasiannya. Menurut Ketua Tim Riset Otomotif UGM, Jayan Sentanuhady, eSemar dirancang rendah emisi karena menggunakan tenaga listrik. Mesin mobil menggunakan air conditioner (AC) yang memungkinkan 80 persen lebih efisien dalam penggunaan energi. “100 persen desain oleh mahasiswa (UGM), dengan kapasitas enam kursi,” ujar Jayan, di UGM, Yogyakarta, pekan lalu.

Mengenai komponen kendaraan, eSemar menggunakan 30 persen komponen lokal. Kedepan, kata Jayan, peningkatan penggunaan komponen lokal akan dilakukan dengan target hingga 50 persen. Saat ini, Tim Riset konsisten untuk mengembangkan mobil listrik meski diakui masih memiliki kelemahan.

Kelemahan komponen yang dimaksud antara lain penggunaan dengan jarak tempuh pendek, menggunakan baterai dengan harga mahal, dan infrastruktur pengisian baterai terbatas. Sebagai mobil riset, eSemar menghabiskan dana sekitar Rp200 juta dalam pembuatannya.

Salah satu pengemudi eSemar, Hanafi mengatakan, untuk sementara eSemar ditempatkan kompleks parkir khusus gedung pusat UGM. Penggunaannya diperuntukkan bagi difabel, warga lanjut usia, dan tamu VIP di UGM. “SOP (standard operating procedure) sementara untuk lingkungan terdekat belum perjalanan jauh karena belum dilengkapi spion juga,” kata Hanafi.

Mobil listrik tersebut, katanya, baru dapat digunakan untuk perjalanan antara 60 kilometer hingga 80 kilometer dengan kecepatan rendah. Selain itu, penggantian atau pengisian ulang baterai listrik harus dilakukan tiga jam hingga enam jam sekali tergantung penggunaan.

Mengenai karya mahasiswa itu, Rektor UGM Sudjarwadi menyampaikan, kendaraan listrik menjadi salah satu bukti bahwa mahasiswa sebagai kaum muda bisa berkarya, setidaknya untuk lingkungan sekitarnya. Dengan komponen listrik rendah emisi, Sudjarwadi berharap kedepan akan tercipta model-model sama yang mendukung lingkungan asri di civitas akademika UGM dan sekitarnya. “Peningkatan kualitas mahasiswa kedepan akan terus diupayakan, salah satu dukungannya dengan menciptakan kenyamanan lingkungan,” katanya.

Saat ini kendaraan listrik yang dioperasikan secara aktif baru satu unit. Kedepan UGM segera mengoperasikan lagi tiga unit. (G-18)

Top