KKP Akan Luncurkan Program Bebas Polusi di Laut Indonesia

Reading time: 3 menit
Ilustrasi: Ist.

Jakarta (Greeners) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berencana meluncurkan program bebas polusi (zero pollution) di lautan Indonesia pada tahun 2016 mendatang. Terkait rencana ini, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengaku akan bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral guna mengatasi permasalahan polusi di lautan Indonesia.

“Kita berharap semua tambang mempunyai penampungan limbah yang benar sehingga ketika melakukan proses pengambilan tambang tidak sampai mencemari lautan,” ujar Susi seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima Greeners, Jakarta, Selasa (08/12).

Menteri Susi menyatakan pihaknya juga akan membuat surat kepada Direktur Utama PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni ) Persero untuk melarang kapal-kapalnya membuang sampah di laut. Hal ini juga akan berlaku bagi kapal-kapal lainnya, terutama kapal-kapal berpenumpang agar tidak mencemari laut Indonesia.

Menurut Susi, program bertajuk Laut Masa Depan Bangsa ini dilakukan untuk membebaskan laut dari sampah dan akan menjadi prioritas.

“Sebagai langkah awal pra program itu, KKP akan membuat surat kepada Direktur Utama PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni ) Persero untuk melarang kapal-kapalnya membuang sampah di laut,” pungkasnya.

Sebagai informasi, dalam laporan riset yang dimuat di jurnal Science, para peneliti menyatakan sampah plastik yang mengalir ke laut bisa lebih besar. Setiap tahun, 8 juta ton sampah plastik berakhir di laut. Sampah sebanyak itu kira-kira bisa menutup area seluas 34 kali Pulau Manhattan di New York dengan sampah plastik setinggi pergelangan kaki. Angka itu juga setara dengan sampah plastik yang diproduksi seluruh dunia pada 1961. Angka 8 juta ton itu hanya sampah yang dibuang populasi pesisir di 192 negara.

Tim peneliti yang dipimpin Jenna Jambeck dari Universitas Georgia memperkirakan, para penduduk yang tinggal di sekitar 50 kilometer dari garis pantai menghasilkan 275 juta ton sampah plastik pada 2010. Adapun sampah plastik yang lolos ke lautan berkisar 4,8-12,7 juta ton.

Jambeck dan koleganya membuat daftar 20 negara yang paling banyak mencemari laut dengan plastik. Negara-negara tersebut tidak hanya merupakan produsen sampah plastik terbesar, tetapi juga memiliki pengolahan sampah terburuk. Sebanyak 16 negara dalam daftar tersebut memiliki perkembangan ekonomi pesat, namun tidak diimbangi dengan perbaikan gaya hidup dan fasilitas pengolahan sampah yang memadai.

Cina ada di peringkat pertama dalam daftar itu. Pada 2010, Cina menghasilkan 8,8 juta ton atau sekitar 27 persen dari produksi sampah plastik global. Diperkirakan 1,3-3,5 juta ton di antaranya hanyut ke laut. Indonesia menempati peringkat kedua dengan produksi sampah plastik mencapai 3,2 juta ton. Jumlah sampah plastik yang lolos ke laut mencapai 1,29 juta ton. Sekitar 83 persen sampah di Indonesia tidak dikelola dengan baik.

Tanpa ada upaya pembenahan, jumlah sampah plastik yang lolos ke laut bisa melonjak sepuluh kali lipat pada 2025. Meningkatkan pengelolaan sampah hingga 50 persen di 20 negara itu bisa mengurangi jumlah limbah plastik yang lolos ke laut hingga 41 persen pada 10 tahun mendatang. Perbaikan pengelolaan sampah pada 10 negara teratas dalam daftar itu juga bisa mengurangi jumlah limbah plastik hingga 6,4 ton pada 2025.

Berikut daftar negara penyumbang sampah terbanyak menurut laporan riset yang dimuat di jurnal Science :
No. Negara                    Jumlah (ton)
1. Cina                              8,8 juta
2. Indonesia                  3,2 juta
3. Filipina                       1,9 juta
4. Vietnam                     1,8 juta
5. Sri Lanka                   1,6 juta
6. Thailand                     1 juta
7. Mesir                            1 juta
8. Nigeria                        0,9 juta
9. Malaysia                      0,9 juta
10. Bangladesh              0,8 juta
20. Amerika Serikat   300 ribu

Penulis: Danny Kosasih

Top