KKP dan USAID Inisiasi Program Sustainable Ecosystem Advanced

Reading time: 2 menit
usaid
Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Nilanto Perbowo (paling kiri) dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Republik Indonesia Joseph R. Donovan Jr (ke dua dari kiri) menjawab pertanyaan wartawan usai membuka diskusi Road to OOC 2018: Marine Protected Areas di @america Pacific Place Jakarta, Kamis (27/09/2018). Foto: greeners.co/Dewi Purningsih

Jakarta (Greeners) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika (United States Agency for International Development/USAID) dalam program Sustainable Ecosystem Advanced (SEA). Program ini bertujuan meningkatkan produksi ikan, ketahanan pangan dan mata pencaharian berkelanjutan di 14 kawasan konservasi perairan laut. Program ini merupakan salah satu dari rangkaian program yang dilakukan untuk mendukung acara Our Ocean Conference (OOC) pada 29-30 Oktober 2018 di Bali.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Republik Indonesia Joseph R. Donovan Jr., mengatakan bahwa Indonesia sangat tergantung pada sumber daya laut untuk perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi. Indonesia menghasilkan 6,4 juta ton ikan tangkap pada tahun 2016 dan industri perikanannya menyerap lebih dari 3 juta tenaga kerja. Menurutnya, pengelolaan perikanan yang lebih baik dan konservasi laut akan membantu memastikan keberlanjutan industri perikanan dan mata pencaharian masyarakat.

“Kita harus menjadi bagian dari upaya konservasi. Indonesia bermitra dalam upaya untuk melindungi kehati tersebut melalui proyek SEA ini yang nantinya bisa ditunjukkan di OOC. Kita bermitra dengan KKP, masyarakat dan organisasi-organisasi lainnya untuk meningkatkan pengelolaan lebih dari satu juta hektare sumber daya laut dan perikanan di Maluku, Maluku Utara, dan Papua barat,” kata Donovan dalam pernyataannya pada pembukaan Road to OOC 2018: Marine Protected Areas di @america Pacific Place Jakarta, Kamis (27/09/2018).

BACA JUGA: Our Ocean Conference 2018, Menagih Komitmen Dunia atas Keberlanjutan Laut 

Donovan menjelaskan, program SEA membantu Indonesia untuk meningkatkan persediaan ikan yang menurun disebabkan oleh praktik ikan yang tidak kondusif, terumbu karang yang rusak dan sekarat, kemudian memperbaiki tempat berkembangbiaknya penyu laut yang terganggu oleh pembangunan pesisir dan air yang mulai terkontaminasi oleh polusi dan plastik.

Dalam acara yang sama, KKP menyatakan menyambut baik inisiatif dari Amerika Serikat melalui USAID ini yang memiliki kesamaan pandangan untuk melindungi sumber daya laut harus dilakukan sebaik mungkin. Program SEA ini berjalan dalam jangka waktu lima tahun dan akan berakhir pada tahun 2021.

“AS mendukung pemerintah Indonesia dalam mengembangkan Marine Protected Area (MPA). Saat ini pemerintah Indonesia mendapatkan bantuan dari US yang bernama SEA. Kegiatan ini dilaksanakan di Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat, di mana wilayah perikanan tersebut di wilayah perairan Banda. Tiga wilayah tersebut termasuk di 14 lokasi MPA yang menjadi perhatian pemerintah AS dari 172 MPA yang telah ditetapkan dikelola oleh pemerintah pusat atau daerah,” jelas Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, Nilanto Perbowo.

BACA JUGA: Menteri Susi Sebut Pelaku Usaha Perikanan Tidak Jujur Soal Hasil Tangkapan

Nilanto mengatakan kemitraan USAID SEA menciptakan kebutuhan daerah akan adanya perikanan berkelanjutan dan konservasi laut yang lebih baik. Selain membantu nelayan setempat menggunakan peralatan dan praktik menangkap ikan yang aman bagi keberadaan stok ikan dan terumbu karang, program ini juga membantu masyarakat berperan dalam perlindungan sumber daya yang diandalkannya.

“USAID SEA juga bermitra dengan pemerintah daerah di kawasan timur Indonesia untuk mencegah penurunan stok ikan secara drastis melalui perencanaan dan kebijakan kelautan yang lebih efektif,” ujar Nilanto.

KKP sendiri memiliki target MPA sebesar 20 juta hektar pada tahun 2020. Terkait target ini Nilanto menyatakan bahwa KKP sudah memenuhi target tersebut di tahun 2018 dengan luas 20,97 juta hektar.

“Bu Susi meminta kepada kami bekerja lebih tekun lagi untuk mencapai 20 juta hektare tidak di 2020 tapi justru di 2018 untuk event OOC sehingga kami bekerja keras dan mencapai 20,87 juta hektare di tahun 2018 ini. Di OOC nanti kita menyampaikan ke seluruh dunia bahwa kita sudah peduli terhadap MPA, kita peduli terhadap lingkungan laut dengan MPA,” kata Direktur Konservasi Dan Keanekaragaman Hayati Laut KKP, Andi Rusandi.

Penulis: Dewi Purningsih

Top