KLHK Ajak Pemerintah Daerah Sukseskan Tiga Bulan Bersih Sampah

Reading time: 2 menit
tiga bulan bersih sampah
(Dari kiri ke kanan) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan Suryanto, Kepala DLH Musi Banyuasin Andi Wijaya Busro, Kepala DLH DKI Jakarta Isnawa Adji, Direktur Pengelolaan Sampah KLHK Sudirman, Walikota Balikpapan Rizal Effendi, Dirjen PSLB3 Rosa Vivien, Kepala DLH Surakarta Pompi Kiah Judi, Kepala DLH Kota Semarang Gunawan Saptogiri, Kepala DLH Palembang Faizal AR, Kepala Biro Humas KLHK Djati Witjaksono. Foto: greeners.co/Dewi Purningsih

Jakarta (Greeners) – Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengadakan pertemuan dengan beberapa perwakilan pemerintah daerah dari Jakarta, Palembang, Semarang, Balikpapan, Surakarta, dan Musi Banyuasin di KLHK. Pertemuan ini untuk membahas program kerja dari para kepala daerah terkait program Tiga Bulan Bersih Sampah (TBBS) yang telah dicanangkan KLHK melalui surat edaran Menteri LHK Nomor: SE.1/MenLHK/PSLB3/PLB.0/1/2018.

Mengenai pertemuan ini, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya KLHK Rosa Vivien Ratnawati menyatakan bahwa untuk mewujudkan Indonesia bersih tidak hanya kerja dari pemerintah pusat saja, namun juga perlu dukungan pemerintah daerah dan seluruh elemen masyarakat.

“Kita harus bekerjasama dengan pemerintah daerah guna dilaksanakannya pengelolaan sampah dengan baik. Surat Edaran nomor 1 tahun 2018 tentang HPSN mengimbau dan menilai bagaimana kerja dari para kepala daerah, gubernur, bupati, dan walikota di seluruh pemerintah daerah di Indonesia dengan program Tiga Bulan Bersih Sampah,” kata Vivien, Jakarta, Rabu (21/02/2018).

BACA JUGA: HPSN 2018, KLHK Agendakan ‘Tiga Bulan Bersih Sampah’

Terkait pengelolaan sampah, Walikota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan pemerintahannya mempunyai program unggulan untuk menyukseskan program TBBS dan sekaligus mempertahankan gelar sebagai Kota Terbersih sejak 1996. Program yang dimaksud adalah adanya kurikulum muatan lokal tentang lingkungan hidup di sekolah-sekolah Balikpapan dan sosialisasi pentingnya memilah sampah di rumah tangga.

“Kami membangun sekolah yang berdekatan dengan lingkungan jadi mereka betul-betul mencintai lingkungan dan tahu secara nyata. Kami juga terus mensosialisasikan pemilahan sampah dari sumber untuk pengurangan sampah yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir, seperti contohnya di wilayah Gunung Bahagia, Balikpapan,” ujar Rizal.

Kota Balikpapan sendiri memiliki APBD sebesar Rp 1,2 triliun dengan anggaran untuk lingkungan sebesar Rp 60 miliar per tahun. “Kami membangun Kota Bersih ini kurang lebih 30 tahun. Tidak bisa menjadi kota terbersih hanya dalam waktu satu atau dua tahun,” ungkap Suryanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Balikpapan.

BACA JUGA: HPSN 2018, Menteri Siti Nurbaya Ajak Komunitas Turut Peduli Sampah

Berbeda dengan Kota Balikpapan, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Musi Banyuasin Andi Wijaya Busro menyatakan bahwa daerahnya akan meluncurkan program Kampung Kelola Sampah pada 9 Maret 2018 mendatang. Konsep dari Kampung Kelola Sampah ini adalah pemilahan sampah yang dilakukan di rumah tangga kemudian sampah dikumpulkan, diangkut dan diolah di tingkat Rukun Tetangga (RT).

“Kami akan menerapkan di dua kampung dan kampung kelola sampah ini akan kami jadikan model untuk pengelolaan sampah di kampung-kampung lainnya. Pertama (akan diterapkan) di kota Sekayu, ibukota Musi Banyuasin, dan kalau berhasil akan kami sebarkan di seluruh Musi Banyuasin,” kata Andi.

Penulis: Dewi Purningsih

Top