Pemerintah Luncurkan 55 Alat Kesehatan untuk Penanganan Covid-19

Reading time: 3 menit
Alat Kesehatan
Ilustrasi seorang petugas sedang melakukan uji sampel. Foto: Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Jakarta (Greeners) – Sebanyak 55 produk konsorsium hasil riset dan inovasi anak bangsa diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo, pada Rabu, (20/5). Produk tersebut ditujukan untuk mempercepat penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia. Sembilan produk unggulan di antaranya telah melalui uji klinis dan siap diproduksi secara massal.

Pengembangan produk alat kesehatan telah dimulai sejak Maret lalu. Sebanyak dua dari tiga produk ventilator dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang bekerja sama dengan PT Len Industri maupun PT Dharma Polimetal dan telah siap diproduksi. Sementara satu ventilator merupakan hasil pengembangan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan telah melalui uji klinis serta siap diproduksi sebanyak 1.000 unit.

“Ternyata kita bisa membuatnya sendiri, tidak usah impor. Saya sangat optimistis bahwa hal-hal yang dulunya tidak pernah kita pikirkan dan hanya impor, sekarang ini kita bisa mandiri karena bisa memproduksinya sendiri,” kata Presiden saat meresmikan peluncuran produk-produk riset, teknologi, dan inovasi untuk percepatan penanganan Covid-19, Rabu, (20/05/2020).

Baca juga: Upaya Surveilans Perlu Diperketat Jika PSBB Dilonggarkan

Selain ventilator, terdapat pula RT-PCR test kit yang diproduksi sebanyak 100.000 unit dan dikembangkan oleh PT Bio Farma. Selain itu, alat uji cepat (rapid test) yang merupakan pengembangan dari PT Hepatika Mataram, BPPT, Universitas Airlangga, dan Universitas Gadjah Mada pun telah siap diproduksi sebanyak 1.000 unit. Ada pula imunomodulator dan artificial intelligence untuk deteksi Covid-19.

“Dan lebih dari itu, kita juga harus mampu menghasilkan vaksin sendiri. Saya gembira Lembaga Eijkman sudah mendapatkan data mengenai 7 urutan genom virus yang sangat berguna untuk pengembangan vaksin,” kata Jokowi.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga meluncurkan Mobile Biosafety Level 2/BSL2 Laboratory. Laboratorium ini ditujukan untuk menguji spesimen Covid-19 menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan memanfaatkan metode amplifikasi DNA virus SARS CoV-2. Ketepatan dan kecepatan hasil uji yang valid diperlukan untuk melakukan penanganan yang cepat dan tepat.

Presiden Joko Widodo

Presiden Joko Widodo saat melihat barang-barang hasil inovasi untuk mempercepat penanganan Covid-19. Foto: BPMI Sekretariat Kabinet.
Sumber: https://setkab.go.id/55-produk-alat-kesehatan-karya-anak-bangsa-untuk-tangani-covid-19/

Berdasarkan panduan Laboratory Biosafety Guidance Related to The Novel Coronavirus (2019-nCoV) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kegiatan pengujian Covid-19 yang tidak bersifat propagasi (misalnya sekuensing DNA) dapat dilakukan di laboratorium Biosafety Level-2. BSL-2 merupakan standar bagi laboratorium yang kegiatan pengujiannya berhubungan dengan organisme penyebab penyakit pada manusia dengan tingkat bahaya sedang (moderate). Laboratorium tersebut mensyaratkan protokol pengujian yang dapat mencegah kontaminasi virus di lingkungan sekitar serta memberikan perlindungan maksimum bagi petugas laboratorium.

Kepala BPOM, Penny Kusumastuti Lukito menyampaikan bahwa lima laboratorium pemerintah seperti PPPOMN dan laboratorium di emapt Balai Besar di Gorontalo, Makassar, Jayapura, dan Ambon mendukung percepatan pengujian spesimen Covid-19.

Baca juga: Emil Salim: Perkuat Swasembada Pangan untuk Hadapi Pandemi

Kapasitas pengujian spesimen sebanyak 300 sampel per hari dilakukan oleh PPPOMN, 200 sampel per hari oleh Balai POM di Gorontalo, 150 sampel per hari oleh Balai Besar POM di Makassar, 90 sampel per hari oleh Balai Besar POM di Jayapura, dan 180 sampel per hari oleh Balai POM di Ambon.

Hingga 19 Mei 2020, PPPOMN telah melakukan pengujian terhadap 1.065 sampel Covid-19. Selain PPPOMN, Badan POM juga memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) di 33 provinsi yang dilengkapi dengan fasilitas laboratorium terakreditasi. Beberapa di antaranya disebut telah memiliki peralatan Real Time PCR (RT-PCR) sehingga dapat digunakan untuk melakukan pengujian.

UPT Badan POM yang telah melakukan pengujian spesimen dan hasil ekstraksi spesimen Covid-19, yaitu Balai POM di Gorontalo (777 sampel), Balai Besar POM di Jayapura (41 sampel), Balai POM di Ambon (153 sampel), dan Balai Besar POM di Makasar yang mulai beroperasi melakukan pengujian spesimen pada 18 Mei 2020 (19 sampel).

Penulis: Dewi Purningsih

Top