Pemuda Bisa Atasi Masalah Lingkungan Melalui Penelitian

Reading time: 3 menit
penelitian
Sutradara film “Inventing Tomorrow" Laura Nix (paling kiri) dan Deputy Cultural Attache dari Kedutaan Besar Amerika di Indonesia Jed Taro Dornburg menerima cendera mata dari Sekretaris Utama LIPI Nur Tri Areis dalam acara Millenial Talks Research, Film & Young Inventor di Widya Graha LIPI, Jakarta, Senin (01/04/2019). Foto: LIPI

Jakarta (Greeners) – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggelar nonton bareng film dokumenter “Inventing Tomorrow” dalam acara Millennial Talks: Research, Film & Young Inventor. Film dokumenter yang digarap oleh sutradara Laura Nix ini menampilkan kisah inspiratif para ilmuwan remaja dari beberapa negara yaitu Indonesia, Hawaii, India dan Meksiko dalam mengatasi masalah lingkungan yang sangat kompleks saat ini.

Dalam film berdurasi 87 menit tersebut, Indonesia diwakili oleh sosok Intan Utami Putri dan Shofi Latifah Nuha Anfaresi. Keduanya adalah pelajar SMAN 1 Sungailiat, Bangka yang merupakan pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) LIPI tahun 2016. Keprihatinan terhadap dampak buruk pencemaran akibat aktivitas pertambangan timah di perairan pantai Bangka mendorong Intan dan Shofi untuk melakukan penelitian.

“Daerah pantai Bangka berair keruh akibat pembuangan hasil samping proses pengolahan biji timah. Lalu kami melakukan eksperimen menggunakan pasir timah dari laut Bangka untuk menurunkan kadar logam berat timbal pada hasil samping proses pengolahan biji timah,” jelas Intan saat dihubungi oleh Greeners melalui telepon, Senin (01/04/2019).

BACA JUGA: ICEL Minta KLHK Merevisi Kebijakan Pembuangan Air Limbah PLTU Batu Bara 

Intan mengatakan pertambangan yang dilakukan di Bangka banyak menyalahi aturan karena proses penambangan biji timah dan limbah logam beratnya langsung dibuang ke laut. Penelitian ini mencari jalan keluar bagaimana menurunkan konsentrasi dari logam berat timbal yang terdapat dalam proses biji timah tersebut.

“Dalam penelitian ini kami memodifikasi pasir laut dengan aktivasi yang bertujuan untuk membuka pori-pori pasir laut menggunakan larutan asam sulfat sehingga kemampuan penyerapan logam berat timbal pasir naik 96,7%. Penelitian ini kami lakukan di Pantai Penyusuk, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung. Pantai Penyusuk ini pun sudah tercemar berat kondisinya,” katanya.

Rekan Intan dalam penelitian ini, Shofi Latifah Nuha Anfaresi atau akrab disapa Nuha, mengatakan tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk menemukan alat penghasil air bersih dari proses pertambangan timah.

“Jadi proses akhir penelitian ini akan dibuat pilot project konsentrasi air pertambangan di mana air dari pertambangan ini akan diproses menjadi air bersih sehingga bisa dimanfaatkan masyarakat untuk aktivitas sehari-hari, misalnya mandi dan mencuci. Di Bangka sendiri pada musim panas air tanahnya tidak ada dan kebanyakan masyarakat di sana menggunakan air tambang untuk aktivitas sehari-hari mereka. Pilot project ini didukung oleh Selandia Baru dan Belgia di mana target penyelesaian proyek ini akhir April tahun ini,” ungkap Nuha.

Nuha mengatakan air penambangan ini sudah melebihi ambang batas karena angkanya lebih dari 0,3 part per million (ppm). Hal ini disebabkan oleh banyaknya penambangan ilegal yang dilakukan masyarakat dengan cara tradisional, berbeda dengan beberapa perusahaan tambang yang sudah memiliki pengolah limbah.

BACA JUGA: Limbah B3 dari Peleburan Logam Menumpuk di Jombang 

Proses pembuatan film dokumenter “Inventing Tomorrow” ini memakan waktu enam bulan dan akan ditayangkan di negara Amerika, Eropa, Inggris, Yunani, dan Asia di mana Indonesia terpilih menjadi negara pertama yang akan menyaksikan film ini.

“Kalau keseluruhan penelitiannya sudah memakan waktu 4 tahun, tapi untuk proses syuting film “Inventing Tomorrow” ini hanya 6 bulan. Dari film ini harapannya ke depan bisa memberikan dampak positif kepada lingkungan dan masyarakat dan juga mengajak generasi penerus bangsa untuk dapat menemukan solusi dari permasalahan lingkungan lewat meneliti,” ujarnya.

Plt. Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas LIPI, Mila Kencana mengatakan kegiatan Millennial Talks: Research, Film, &Young Inventor ini untuk menyadarkan kerusakan lingkungan telah menjadi persoalan besar yang semakin mengemuka. Keberadaan generasi muda dinilai penting sebagai agen perubahan untuk memecahkan persoalan-persoalan lingkungan lewat pendekatan berbasis sains.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Laura Nix. Laura mengatakan bahwa “Inventing Tomorrow” dilatarbelakangi keinginan untuk mendorong tumbuhnya semangat dan optimisme generasi muda dalam bidang sains karena sains tidak mengenal batas rasial.

“Sebelumnya bidang teknologi, teknik dan matematika sering dianggap hanya untuk mereka yang mengenakan jas laboratorium. Padahal, siapapun bisa melakukannya,” kata Laura.

Film “Inventing Tomorrow” masuk dalam nominasi Grand Jury Prize di Sundance Film Festival 2018 serta menjadi pemenang Documentary Competition Award dalam Seattle International Film Festival 2018.

Penulis: Dewi Purningsih

Top