PMI Siaga Bencana, BMKG : Waspada Curah Hujan Tinggi

Reading time: 2 menit
Masyarakat perlu mewaspadai dampak curah hujan tinggi di wilayah rentan bencana. Foto: Shutterstock

Jakarta (Greeners) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai peningkatan curah hujan saat periode musim hujan. BMKG memperkirakan puncak musim hujan terjadi Desember 2021 hingga Februari 2022.

Puncak musim hujan di berbagai wilayah bervariasi dalam periode tersebut. Oleh sebab itu, perlu memperkuat kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan, BMKG sudah mengamati tren peningkatan curah hujan mulai terjadi pada Oktober 2021.

“Curah hujan saat ini sedang masyarakat Indonesia alami sudah mulai meningkat,” katanya dalam diskusi virtual di Jakarta, Sabtu (6/11).

BMKG lanjutnya sudah membuat analisis jangka pendek hingga jangka panjang dari kondisi cuaca yang sedang berlangsung. Menurutnya, BMKG memaksimalkan informasi cuaca tujuh hari ke depan.

“Dari analisis itu, puncak curah hujan pada bulan Desember, Januari dan Februari. Lebih banyaknya di bulan Februari,” ucapnya.

Hary menjelaskan, pada bulan November 2021 sudah memasuki peningkatan intensitas hujan. Pada bulan tersebut, sebanyak 28-30% daerah di Indonesia sudah memasuki transisi musim pancaroba.

Dalam periode tersebut perlu waspada peningkatan curah hujan. Selanjutnya pada Desember 2021 curah hujan pun perkiraannya semakin meningkat.

Sebaran Curah Hujan Menengah-Tinggi di Indonesia

Hary mengatakan, pada November 2021 hingga Desember 2021 curah hujan telah berada di kategori menengah hingga tinggi lebih dari 50 mm per bulan. Kondisi ini terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam bagian barat, Sumatera Utara bagian barat, Sumatera Selatan bagian selatan, Bengkulu bagian selatan, Jawa Barat bagian selatan, Sulawesi Barat bagian tengah dan Papua bagian tengah.

“Memasuki Januari 2022- Februari 2022 curah hujan kategori menengah hingga sangat tinggi, prakiraannya terjadi di daerah Sulawesi Tenggara bagian utara, Papua barat bagian tengah dan Papua bagian tengah,” paparnya.

Serta pada bulan Maret 2022 – April 2022 pada umumnya berada di kategori menengah tinggi dengan curah hujan yang sangat tinggi lebih dari 50 mm per bulan prakiraannya terjadi di daerah Papua bagian barat dan Papua bagian tengah.

Oleh sebab itu masyarakat harus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir karena curah hujan tinggi.

Banjir salah satu bencana hidrometeorologi saat puncak musim hujan. Foto: Shutterstock

PMI Siaga Hadapi Potensi Bencana

Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI) Sudirman Said mengungkapkan, PMI terus mengingatkan masyarakat untuk bersama siaga dan siap menghadapi potensi bencana. Terkait hal itu, PMI telah menyiapkan tangki air, ambulans serta kesiagaan markas PMI di seluruh kota dan provinsi di Indonesia.

Saat ini seluruh markas PMI diminta mengecek perkembangan cuaca dan ketinggian air di tempat tertentu untuk mengetahui ancaman banjir ataupun longsor.

“Enam jam pascabencana, PMI harus bergerak cepat datang ke lokasi dan melakukan rescue,” imbuhnya.

Dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana lanjutnya, PMI sudah memiliki data potensi risiko bencana kecil hingga tinggi di setiap wilayah.

“Bencana itu penuh dengan kejutan yang tiba – tiba, Banjarmasin puluhan tahun tidak pernah terjadi banjir besar. Tapi tahun lalu telah mengalaminya, jadi yang seperti itu, kita selalu siap dengan segala kemungkinan,” ucap Sudirman.

Oleh sebab itu lanjutnya, koordinasi menjadi kunci dalam memperkuat kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Penulis : Ihya Afayat

Top